Situasi Bahaya Masjid Al Aqsa, IDF Kawal Rabi Yahudi Ekstremis Masuk, Ritual Sapi Merah Terlaksana?
Hal itu merujuk pada risiko bentrokan dan peningkatan potensi kekerasan yang terjadi seiring adanya mobilisasi kelompok Yahudi ekstremis untuk berkumpul di kawasan kompleks masjid tersuci ketiga bagi umat Islam di seluruh dunia tersebut.
Kelompok Yahudi ekstremis yang menamai diri 'Kelompok Kuil' itu itu dilaporkan membawa hewan kurban 'persembahan' mulai hari ini yang diperingati sebagai Hari Paskah Yahudi (Pesakh).
Sedianya, hewan kurban itu akan disembelih di area kompleks masjid Al-Aqsa yang mereka yakini sebagai lokasi Kuil Ketiga Yahudi, sebuah aksi yang dianggap sebagai penodaan terhadap kesucian masjid oleh pihak Palestina dan umat muslim dunia.
"Kelompok Yahudi ekstremis itu meminta para pendukung mereka untuk mengatur kedatangan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa, untuk mempersembahkan apa yang disebut “pengorbanan” dari apa yang disebut sebagai Paskah Yahudi, yang dimulai pada tengah malam tanggal dua puluh tiga bulan ini, di tengah meluasnya peringatan pihak Palestina akan hal ini. SItuasi ini menjadi berbahaya yang dihadapi masjid Al-Aqsa sehubungan dengan upaya pendudukan untuk mengubah status quo," menurut Khaberni mengutip surat kabar Al-Ghad.
Gerakan pembebasan Palestina, baik Hamas maupun kelompok lainnya sudah memperingatkan kalau aksi-aksi penodaan semacam ini hanya akan meningkatkan perlawanan terhadap entitas pendudukan.
Komunitas Yahudi dengan latar belakang Kompleks Masjid Al Aqsa yang mereka sebut dengan Bukit Bait Suci di Al-Quds (Yerusalem) wilayah Palestina yang diduduki Israel. (khaberni/HO)Pihak Pendudukan Umumkan Status Siaga
Sehubungan dengan banyaknya pemukim Yahudi Israel yang berkumpul dan berniat masuk ke Kompleks Masjid Al-Aqsa, Khaberni melaporkan pihak berwenang Israel sudah menetapkan status siaga dengan meningkatkan jumlah personel keamanan.
Namun, tambah Khaberni, pemerintah pendudukan mengumumkan keadaan siaga keamanan di Yerusalem yang diduduki justru untuk mengamankan penyerbuan pemukim Yahudi Israel ke Masjid Al-Aqsa.
Media lokal Palestina, WAFA, bahkan melaporkan, sejumlah pemukim Israel yang dipimpin oleh rabi Yahudi ekstremis Israel yang juga anggota parlemen Yehuda Glick, dengan kawalan polisi Israel hari ini, masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Para saksi mengatakan kepada WAFA kalau sekitar 372 pemukim yang dipimpin oleh Glick memasuki kompleks tersebut secara berkelompok dari Gerbang Mughrabi dan melakukan ritual di sana di bawah perlindungan petugas polisi Israel, pada hari pertama Paskah Yahudi.
"Kelompok Kuil meminta para pengikutnya untuk melakukan penyerbuan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa pada tengah malam sebelum Paskah Yahudi, pada tanggal dua puluh tiga bulan ini, untuk mempersembahkan pengorbanan,” tulis laporan itu.
"Sejumlah pemukim Israel hari ini masuk ke kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki di bawah perlindungan ketat dari polisi Israel, menurut para saksi. ratusan pemukim menyerbu masjid suci dari Gerbang Mughariba dan melakukan tur provokatif di halamannya. Mereka juga melakukan ritual Talmud di sana," tambah laporan WAFA.
Sementara itu, tentara bersenjata lengkap meningkatkan penempatan militer mereka dan memperketat pembatasan di gerbang menuju Kota Tua dan Masjid Al-Aqsa.
