Gencatan Senjata Mendekat: Penarikan Pasukan Israel di Rafah
Langkah ini dilaporkan dilakukan seiring dengan upaya untuk meredakan ketegangan yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Kenapa Israel Menarik Mundur Pasukan Tempurnya?
Menurut laporan dari The Jerusalem Post, penarikan pasukan ini ditandai dengan keluarnya sejumlah kendaraan militer IDF dari pusat Kota Rafah.
Meskipun begitu, militer Israel menyatakan bahwa beberapa pasukannya akan tetap berada di wilayah tertentu di Gaza meskipun penarikan ini dilakukan.
Penarikan ini berlangsung menjelang dimulainya kesepakatan gencatan senjata yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 19 Januari 2025, pukul 08:30 waktu setempat atau 13:30 WIB.
Apa Isi Kesepakatan Gencatan Senjata?
Kesepakatan gencatan senjata ini disusun dalam tiga fase yang masing-masing akan melibatkan pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina.
Dua sumber yang dekat dengan Hamas mengungkapkan bahwa kelompok sandera pertama yang akan dibebaskan terdiri dari tiga tentara wanita Israel.
Sementara itu, pihak Israel telah mengeluarkan daftar 95 tahanan Palestina yang mayoritas adalah perempuan, termasuk Zakaria Zubeidi, ketua sayap bersenjata partai Fatah, dan Khalida Jarrar, seorang anggota parlemen dari sayap kiri yang telah beberapa kali ditangkap oleh Israel.
Apakah Serangan Masih Terus Berlangsung?
Walaupun gencatan senjata semakin dekat, serangan rudal dari militer Israel masih dilaporkan berlanjut di Jalur Gaza.
Media lokal Palestina, Wafa, melaporkan bahwa serangan masih terjadi di kamp pengungsi Nuseirat dan Kota Rafah, bahkan beberapa jam sebelum gencatan senjata resmi dimulai.
Tim medis setempat menyebutkan bahwa serangan udara Israel pada 18 Januari 2025 menewaskan lima orang, meningkatkan jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel menjadi 119 orang sejak pengumuman kesepakatan.
Apa Peringatan Bagi Warga Gaza?
Menjelang gencatan senjata, pihak berwenang di Jalur Gaza mengeluarkan peringatan untuk warga agar berhati-hati dengan mayat dan bom sisa perang yang berpotensi berbahaya saat mereka kembali ke rumah.
Polisi di Gaza meminta pengungsi untuk menunggu hingga gencatan senjata resmi sebelum kembali demi keselamatan mereka.
Peringatan serupa juga dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, yang meminta warga untuk tidak mendekati jenazah yang tidak dikenal dan memberikan informasi tentang saluran darurat untuk mengambil jenazah secara aman.
Otoritas kesehatan global telah menyatakan bahwa kondisi infrastruktur sanitasi di Jalur Gaza sangat buruk, mengakibatkan situasi yang mengancam keselamatan warga.
Runtuhnya infrastruktur ini telah menjadikan sebagian besar daerah tidak dapat dihuni selama bertahun-tahun ke depan.
Hal ini menambah kompleksitas masalah yang dihadapi oleh masyarakat Gaza, terutama dengan adanya ancaman dari limbah berbahaya dan bom yang belum meledak.
Kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan dapat membawa ketenangan dan memberikan kesempatan bagi warga Gaza untuk kembali ke rumah tetap terancam dengan terus berlangsungnya serangan, sementara kekhawatiran tentang keselamatan dan kesehatan warga tetap menjadi prioritas utama.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Tag: #gencatan #senjata #mendekat #penarikan #pasukan #israel #rafah