8 Masalah Serius dalam Hubungan Percintaan, Waktunya Kamu Evaluasi!
lustrasi pacaran (Pexels)
16:33
1 Mei 2025

8 Masalah Serius dalam Hubungan Percintaan, Waktunya Kamu Evaluasi!

Tidak semua masalah hubungan bisa diselesaikan lewat terapi. Dalam beberapa kasus, bahkan terapis pun tak bisa berbuat banyak.

Menurut psikolog John Gottman, salah satu kunci keberhasilan terapi pernikahan adalah ketika pasangan masih suka satu sama lain.

Jika dua-duanya masih punya niat baik, saling menghargai, dan mau berbicara jujur, peluang hubungan bisa diselamatkan akan jauh lebih besar.

Namun, jika salah satu pihak sudah tidak memiliki niat atau bahkan sudah setengah hati, terapi pun tidak akan banyak membantu.

Dikutip dari laman Your Tango, berikut 8 masalah serius yang sering kali tidak bisa diperbaiki meski kamu sudah ke terapis sekalipun.

Ilustrasi pernikahan (pexels.com/Daria Obymaha)Ilustrasi pernikahan (pexels.com/Daria Obymaha)

1. Masalah kesehatan mental yang tidak tertangani

Jika salah satu atau dua orang memiliki gangguan kesehatan mental yang belum ditangani, terapi pasangan bisa terasa sia-sia.

Sebelum bisa memperbaiki hubungan, masalah pribadi ini harus ditangani dulu lewat terapi individu atau pengobatan.

"Tanpa penanganan terhadap akar masalahnya, hubungan sulit berkembang," beber Claire Waismann, pendiri Waismann Method dan Domus Retreat.

2. Tidak ada niat untuk memperbaiki

Jika dalam hati kamu sudah tidak ingin melanjutkan hubungan dan hanya ikut terapi agar terlihat berusaha, hasilnya akan nihil.

Niat dan keinginan untuk memperbaiki hubungan harus datang dari kedua belah pihak dan bukan cuma untuk formalitas belaka.

"Kalau saat membayangkan masa depan kamu tidak melihat pasanganmu di sana, terapi tidak akan membantu," ungkap love coach, Erika Jordan.

3. Menolak untuk berubah menjadi lebih baik

Terapi tidak akan berhasil kalau kamu atau pasanganmu menolak untuk mengubah perilaku, cara berpikir, atau pola komunikasi lebih baik.

Perubahan butuh kemauan dan kerja keras dari dalam diri. Pasalnya, jika tidak, percuma saja datang ke sesi konseling berkali-kali.

"Tanpa keterbukaan dan kesediaan berubah, terapi hanya akan jadi ajang curhat sepihak," kata terapis, Miki Anderson.

4. Masih terjebak di masa lalu

Terapi bisa membantu pasangan berdamai dengan masa lalu, tapi tidak bisa menghapus kejadian buruk yang sudah terjadi, seperti perselingkuhan atau trauma masa lalu.

Jika salah satu pihak terus memelihara luka dan enggan memaafkan, maka hubungan yang sedang mereka jalani akan sulit bergerak maju.

"Terapis bisa bantu kamu memproses masa lalu, tapi tidak bisa membuat kamu melupakannya," jelas psikolog, Dr. Cortney Warren.

5. Punya nilai dan tujuan hidup yang berbeda

Mau sekompak apa pun, jika kamu dan pasangan punya visi hidup yang benar-benar berbeda itu akan menjadi bom waktu. Terapi tidak bisa menyulap prinsip hidup seseorang.

"Kalau satu mau anak, satu enggak. Satu mau hidup keliling dunia, satu mau tinggal di kampung halaman, itu bukan hal yang bisa didamaikan lewat terapi," beber terapis, Eva Van Prooyen.

6. Kehilangan kepercayaan karena perselingkuhan

Beberapa pasangan bisa memaafkan perselingkuhan, tapi banyak juga yang tidak. Jika luka akibat pengkhianatan terlalu dalam dan kepercayaan sudah hancur, terapi pun bisa tak berefek.

"Beberapa luka terlalu dalam untuk disembuhkan, meski sudah mencoba terapi," jelas psikolog, Dr. Barbara Becker Holstein.

7. Punya visi pernikahan yang berbeda

Kadang kamu dan pasangan ternyata tidak satu frekuensi sejak awal dan baru sadar setelah menikah.

Jika kamu membayangkan pernikahan sebagai tim yang saling dukung, sementara pasanganmu maunya hidup masing-masing, itu bakal jadi konflik berkepanjangan.

8. Kepribadian yang terlalu bertolak belakang

Jika karakter dasar kalian terlalu berseberangan dan tidak ada usaha untuk menjembataninya, terapi pun sulit jadi solusi.

Apalagi jika salah satu pihak dingin, susah menunjukkan emosi, atau bahkan sengaja menyakiti pasangan secara verbal.

Editor: Nur Khotimah

Tag:  #masalah #serius #dalam #hubungan #percintaan #waktunya #kamu #evaluasi

KOMENTAR