Menurut sumber lokal, pasukan Israel telah membunuh 59 warga Palestina dari kota Yerusalem yang diduduki dan melukai hampir 172 lainnya setelah tanggal 7 Oktober.
Sementara itu, sekitar 1.325 warga Palestina ditangkap, 155 di antaranya dijatuhi hukuman penjara.
Pada periode yang sama, otoritas pendudukan mengeluarkan 85 keputusan tahanan rumah, 68 keputusan deportasi dari kota Yerusalem, dan keputusan larangan perjalanan lainnya.
Pasukan pendudukan juga menghancurkan 133 rumah, sementara 18.301 penjajah menyerbu Masjid Al-Aqsa yang diberkati.
Yahudisasi Yerusalem
Khaberni juga melaporkan, pihak pasukan pendudukan Israel memperketat tindakan militer mereka di gerbang Kota Tua dan sekitar Masjid Al-Aqsa serta di dalam halamannya, dan mengerahkan lebih banyak anggotanya untuk mengamankan serbuan para pemukim Yahudi ke Masjid Al-Aqsa.
Aksi ini serupa dengan perlindungan mereka beberapa hari lalu saat para pemukim Yahudi menyerbu masjid dari sisi Gerbang Magharibi dan melakukan tur provokatif dan melakukan ritual Talmud di halamannya.
Laporan itu menjabarkan, pihak pendudukan Israel memanfaatkan hari libur Yahudi, termasuk Hari Paskah Yahudi, untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.
Status Quo yang berlaku di Masjid Al-Aqsa saat ini adalah segala peribadatan non-muslim di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa adalah terlarang dan dianggap sebagai penodaan kesucian masjid.
Adapun Hari Libur Yahudi ini berlangsung seminggu penuh dan berakhir pada tanggal 29 bulan ini.
Niatan Israel untuk mengubah status quo Masjid Al-Aqsa itu merujuk jajak pendapat di Israel baru-baru ini yang melaporkan dukungan “masyarakat Israel” terhadap kebijakan Yahudisasi Yerusalem dan pengendalian Al-Aqsa.”
Seekor sapi merah yang didatangkan khusus dari Texas, AS, dilaporkan sudah berada di Yerusalem. Temple Institute Israel dijadwalkan mengadakan konferensi pada Rabu (27/3/2024) untuk membahas persiapan ritual keagamaan pengorbanan sapi merah. Ritual ini bertujuan untuk bersuci dari 'najis orang mati' agar kau Yahudi bisa memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa. (tangkap layar JN)Ritual Sapi Merah Terlaksana?
Sementara itu, Kegubernuran Yerusalem memperingatkan konsekuensi dari entitas Yahudi ekstremis yang didukung oleh pemerintahan ekstremis Benjamin Netanyahu dan menteri ekstremis Itamar Ben Gvir yang menyerbu Masjid Al-Aqsa, membawa “hewan kurban” dan menyembelih mereka di halamannya, selama beberapa hari mendatang, pada kesempatan liburan Paskah.
Pihak kegubernuran dalam sebuah pernyataan kemarin mengatakan, “Pemerintahan ekstremis Netanyahu telah lama berusaha menciptakan status quo baru di Yerusalem pada umumnya, dan di Masjid Al-Aqsa pada khususnya.”
Dia menambahkan, “Seruan asosiasi kolonial (Kelompok Kuil Yahudi) dalam beberapa hari terakhir agar massa warga pendudukan menyerbu Masjid Al-Aqsa dan menyembelih hewan kurban di sana menegaskan niat pendudukan untuk mengontrol Masjid Al-Aqsa, membaginya secara spasial, dan mengizinkan kaum Yahudi ekstremis menyerbunya 7 hari seminggu dan sepanjang waktu."
Kegubernuran Yerusalem menekankan, fokus masyarakat internasional terhadap agresi brutal terhadap Jalur Gaza memberikan kesempatan kepada pemerintah pendudukan, penjajah dan asosiasi kolonialnya, untuk meningkatkan jumlah penyusup, yang akan mencapai ribuan.
