Momen Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Rezim al-Assad
Seorang anak memegang bendera Suriah baru di Masjid Umayyah pada hari Jumat, 13 Desember 2024 
11:20
14 Desember 2024

Momen Salat Jumat Pertama Warga Suriah di Masjid Umayyah setelah Tergulingnya Rezim al-Assad

Warga Suriah memadati jalan-jalan dan masjid-masjid untuk melaksanakan salat Jumat pertama setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad.

Melalui aplikasi perpesanan Telegram, pemimpin oposisi Suriah, Abu Mohammed al-Julani, mengajak warga Suriah untuk turun ke jalan dan mengekspresikan kegembiraan mereka.

"Saya mengajak mereka untuk turun ke jalan, mengekspresikan kebahagiaan tanpa menembakkan peluru atau menakut-nakuti orang lain. Setelah itu, mari kita bersama-sama membangun negara ini. Seperti yang selalu kami katakan, kemenangan ini datang dengan pertolongan Tuhan," ucap al-Julani dalam pesan video, dikutip oleh NPR.

Di ibu kota Damaskus, warga berdiri bahu-membahu di salah satu tempat paling suci di Suriah, Masjid al-Umayyah.

Orang-orang berdesakan, berebut tempat untuk dapat masuk ke dalam masjid. Namun, karena halaman masjid sangat penuh sesak, sebagian besar tidak berhasil masuk.

Anak-anak tampak berlarian sambil melambaikan bendera Suriah yang baru. Suasananya seperti festival, demikian dilaporkan oleh NPR.

Masjid kuno al-Umayyah terletak berdampingan dengan makam pahlawan Muslim abad ke-12, Saladin, dan beberapa orang percaya bahwa kepala Yohanes Pembaptis dimakamkan di dalam masjid.

Sejumlah pria menari di luar Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah, pada hari Jumat 13 Desember 2024 Sejumlah pria menari di luar Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah, pada hari Jumat 13 Desember 2024 (Claire Harbage/NPR)

Pekarangan marmer masjid ini sebelumnya menjadi saksi kekejaman pasukan keamanan Assad dalam menekan protes antipemerintah selama bertahun-tahun.

Suara khotbah samar-samar terdengar dari luar masjid.

Setelah salat, banyak orang berswafoto bersama keluarga mereka dan saling berpelukan.

Beberapa dari mereka baru pertama kali datang ke masjid ini.

Dua sahabat karib, Mareya Keftaro yang berusia 21 tahun dan Bayan Habash yang berusia 20 tahun, terlihat berbincang sambil tertawa kecil.

"Tanah kami telah kembali kepada kami," ucap Habash.

"Saya merasa ini adalah negara milik SAYA sekarang."

Mohamed Yaser, seorang pria tua, mengucap syukur kepada Tuhan atas momen yang sudah dinantikan selama 70 tahun hidupnya, momen ketika ia merasa cukup aman untuk beribadah di sana.

"Jalan menuju masjid itu dulu penuh dengan agen intelijen dan keamanan," kata Yaser.

"Saya tidak pernah berani mengambil risiko untuk pergi."

Sementara itu, Khadija Hattab, 40 tahun, menggambarkan hari ini sebagai "pernikahan nasional."

"Perasaan yang kami rasakan hari ini tidak bisa digambarkan," katanya.

"Saya bahkan tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan saya dengan kata-kata."

Ketika ditanya tentang doanya hari ini, Hattab menghela napas dalam-dalam.

"Semoga Tuhan menjaga Suriah tetap menjadi tempat yang bahagia, aman, dan sejahtera," doanya.

Orang-orang berkumpul di halaman Masjid Umayyah pada hari Jumat, 13 Desember 2024 Orang-orang berkumpul di halaman Masjid Umayyah pada hari Jumat, 13 Desember 2024 (Claire Harbage/NPR)

Pemimpin HTS, al-Julani, berjanji untuk membawa pemerintahan pluralistik ke Suriah, seperti dilaporkan oleh AP News.

Ia juga berupaya meredakan ketakutan banyak warga Suriah, terutama dari komunitas minoritas, bahwa kelompoknya akan memberlakukan aturan yang keras dan ekstremis.

Tentang Masjid Umayyah

Mengutip islamiclandmarks.com, Masjid Umayyah yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Damaskus, adalah salah satu masjid terbesar dan tertua di dunia. 

Masjid ini merupakan karya arsitektur monumental pertama dalam sejarah Islam.

Tempat berdirinya masjid ini awalnya adalah sebuah kuil yang didedikasikan untuk berhala Hadad pada era Aram sekitar 3000 tahun yang lalu. 

Ketika bangsa Romawi menguasai Damaskus, sebuah kuil dibangun untuk memuja Jupiter. 

Kemudian kuil ini menjadi gereja Kristen yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis pada era Bizantium menjelang akhir abad keempat.

Setelah Pertempuran Yarmouk pada tahun 636 M, Damaskus ditaklukkan oleh umat Muslim di bawah pimpinan Khalid bin Walid.

Umat Muslim berbagi bangunan gereja dengan umat Kristen untuk beribadah. 

Umat Muslim berdoa di bagian timur bangunan sementara umat Kristen di sisi barat.

Pembangunan masjid ini didasarkan pada masjid Nabi Muhammad di Madinah, yang memiliki banyak fungsi: tempat untuk doa pribadi dan berjamaah, pendidikan agama, pertemuan politik, administrasi peradilan, dan bantuan bagi orang sakit dan tunawisma. 

Bangunan itu menjadi salah satu keajaiban dunia, karena merupakan salah satu yang terbesar pada masanya. 

Dinding eksterior didasarkan pada dinding kuil Jupiter dan berukuran 100 x 157,5 m.

Masjid Umayyah memiliki arti khusus bagi umat Islam Syiah, karena tempat ini merupakan tujuan para keturunan Nabi, yang datang dari Irak setelah Pertempuran Karbala.

Ruang salat terdiri dari tiga lorong, yang ditopang oleh tiang-tiang dalam tatanan Korintus.

Masjid ini merupakan salah satu masjid pertama (yang lainnya adalah Masjid Al-Aqsa di Yerusalem) yang memiliki bentuk seperti itu dan dengan cara ini, para jamaah dapat melihat mihrab, ceruk yang menunjukkan arah kiblat.

Pada tahun 2001, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi masjid tersebut, terutama untuk mengunjungi relik Yohanes Pembaptis. 

Itulah pertama kalinya seorang Paus berkunjung ke masjid.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #momen #salat #jumat #pertama #warga #suriah #masjid #umayyah #setelah #tergulingnya #rezim #assad

KOMENTAR