7 Alasan Pria Selingkuh, Menurut Penelitian: Mengungkap Kompleksitas di Balik Perilaku Tak Setia dari Kacamata Psikologi
Ilustrasi seorang pria yang selingkuh dari pasangannya./(Freepik/Drazen Zigic)
12:02
21 September 2024

7 Alasan Pria Selingkuh, Menurut Penelitian: Mengungkap Kompleksitas di Balik Perilaku Tak Setia dari Kacamata Psikologi

Perselingkuhan, sebuah fenomena yang kerap mengguncang fondasi hubungan, telah menjadi subjek penelitian mendalam dalam ranah psikologi.

Di balik tindakan yang tampaknya impulsif ini, tersembunyi berbagai faktor kompleks yang mendorong seseorang untuk melanggar komitmen dan kepercayaan.

Mengapa seseorang memilih selingkuh daripada mengakhiri hubungan yang tidak lagi memuaskan?

Mengapa godaan untuk mencari kebahagiaan di luar ikatan yang ada begitu kuat, bahkan ketika konsekuensinya dapat menghancurkan?

Penelitian dalam psikologi evolusioner, attachment theory, dan neurosains telah mengungkap beberapa alasan mengejutkan di balik perilaku ini.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam tujuh alasan utama mengapa pria selingkuh, berdasarkan temuan-temuan penelitian psikologi.

Dengan memahami akar permasalahan ini, kita dapat lebih memahami dinamika hubungan dan mengambil langkah-langkah untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan memuaskan.

Seperti yang telah Jawa Pos rangkum dari pelbagai sumber yang dilansir dari Psychology Today hingga Sciencedirect.com, Sabtu (21/9), mari kita telaah lebih lanjut tujuh alasan balik perilaku pria yang selingkuh, menurut penelitian psikologi:

1. Terjebak Zona Nyaman dan Menginginkan Kegembiraan Baru

Selingkuh sering kali menjadi jalan keluar bagi para pria yang merasa terperangkap dalam hubungan yang monoton dan kehilangan gairah.

Pria mungkin mencari petualangan dan kegembiraan dalam perselingkuhan, namun mereka tetap menginginkan keamanan dan kenyamanan dari hubungan utama mereka.

Namun, sensasi ini semu semata, karena pada akhirnya, selingkuh hanya akan menciptakan konflik batin dan menghancurkan kepercayaan.

2. Ketakutan akan Ketidakpastian

Mengakhiri hubungan yang tidak lagi memuaskan adalah langkah yang menakutkan bagi banyak pria.

Ketidakpastian tentang masa depan, kemungkinan kesendirian, dan kekhawatiran akan penyesalan dapat mendorong seseorang untuk mencari pelarian melalui selingkuh.

Namun, alih-alih menghadapi masalah dalam hubungan secara langsung, selingkuh hanya akan memperumit situasi dan menunda penyelesaian yang sebenarnya.

3. Merasa Terjebak

Perasaan terjebak dalam hubungan yang tidak lagi memberikan kebahagiaan atau kepuasan dapat memicu keinginan untuk mencari pelarian melalui selingkuh.

Kurangnya komunikasi yang efektif, ketidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan, atau rasa tidak dihargai dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan putus asa.

Namun, apa pun alasan dan pembelaannya, tetap saja selingkuh bukanlah solusi, melainkan jalan pintas yang hanya akan memperburuk masalah yang ada.

4. Menyukai Sensasi Kerahasiaan

Bagi sebagian pria, sensasi kerahasiaan dan petualangan yang menyertai perselingkuhan dapat menjadi candu.

Kegembiraan yang terlarang, adrenalin yang terpacu, dan perasaan memiliki sesuatu yang istimewa dapat memberikan kepuasan sementara.

Namun, sensasi ini semu dan tidak berkelanjutan, apalagi dampak negatifnya pada hubungan dan kepercayaan dapat berlangsung lama.

5. Dopamin dan Kecanduan

Selingkuh bukan hanya masalah moral atau pilihan, tetapi juga dipengaruhi oleh proses kimiawi dalam otak.

Dopamin, hormon yang terkait dengan perasaan senang dan penghargaan, dilepaskan saat kita mengalami sesuatu yang baru dan menyenangkan, termasuk perselingkuhan.

Hal ini dapat menciptakan kecanduan terhadap sensasi tersebut, membuat seseorang sulit untuk berhenti meskipun menyadari konsekuensinya.

6. Ketidakamanan dalam Hubungan

Pria yang merasa tidak aman dalam hubungan, terutama yang memiliki gaya keterikatan (attachment styles) cemas atau menghindar, lebih rentan untuk selingkuh.

Mereka mencari validasi dan perhatian dari luar ketika merasa tidak dicintai atau dihargai dalam hubungan utama.

Namun, selingkuh bukanlah cara yang sehat untuk mengatasi ketidakamanan, melainkan hanya akan memperkuat pola pikir negatif dan merusak hubungan yang ada.

7. Terlalu Fokus pada Pembelaan dan Pembenaran Diri

Pria yang selingkuh sering kali mencari pembelaan dan pembenaran untuk tindakan mereka.

Mereka mungkin menyalahkan pasangan, merasa berhak mendapatkan yang lebih baik, atau meminimalkan dampak dari perselingkuhan.

Pembenaran diri ini adalah mekanisme pertahanan untuk menghindari rasa bersalah dan tanggung jawab.

Namun, pada akhirnya, pembenaran diri hanya akan menunda penyelesaian masalah dan mencegah pertumbuhan pribadi.

Memahami alasan-alasan ini tidak berarti membenarkan perselingkuhan, melainkan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kompleksitas perilaku manusia.

Dengan kesadaran dan upaya yang tepat, kita dapat membangun hubungan yang didasari oleh kejujuran, kepercayaan, dan komitmen yang kuat, sehingga terhindar dari godaan perselingkuhan dan menciptakan kebahagiaan yang sejati bersama pasangan.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #alasan #pria #selingkuh #menurut #penelitian #mengungkap #kompleksitas #balik #perilaku #setia #dari #kacamata #psikologi

KOMENTAR