Media Israel: IDF Berpacu Melawan Waktu, Cari Senjata Hizbullah, Bersiap Angkat Kaki dari Lebanon
Senjata Hizbullah yang ditemukan pasukan Israel di Lebanon selatan. 
11:30
14 Januari 2025

Media Israel: IDF Berpacu Melawan Waktu, Cari Senjata Hizbullah, Bersiap Angkat Kaki dari Lebanon

- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan bersiap angkat kaki dari daerah-daerah di Lebanon selatan yang didudukinya.

Mundurnya IDF dari Lebanon merupakan konsekuensi dari perjanjian gencatan senjata Israel-Hizbullah.

Media Israel, Maariv, menyebut IDF kini sedang berpacu melawan waktu dalam operasinya di Lebanon sebelum angkat kaki.

Dalam beberapa hari terakhir, Divisi Ke-91 dan ke-146 Israel berupaya menemukan infrastruktur Hizbullah di sana.

Sejauh ini, IDF sudah mundur dari Kota Naqoura di Lebanon barat daya. IDF juga sudah menarik diri dari Kota Khayam. Posisi IDF di kedua kota itu digantikan oleh tentara Lebanon

Kedua divisi Israel itu berupaya memastikan tidak ada senjata Hizbullah yang ketinggalan di bangunan-bangunan di sana.

"Di dalam hampir setiap bangunan kami mendapati senjata dan bom yang digunakan oleh Hizbullah," kata IDF.

"Itulah mengapa penting bagi kami untuk kembali mencari lagi. Benar bahwa jumlah yang kami temukan menurun, tetapi kami akan memanfaatkan situasi ini untuk membersihkan area yang ditinggalkan Hizbullah."

Pasukan Divisi ke-98 IDF beroperasi di Lebanon selatan, dalam foto selebaran yang dikeluarkan pada 15 Desember 2024. Pasukan Divisi ke-98 IDF beroperasi di Lebanon selatan, dalam foto selebaran yang dikeluarkan pada 15 Desember 2024. (Pasukan Pertahanan Israel)

Senin malam, IDF menyerang sejumah target di Lebanon yang diklaim terkait Hizbullah. IDF mengklaim serangan itu dilakukan di bawah perintah kecabangan intelijen.

IDF berdalih serangan dilakukan setelah Israel diperingatkan tentang adanya ancaman pelanggaran mekanisme penerapan kesepahaman antara Israel dan Lebanon yang tidak ditangani.

Gencatan senjata Israel-Hizbullah

Israel dan Hizbullah telah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari yang berlaku sejak tanggal 27 November 2024.

Pejuang Hizbullah diharuskan mundur 40 km dari perbatasan Israel-Lebanon, sedangkan pasukan Israel harus mundur dari wilayah Lebanon.

Dalam perjanjian itu, disepakati per 26 Januari nanti, satu-satunya kelompok bersenjata yang boleh berada di selatan Sungai Litani adalah tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Israel dan Hizbullah sudah berulang kali menuduh satu sama lain telah melanggar perjanjian gencatan senjata.

"Jika Hizbullah tidak mundur dari Sungai Litani, tidak ada perjanjian," kata Menteri Pertahanan, Israel Katz, dikutip dari CNN.

"Israel berusaha mempertahankan perjanjian di Lebanon dan akan terus menegakkan sepenuhnya dan tanpa kompromi untuk memastikan kembalinya warga di utara Israel rumah mereka dengan aman."

Di sisi lain, Hizbullah mengklaim kesabaran mereka bisa habis karena pelanggaran yang dilakukan Israel.

"Kesabaran kami mungkin habis dan ketika kami memutuskan bertindak, kalian akan segera melihatnya," ujar Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem  dikutip dari Anadolu Agency.

"Kami berkata bahwa kami memberikan kesempatan untuk mencegah pelanggaran oleh Israel, menerapkan perjanjian itu, dan bersikap sabar. Ini tidak berarti bahwa kami akan sabar selama 60 hari, tidak juga berarti kami akan sabar selama kurang dari 60 hari atau lebih."

Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Lapis Baja melancarkan agresi militer di Lebanon Selatan. Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Lapis Baja melancarkan agresi militer di Lebanon Selatan. (Khaberni)

Setelah gencatan senjata disepakati, Israel sudah banyak melancarkan operasi di Lebanon selatan, sedangkan Hizbullah menyerang wilayah yang diduduki Israel setelah menyinggung pelanggaran oleh Israel.

Sekitar sepekan lalu, UNIFIL (pasukan sementara PBB) mengaku melihat buldoser milik Israel menghancurkan tong biru yang menandai garis penarikan diri dan menara observasi miliki tentara Lebanon.

Senjata Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon

Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.

"Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari," kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dilansir Maariv yang mengutip Al Awsat, pekan lalu.

"Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata."

Hochstein menegaskan perjanjian itu akan berlaku di seluruh wilayah Lebanon tanpa terkecuali.

Dia menyebut ambiguitas dalam tafsir klausul perjanjian yang hanya terbatas di area selatan Sungai Litani itu tidak cocok dan bertentangan dengan apa yang tertulis dalam perjanjian.

Lalu, utusan AS itu menjelaskan, senjata, fasilitas militer, dan terowongan Hizbullah harus dimiliki oleh tentara Lebanon. Dia berujar aset-aset itu sebaiknya dihancurkan.

(*)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #media #israel #berpacu #melawan #waktu #cari #senjata #hizbullah #bersiap #angkat #kaki #dari #lebanon

KOMENTAR