Jadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas, Ini Strategi Pengembangan Labuan Bajo Agar Berkelanjutan dan Inklusif
Labuan Bajo yang terletak di Nusa Tenggara Timur, adalah salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. Dengan keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya, Labuan Bajo telah menjadi destinasi favorit wisatawan domestik dan internasional.
Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur yang komprehensif menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan pariwisata di kawasan ini. Hal itu juga yang menjadi latar belakang, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), bersama dengan berbagai pemangku kepentingan dan ahli pariwisata, saat ini tengah menyusun Buku Putih Kepariwisataan Labuan Bajo Flores.
Buku Putih ini akan menjadi dokumen kebijakan yang mengidentifikasi tantangan strategis dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berkualitas di wilayah tersebut.
Ilustrasi Labuan Bajo (Google Maps)"Pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi kunci agar daerah ini tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang tanpa merusak keindahan dan kekayaan alam, serta eksistensi budayanya. Buku Putih ini diharapkan dapat memberikan panduan yang mendalam dan terperinci untuk pengembangan parekraf di Labuan Bajo Flores," ujar Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, dalam keterangannya baru-baru ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Crispin Mesima, menambahkan bahwa Buku Putih ini bukan hanya dokumen perencanaan, melainkan pedoman strategis yang akan memandu pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Labuan Bajo.
Isu strategis utama dalam Buku Putih Kepariwisataan Labuan Bajo Flores antara lain: 1) Konservasi dan Keberlanjutan, 2) Tata Ruang, 3) Kelautan, 4) Sosial-Budaya, 5) Keamanan, 6) SDM dan Kelembagaan, 7) Pengelolaan Sampah, 8) Rantai Pasok, 9) Infrastruktur, dan 10) Tata Kelola. Setiap isu dipetakan berdasarkan temuan lapangan dan disertai rekomendasi tindak lanjut bagi pihak berwenang.
Proses penyusunan Buku Putih ini melibatkan berbagai pihak, termasuk hasil evaluasi lapangan selama empat tahun terakhir serta diskusi dengan pakar, seperti Prof. Christian Fenie dan Agus Pambagio. Draft Buku Putih, yang telah didiskusikan dalam FGD pada 23 Agustus 2024, memetakan isu-isu strategis seperti konservasi, tata ruang, kelautan, sosial-budaya, keamanan, SDM, rantai pasok, dan infrastruktur.
Buku Putih ini direncanakan akan diluncurkan pada 27 September 2024 bertepatan dengan Hari Pariwisata Sedunia, dan diharapkan memberikan panduan kebijakan yang berdasarkan analisis dan data relevan untuk pengembangan Labuan Bajo ke depan.
Baca Juga: Hilma Hendriyani Bongkar Rahasia Hotel Berbintang Ciptakan 'Guest Experience' Tak Terlupakan
Tag: #jadi #destinasi #pariwisata #super #prioritas #strategi #pengembangan #labuan #bajo #agar #berkelanjutan #inklusif