Aksi Tentara Israel Resah Kenang Masa Kelam 7 Oktober 2023, Otoritas Palestina Ragukan Hamas
Tentara IDF beraksi di Gaza, dalam foto selebaran yang dikeluarkan pada 16 Desember 2024. Pejabat militer Israel memperingatkan ancaman serangan skala besar seperti yang terjadi pada 7 Oktober 2023, membuat para tentara resah 
17:10
14 Januari 2025

Aksi Tentara Israel Resah Kenang Masa Kelam 7 Oktober 2023, Otoritas Palestina Ragukan Hamas

- Pejabat militer Israel mengatakan pada Senin (13/1/2025), perang di Jalur Gaza belum berakhir.

Ia memperingatkan ancaman serangan skala besar seperti yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

“Badan keamanan Israel saat ini beroperasi seolah-olah serangan serupa direncanakan terhadap kami,” kata pejabat tersebut, dikutip dari aawsat.

Lantas, berbagai tindakan tengah diambil untuk menangkalnya.

Peringatan itu disampaikan dalam sebuah pertemuan minggu lalu untuk koordinator keamanan militer komunitas Israel di sepanjang perbatasan Gaza.

Pertemuan itu baru terungkap pada hari Senin.

Para pejabat menyatakan bahwa tentara Israel menyadari ancaman ini, tidak hanya di selatan tetapi juga di sepanjang perbatasan Israel, di utara dan di Tepi Barat dan bahkan di perbatasan dengan Suriah dan Yordania.

Adapun pertemuan tersebut menyimpulkan bahwa ancaman keamanan tidak terbatas pada Hamas, tetapi melibatkan kelompok lain.

Para pejabat mengatakan Israel membiarkan Hamas dan kelompok militan lainnya dalam posisi yang lemah.

Namun, mereka memperingatkan bahwa kelompok-kelompok ini percaya pada ideologi yang akan mendorong mereka untuk mengulangi serangan 7 Oktober, yang mereka "anggap berhasil meskipun harga yang dibayar oleh rakyat sangat mahal."

Dalam peringatan itu, dikonfirmasi oleh sumber di Komando Selatan Angkatan Darat Israel, yang mengatakan ancaman serangan berskala besar seperti yang terjadi pada 7 Oktober memang ada, tetapi kemungkinannya kecil.

Mereka mengatakan Hamas masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan tingkat peleton.

"Saat ini ada tiga divisi di dalam Gaza, dan pasukan dikerahkan di komunitas-komunitas (perbatasan Israel). Tentara Israel dikerahkan dalam skala yang jauh lebih luas daripada pada 7 Oktober dan Hamas kalah telak di seluruh Jalur Gaza," kata sumber-sumber tersebut.

Di tengah peringatan keamanan, pejabat politik Israel berbicara tentang operasi berbahaya yang dilakukan oleh Hamas minggu lalu di kota Beit Hanoun, di Jalur Gaza utara.

Mereka mengatakan Hamas menggunakan taktik untuk memantau pergerakan pasukan Israel dan memasang bom di rumah-rumah dan jalan-jalan, yang mengakibatkan tewasnya 11 tentara dalam tujuh hari.

Penyelidikan awal Israel menyatakan Hamas memanfaatkan cuaca buruk untuk menanam bahan peledak di sepanjang rute logistik militer di Beit Hanoun. Namun penjelasan ini ditertawakan.

Media Ibrani mengatakan perkembangan terakhir di Gaza membuktikan bahwa kepemimpinan politik dan militer Israel gagal menjalankan kebijakan strategis yang tepat dan mengadopsi solusi militer alih-alih mencari alternatif bijaksana untuk menghentikan perang.

Pada hari Senin, militer Israel mengatakan lima tentaranya tewas dalam pertempuran di Gaza utara, sementara delapan lainnya terluka.

Kematian tersebut membuat kerugian militer Israel menjadi 408 dalam kampanye militer Gaza sejak dimulainya serangan darat terhadap Hamas di wilayah Palestina pada 27 Oktober 2023.

PA Ragukan Hamas?

Otoritas Palestina (PA) bersikeras untuk mengelola Jalur Gaza tanpa Hamas, sumber Mesir yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Israel KAN pada hari Selasa (14/1/2025) dikutip dari The Jerusalem Post.

Menurut laporan, PA telah menghubungi pemerintahan Trump yang akan datang mengenai masalah tersebut.

Mesir telah mengadakan pembicaraan antara kedua pihak dalam upaya mencapai kesepakatan mengenai pengelolaan sipil Gaza setelah perang.  

Sumber tersebut juga dilaporkan mengatakan kepada KAN bahwa upaya Mesir telah gagal untuk membujuk PA untuk membentuk komite gabungan dengan Hamas

Menurut laporan tersebut, penolakan PA bermula dari kurangnya kepercayaan terhadap Hamas dan upaya kelompok teror itu untuk mengganggu stabilitas Tepi Barat . 

Pada hari Selasa, Walla melaporkan, mengutip tiga pejabat AS, bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan segera menyampaikan rencananya untuk Jalur Gaza sehari setelahnya.

Menurut laporan tersebut, rencana tersebut diperkirakan mencakup usulan alternatif terhadap pemerintahan Hamas, yang akan melibatkan Otoritas Palestina dan negara-negara Arab.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #aksi #tentara #israel #resah #kenang #masa #kelam #oktober #2023 #otoritas #palestina #ragukan #hamas

KOMENTAR