10 Jenis Obat Ini Tak Boleh Dicampur dengan Alkohol, Memicu Berbagai Efek Samping Bagi Tubuh
ilustrasi minum obat. Sumber foto: Freepik
18:22
25 Januari 2024

10 Jenis Obat Ini Tak Boleh Dicampur dengan Alkohol, Memicu Berbagai Efek Samping Bagi Tubuh

- Semua obat pasti disertai dengan peringatan tempat penyimpanan atau menjauhkannya dari jangkauan anak-anak, juga kemungkinan interaksi obat dan alkohol.

Jika mencampurkan alkohol dengan obat-obatan tertentu, hal tersebut dapat menyebabkan mual, muntah, kantuk, dan reaksi lainnya. Pengobatan pun menjadi kurang efektif.

Umumnya disarankan untuk menghindari alkohol saat minum obat karena dapat mengganggu kemanjuran obat dan dapat memperburuk efek samping, kata pakar penyakit dalam P Venkata Krishnan.

Dikutip JawaPos.com dari Healthshots, Kamis (25/1), menurut ahli, terdapat beberapa obat yang umumnya tidak boleh dicampur dengan alkohol:

1. Antidepresan

Antidepresan seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) digunakan untuk meringankan gejala depresi.

Ia bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak, meningkatkan suasana hati, dan memulihkan rasa sejahtera yang pada akhirnya membantu mengurangi gejala depresi.

Jika dikonsumsi dengan alkohol, antidepresan dapat memperparah rasa kantuk dan mengganggu koordinasi.

Hal ini juga dapat mengurangi efektivitas pengobatan, membuat gejala depresi menjadi lebih buruk dari sebelumnya, kata sang ahli.

2. Benzodiazepine

Benzodiazepine seperti Xanax digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan dan serangan panik.

Mereka meningkatkan efek menenangkan dari neurotransmitter yang disebut asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak menghasilkan relaksasi dan mengurangi kecemasan.

Bila diminum dengan alkohol, Benzodiazepine meningkatkan sedasi dan risiko depresi pernapasan juga meningkat.

Kombinasi ini cukup berbahaya karena dapat menyebabkan rasa kantuk yang parah, masalah ingatan, dan overdosis.

3. Antipsikotik

Antipsikotik seperti Clozapine diresepkan untuk mengobati kondisi seperti skizofrenia, membantu mengatur neurotransmiter untuk meringankan halusinasi, delusi, dan gejala psikosis lainnya.

Asupannya dengan alkohol memperkuat efek obat penenang antipsikotik, meningkatkan risiko pusing, kantuk, dan gangguan penilaian.

4. Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

NSAID seperti Ibuprofen diresepkan untuk mengurangi rasa sakit, peradangan, dan demam dengan menghambat prostaglandin yang merupakan mediator peradangan.

Mengkonsumsi NSAID dengan alkohol dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal dan bisul karena keduanya dapat mengiritasi lapisan lambung, kata Venkata.

5. Antikoagulan

Antikoagulan seperti Warfarin bekerja mencegah pembentukan bekuan darah, mengurangi risiko stroke dan trombosis vena dalam dengan menghambat proses pembekuan darah.

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko perdarahan bila dikonsumsi dengan antikoagulan, berpotensi menyebabkan konsekuensi parah seperti pendarahan internal.

6. Opioid

Opioid termasuk Oxycodone diresepkan untuk mengatasi nyeri parah. Mereka adalah pereda nyeri ampuh yang bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengurangi ketidaknyamanan.

Menggabungkan opioid dengan alkohol memperburuk depresi sistem saraf pusat meningkatkan risiko gagal napas, rasa kantuk yang ekstrem, dan overdosis.

7. Obat diabetes

Obat diabetes seperti Metformin membantu mengendalikan kadar gula darah pada penyandang diabetes.

Ia bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi produksi glukosa di hati.

Mengkonsumsi obat-obatan ini dengan alkohol dapat mengakibatkan hipoglikemia, pusing, dan gangguan fungsi kognitif.

8. Muscle relaxant

Relaksan otot seperti Baclofen diresepkan untuk meredakan kejang dan ketegangan otot.

Mereka bekerja dengan bekerja pada sistem saraf pusat untuk mengurangi hiperaktif otot.

Menggabungkan pelemas otot dengan alkohol dapat meningkatkan rasa kantuk dan pusing sehingga meningkatkan risiko kecelakaan dan jatuh.

9. Disulfiram

Disulfiram digunakan untuk mengobati ketergantungan alkohol dengan menyebabkan reaksi tidak menyenangkan seperti mual jika alkohol dikonsumsi sehingga membuat individu enggan minum.

Mengkonsumsi alkohol saat menggunakan obat itu menyebabkan ketidaknyamanan parah termasuk mual, muntah, dan sakit kepala.

10. Acetaminophen atau paracetamol

Acetaminophen merupakan pereda nyeri dan pereda demam yang biasa digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan hingga sedang dan menurunkan demam tanpa efek antiinflamasi yang terkait dengan NSAID.

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati karena keduanya dimetabolisme oleh hati.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #jenis #obat #boleh #dicampur #dengan #alkohol #memicu #berbagai #efek #samping #bagi #tubuh

KOMENTAR