Trump Tetapkan Lagi Houthi Sebagai Organisasi Teroris setelah Sempat Dicabut oleh Biden
Presiden Donald Trump. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menetapkan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris. 
08:10
24 Januari 2025

Trump Tetapkan Lagi Houthi Sebagai Organisasi Teroris setelah Sempat Dicabut oleh Biden

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menetapkan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris.

"Presiden AS telah memulai langkah untuk kembali menunjuk Houthi Yaman sebagai 'organisasi teroris asing'," kata Gedung Putih, dikutip dari Al Jazeera.

Keputusan ini termasuk dalam perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Rabu (22/1/2025).

Namun meski begitu, Trump masih meminta Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk menyusun laporan terkait penunjukan tersebut dalam waktu 30 hari.

Penyusunan laporan ini juga melibatkan konsultasi dengan Direktur Intelijen Nasional dan Menteri Keuangan.

Setelah itu, Rubio diberi tenggat waktu 15 hari untuk “mengambil semua tindakan yang diperlukan” terkait penunjukan kelompok Houthi.

Menurut Gedung Putih, tinjauan status Houthi lebih bersifat formalitas. 

Hal ini mengingat Rubio, yang sebelumnya menyerukan penunjukan ulang kelompok tersebut saat masih menjadi senator, telah diarahkan untuk merekomendasikan langkah tersebut. 

Sebelumnya, pada masa akhir jabatan pertamanya, Trump telah memasukkan kelompok Houthi ke dalam daftar “organisasi teroris asing” dan entitas “Teroris Global yang Ditunjuk Khusus” (Specially Designated Global Terrorist/SDGT).

Namun, kebijakan ini sempat dibatalkan oleh mantan Presiden AS Joe Biden beberapa minggu setelah menjabat. 

Menurut Menteri Luar Negeri saat itu, Antony Blinken keputusan itu diambil lantaran meninjau keadaan Yaman pada saat itu.

"Keputusan tersebut diambil karena adanya pengakuan atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman," kata Blinken.

Meski begitu, pada Januari tahun lalu, pemerintahan Biden memberlakukan kembali penunjukan SDGT untuk kelompok Houthi sebagai respons atas serangan yang mereka lakukan terhadap kapal komersial di Laut Merah.

Biden Dituding Terapkan Kebijakan yang Lemah

Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintahan Biden dianggap lemah.

Sehingga ini mendorong kelompok Houthi untuk melakukan serangkaian serangan. 

Data yang dirilis Gedung Putih menunjukkan bahwa Houthi telah menembaki kapal perang Angkatan Laut AS puluhan kali, menargetkan kapal komersial lebih dari 100 kali, dan menyerang infrastruktur sipil di negara-negara mitra AS.

Menurut Gedung Putih, dengan terpilihnya Trump sebagai presiden menjadi kesempatan untuk memasukkan Houthi ke kelompok teroris.

“Di bawah Presiden Trump, sekarang menjadi kebijakan Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan mitra regionalnya untuk menghilangkan kemampuan dan operasi Houthi, merampas sumber daya mereka, dan dengan demikian mengakhiri serangan mereka terhadap personel dan warga sipil AS, mitra AS, dan pelayaran maritim di Laut Merah,” kata Gedung Putih.

Dampak pada Lembaga Bantuan

Setelah penunjukan ulang Houthi sebagai organisasi teroris asing, Trump menginstruksikan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk menghentikan hubungan dengan entitas yang diketahui melakukan pembayaran kepada kelompok tersebut. 

Selain itu, Trump menganggap langkah ini bertujuan untuk melawan segala bentuk dukungan terhadap kelompok pemberontak, yang diklaim presiden AS sebagai tindakan yang “sambil menutup mata terhadap terorisme.”

Keputusan ini muncul hanya beberapa jam setelah kelompok Houthi mengumumkan bahwa mereka telah membebaskan awak kapal kargo Galaxy Leader. 

Kapal tersebut sebelumnya disita oleh kelompok yang diduga bersekutu dengan Iran tak lama setelah dimulainya perang Israel di Gaza. 

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Houthi dan Donald Trump 

Editor: Sri Juliati

Tag:  #trump #tetapkan #lagi #houthi #sebagai #organisasi #teroris #setelah #sempat #dicabut #oleh #biden

KOMENTAR