



Larangan Bawa HP ke Sekolah untuk SD-SMP di Bekasi, Psikolog Ungkap Dampak Positifnya
Pemerintah Kota Bekasi resmi melarang siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) membawa ponsel ke sekolah mulai tahun ajaran baru 2025/2026.
Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Senin (30/6/2025), di Plaza Pemkot Bekasi.
Tri mengatakan larangan tersebut bertujuan agar pelajar kembali fokus ke metode pembelajaran konvensional, termasuk saat mengikuti ujian.
"Kita balik lagi back to basic, bagaimana pembelajaran secara manual," ujarnya.
Psikolog ungkap HP bisa mengganggu fokus anak
Psikolog anak dan remaja, Mutia Aprilia Permata Kusumah, M.Psi, menilai ponsel merupakan salah satu sumber gangguan konsentrasi bagi anak-anak, terutama saat proses belajar berlangsung.
“Bahkan kalau handphone-nya tidak berbunyi, hanya bergetar atau menampilkan notifikasi di layar, itu sudah cukup untuk mengalihkan perhatian anak dari pelajaran,” kata Mutia kepada Kompas.com, Selasa (1/7/2025).
Ia menjelaskan adanya proses perpindahan fokus dari pelajaran ke ponsel, meskipun terjadi dalam hitungan detik, tetapi dapat menguras energi kognitif anak.
Anak perlu waktu untuk mengembalikan fokus, dan jika gangguan terjadi berulang kali, menurutnya kualitas belajarnya akan menurun.
Godaan mengakses HP tinggi, meski sudah mode airplane
Mutia juga menambahkan, godaan untuk menggunakan HP tetap tinggi, meski perangkat dalam mode airplane.
Ketika anak merasa bosan atau kesulitan memahami pelajaran, keberadaan HP di genggaman bisa mendorong mereka membuka galeri foto, melihat file lama, atau mencoba mengakses aplikasi lain.
“Nah, kalau misalnya handphone-nya dihilangkan, di remove dari sekolah ya tentunya jumlah sumber distraksinya berkurang,” ujarnya.
Dengan begitu, menurut Mutia ada harapan untuk membantu anak lebih fokus belajar.
Sekolah perlu siapkan dukungan sistem
Meski mendukung kebijakan larangan HP, Mutia menekankan perlunya dukungan teknis dari pihak sekolah agar transisi berjalan lancar.
Salah satunya, sekolah perlu menyiapkan sistem seperti penjemputan yang tertib agar anak tetap aman meski tidak bisa menghubungi orangtua lewat ponsel.
“Misalnya, anak kelas satu menunggu di area A, kelas dua di area B, dan orangtua diberi tahu jam dan lokasi penjemputan secara jelas,” ujarnya.
Tag: #larangan #bawa #sekolah #untuk #bekasi #psikolog #ungkap #dampak #positifnya