"Jika asosiasi ini mampu melaksanakan rencana mereka dan menyembelih kurban mereka (sapi merah), yang mereka bawa dari Amerika Serikat di Masjid Al-Aqsa, ribuan orang Yahudi akan disucikan dari apa yang mereka sebut kenajisan orang mati, menurut keyakinan mereka," kata pernyataan itu.
Pihak kegubernuran Yerusalem menyoroti juga veto Amerika Serikat terhadap pengakuan keanggotan Palestina di PBB.
Veto tersebut, ditambah bantuan AS berupa penghindaran mereka dalam mewajibkan Israel untuk mematuhi kehendak hukum internasional, memberikan alasan bagi pemerintah pendudukan, ekstremisnya, dan masyarakat Talmud untuk mencemooh semua tindakan hukum internasional.
"Komunitas internasional memikul tanggung jawab penuh atas perubahan status quo di Yerusalem yang diduduki, dan niat para penjajah yang merampas kesucian di sana, karena sikap diam mereka selama lebih dari tujuh puluh lima tahun mengenai kejahatan pendudukan dan penjajahnya di wilayah pendudukan Palestina dan ibu kotanya, Yerusalem,” tulis pernyaan tersbeut dilansir Khaberni.
Pihak Kegubernuran Yerusalem Palestina juga menekankan kalau "Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan terhadap Yerusalem dan masyarakat Yerusalem tidak boleh melemahkan keinginan rakyat Palestina dan komitmen mereka untuk mempertahankan kota dan kesucian mereka, di hadapan bangsa yang berada di bawah pendudukan, yang telah menderita selama ratusan tahun dari kebijakan penindasan, pengusiran, pembunuhan, penangkapan, penodaan tempat-tempat suci, perampasan tanah, dan pengusiran penduduk dari sana, demi kepentingan pemukiman.”
“Memprovokasi perasaan umat Islam dengan cara ini, dengan sikap diam dan tidak adanya tindakan internasional, dapat mendorong seluruh kawasan ke dalam kekacauan yang konsekuensinya tidak dapat diantisipasi oleh siapa pun,” kata kegubernuran Yerusalem memperingatkan konsekuensi dari aksi para pemukim Yahudi Israel ini yang cenderung dibiarkan pihak pendudukan.
Sejak tanggal tujuh Oktober lalu, di Kegubernuran Yerusalem, 59 warga Palestina menjadi martir dan 172 lainnya terluka akibat peluru dari pasukan pendudukan. 1.325 orang ditangkap, dan 155 di antaranya dijatuhi hukuman penjara.
Pada periode yang sama, otoritas pendudukan mengeluarkan 85 keputusan tahanan rumah, 68 keputusan deportasi dari kota Yerusalem, dan keputusan larangan perjalanan lainnya. Mereka juga menghancurkan 133 rumah, sementara 18.301 penjajah menyerbu Masjid Al-Aqsa.
Sementara itu; Pendudukan menyatakan keadaan waspada dan kewaspadaan keamanan menyusul serangan penyerudukan yang terjadi di dua lokasi berbeda di Yerusalem yang diduduki, yang mengakibatkan cederanya 3 pemukim.
Serangan-serangan terhadap pemukim Israel dianggap warga Palestina sebagai respons alami terhadap kejahatan pendudukan yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Di Gaza, tentara pendudukan Israel mengintensifkan serangan dan penembakan artileri di Jalur Gaza tengah, menargetkan Deir al-Balah, kamp al-Maghazi dan al-Nuseirat, serta wilayah al-Mughraqa dan al-Zahraa, yang berujung pada kehancuran. kemartiran dan melukai puluhan warga Palestina.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa selama 24 jam terakhir, penjajah melakukan 6 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian 54 warga Palestina dan melukai 104 orang.
Kementerian Palestina menambahkan, jumlah korban agresi Israel terhadap Gaza meningkat menjadi 34.151 orang syahid dan 77,84 orang luka-luka sejak awal agresi terhadap Gaza.
(oln/khbrn/wafa/*)
Tag: #situasi #bahaya #masjid #aqsa #kawal #rabi #yahudi #ekstremis #masuk #ritual #sapi #merah #terlaksana