Sejak 5 Oktober, Perang Israel di Gaza Renggut 4.000 Martir dan 12.000 Luka-luka
Tim penyelamat mengangkat puing-puing hangus setelah serangan Israel menghantam kamp darurat untuk warga Palestina yang mengungsi, di Mawasi Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 4 Desember 2024, di tengah perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. - Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengungkapkan bahwa sejak 5 Oktober, telah tercatat 4.000 orang menjadi martir dan 12.000 lainnya mengalami luka-luka akibat agresi yang terus berlanjut di Gaza utara.
13:10
12 Desember 2024

Sejak 5 Oktober, Perang Israel di Gaza Renggut 4.000 Martir dan 12.000 Luka-luka

Juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, Mahmoud Basal, mengungkapkan bahwa sejak 5 Oktober, telah tercatat 4.000 orang menjadi martir dan 12.000 lainnya mengalami luka-luka akibat agresi yang terus berlanjut di Gaza utara.

Basal menekankan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pendudukan Israel semakin meningkat, terutama di wilayah utara Jalur Gaza.

Menurut Basal, wilayah-wilayah seperti Beit Lahia, Beit Hanoun, dan Jabalia mengalami pengepungan yang ketat.

Akibatnya, warga Palestina terjebak tanpa akses bantuan.

"Pendudukan Israel terus melakukan pembantaian," katanya, Al Mayadeen melaporkan.

"Kami khawatir layanan pertahanan sipil di Jalur Gaza akan segera berakhir karena kekurangan peralatan dan bahan bakar," ujarnya.

Basal juga melaporkan bahwa dari 72 kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans.

Sekitar 40 unit di antaranya telah hancur akibat serangan.

"Kendaraan yang tersisa dalam kondisi bobrok dan tidak layak digunakan," tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa lebih dari dua juta orang di Jalur Gaza terancam keselamatannya jika genosida oleh Israel tidak dihentikan.

Dalam situasi yang semakin mendesak ini, Basal meminta dukungan dari organisasi kemanusiaan, termasuk Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ia menyerukan agar pendudukan Israel mendatangkan bahan bakar dan peralatan yang diperlukan untuk memastikan keberlangsungan layanan pertahanan sipil.

Basal juga menekankan pentingnya gencatan senjata segera untuk memastikan akses cepat dan aman bagi bantuan kemanusiaan, terutama bagi anak-anak dan keluarga yang membutuhkan.

Ia mendesak agar semua penyeberangan dibuka untuk meringankan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza.

200 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

Setidaknya 200 orang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza utara pada Sabtu, menurut pejabat kesehatan setempat.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan penghentian pengiriman bantuan melalui persimpangan utama ke daerah kantong tersebut setelah lebih banyak truk bantuan dicuri.

Serangan ini menyoroti situasi kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, di mana puluhan ribu orang telah kehilangan nyawa akibat serangan militer Israel.

Kelaparan kronis juga mengancam penduduk sipil yang tersisa.

Pada hari Jumat, dua anak dan seorang wanita tewas terinjak kendaraan saat mencoba membeli makanan dari sebuah toko roti di Gaza bagian tengah.

Serangan mematikan ini terjadi di tengah gencatan senjata yang tidak nyaman antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa gencatan senjata ini memberikan kesempatan bagi pasukannya untuk fokus pada Gaza.

Dr Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengungkapkan bahwa lima bangunan yang menampung lebih dari 200 orang terkena serangan di daerah Tal Al Zaatar dan Beit Lahiya.

"Mereka meminta bantuan, dan siapa pun yang mencoba membantu dibom. Sayangnya, teriakan minta tolong telah menghilang, mereka terbunuh," kata Dr Abu Safiya.

Serangan di Tel Al Zaatar menyebabkan lebih dari 100 orang tertimbun reruntuhan, dengan hanya satu orang yang berhasil diselamatkan.

Pemandangan ini menjadi kejadian sehari-hari tanpa adanya pertanggungjawaban dari pihak mana pun, sementara pembunuhan terhadap warga sipil terus berlangsung.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa lebih dari 40 orang dari keluarga Al-Araj tewas dalam satu serangan terhadap sebuah gedung di lingkungan Tel Al Zaatar.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 44.429 orang telah tewas dan lebih dari 105.000 orang terluka sejak perang dimulai tahun lalu.

Angka tersebut diperkirakan masih jauh dari kenyataan, karena banyak wilayah di Gaza utara tidak dapat diakses dan banyak korban tidak pernah sampai di rumah sakit untuk dihitung.

CNN telah menghubungi Pasukan Pertahanan Israel untuk mendapatkan komentar lebih lanjut mengenai target serangan dan tindakan yang diambil untuk mengurangi korban sipil.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #sejak #oktober #perang #israel #gaza #renggut #4000 #martir #12000 #luka #luka

KOMENTAR