



Psikolog Ungkap: Orang yang Tidak Punya Anak Cenderung Lebih Bahagia daripada Para Orang Tua, Cek 7 Alasannya!
- Kita sering mendengar bahwa memiliki anak adalah kunci menuju kehidupan yang bahagia dan memuaskan. Namun, benarkah demikian? Psikolog telah mempelajari pertanyaan ini selama bertahun-tahun, dan penelitian mereka mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan.
Psikolog mengungkapkan bahwa orang yang tidak punya anak cenderung lebih bahagia dibandingkan para orang tua.
Bukan berarti memiliki anak itu buruk, tapi realitanya, banyak orang dewasa tanpa anak yang melaporkan tingkat kepuasan hidup lebih tinggi. Lalu, apa alasannya?
Dilansir dari laman News Reports pada Rabu (19/2) ini dia tujuh faktor yang dijelaskan oleh psikologi!
1. Kebahagiaan Bukan Hanya tentang Memiliki Keluarga
Selama ini, banyak orang percaya bahwa kebahagiaan sejati datang dari memiliki keluarga sendiri. Namun, penelitian justru menunjukkan bahwa orang yang tidak punya anak sering merasa lebih bahagia.
Psikolog terkenal Daniel Kahneman pernah berkata, "Orang-orang paling bahagia ketika mereka punya waktu untuk menikmati kesenangan hidup yang sederhana." Dan itulah yang bisa dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki anak, yakni: lebih banyak waktu untuk hobi, mengejar karier, membangun hubungan sosial, atau sekadar menikmati hidup tanpa tekanan tambahan.
2. Lebih Banyak Waktu Berarti Lebih Banyak Kebahagiaan
Psikolog Mihaly Csikszentmihalyi, yang terkenal dengan konsep flow, menjelaskan bahwa kendali atas waktu sangat berpengaruh pada kebahagiaan.
Memiliki anak tentu membawa kebahagiaan tersendiri, tapi realitanya, para orang tua sering merasa kelelahan karena waktu mereka lebih banyak tersita untuk mengurus anak. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki anak bisa memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang benar-benar membuat mereka bahagia, seperti perjalanan, karier, atau sekadar bersantai.
3. Menjadi Orang Tua Itu Menyenangkan, Tapi Juga Sangat Sulit
Kehadiran anak memang membawa kebahagiaan, tapi tanggung jawab sebagai orang tua bisa sangat menguras energi dan emosi.
Kurang tidur, beban finansial, hingga kekhawatiran tentang masa depan anak sering membuat para orang tua merasa stres. Psikolog Paul Dolan bahkan mengatakan bahwa wanita cenderung kurang bahagia setelah memiliki anak, karena mereka sering kali memikul lebih banyak tanggung jawab dalam pengasuhan.
4. Kebebasan Itu Berharga
Psikolog Edward Deci menekankan bahwa memiliki kendali atas hidup sendiri membawa kepuasan yang lebih besar.
Bagi orang yang tidak punya anak, kebebasan ini bisa berarti kemampuan untuk mengambil keputusan tanpa harus mempertimbangkan kebutuhan anak lebih dulu. Mereka bisa berpindah pekerjaan, bepergian, atau mengejar impian tanpa batasan besar yang sering dirasakan oleh para orang tua.
5. Tanggung Jawab yang Besar Tidak Selalu Membawa Kepuasan yang Lebih Besar
Banyak yang berpikir bahwa semakin besar tanggung jawab, semakin besar pula kepuasan hidup. Tapi kenyataannya? Penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi yang terlalu tinggi justru bisa menyebabkan kekecewaan.
Seperti yang dikatakan psikolog Barry Schwartz, “Rahasia kebahagiaan adalah ekspektasi yang rendah.” Banyak orang tua yang berharap bahwa memiliki anak akan membawa kebahagiaan tanpa akhir, tetapi pada kenyataannya, tanggung jawab besar ini sering kali lebih membebani daripada yang mereka bayangkan.
6. Hubungan yang Bermakna Lebih Berpengaruh pada Kebahagiaan daripada Memiliki Anak
Psikolog George Vaillant, yang memimpin Studi Harvard tentang Perkembangan Orang Dewasa, menyimpulkan bahwa hubungan yang dalam dan bermakna adalah kunci kebahagiaan sejati.
Orang yang tidak punya anak sering kali memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk membangun hubungan yang kuat dengan pasangan, teman, atau keluarga mereka. Tanpa tekanan mengasuh anak, mereka bisa lebih fokus pada hubungan yang benar-benar membuat mereka bahagia.
7. Masyarakat Menekan Kita untuk Punya Anak, Tapi Itu Tidak Berarti Cocok untuk Semua Orang
Sejak kecil, kita sering diajarkan bahwa memiliki anak adalah langkah "alami" dalam hidup. Tapi benarkah itu satu-satunya jalan menuju kebahagiaan?
Psikolog Carl Jung pernah berkata, “Hak istimewa seumur hidup adalah menjadi diri Anda yang sebenarnya.” Dengan kata lain, kebahagiaan sejati datang dari menjalani hidup sesuai dengan keinginan kita sendiri, bukan sekadar mengikuti ekspektasi masyarakat.
Bagi sebagian orang, membangun keluarga adalah impian mereka. Namun, bagi yang lain, kebahagiaan datang dari kebebasan, mengejar impian, atau sekadar menikmati hidup dengan caranya sendiri. Dan itu tidak apa-apa.
Jadi, apakah orang yang tidak punya anak lebih bahagia daripada para orang tua? Jawabannya tergantung pada definisi kebahagiaan masing-masing orang. Namun, dari sudut pandang psikologi, mereka yang tidak memiliki anak sering kali melaporkan kebahagiaan lebih tinggi karena memiliki lebih banyak kebebasan, lebih sedikit stres, dan lebih banyak waktu untuk menikmati hidup.
Tag: #psikolog #ungkap #orang #yang #tidak #punya #anak #cenderung #lebih #bahagia #daripada #para #orang #alasannya