Bantuan ke Gaza Lewat Rafah Diblokir, Mesir Salahkan Israel dan Sebut Keras Kepala
Ilustrasi - Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan tiba dari Mesir ke sisi Israel di perbatasan Kerem Shalom dengan Jalur Gaza selatan pada 22 Desember 2023. Israel dinilai sengaja mengganggu atau menunda masuknya bantuan ke Gaza. 
13:20
15 Januari 2024

Bantuan ke Gaza Lewat Rafah Diblokir, Mesir Salahkan Israel dan Sebut Keras Kepala

- Ketua Layanan Informasi Negara (SIS) Mesir, Diaa Rashwan menyebut kurangnya bantuan yang masuk ke Gaza melalui Rafah dan penyeberangan perbatasan lainnya disebabkan oleh Israel.

Diaa Rashwan mengatakan, penyeberangan Rafah tidak ditutup sedetik pun di sisi Mesir.

Sementara itu, menurutnya, pemerintah Israel sengaja mengganggu atau menunda masuknya bantuan dengan dalih untuk memeriksanya.

“Selama 100 hari ini, telah terjadi kekeraskepalaan dan kesengajaan pemerintah pendudukan Israel, di penyeberangan Jalur Gaza lainnya, yang menunda pemeriksaan bantuan sebelum mengizinkan bantuan tersebut sampai ke pihak Palestina, berdasarkan kontrol militernya atas wilayah Gaza,” ungkapnya, Senin (15/1/2024), dilansir Al Jazeera.

Kata PBB

Perang di Gaza antara Israel dan militan Hamas telah memasuki 100 hari.

PBB bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ratusan ribu warga sipil yang mengungsi 'melalui satu pintu' di penyeberangan Rafah.

Menurut PBB, pembatasan yang diberlakukan oleh Israel harus berubah.

Diberitakan Reliefweb, setidaknya dibutuhkan 200 truk setiap hari.

Meskipun ada upaya luar biasa dari mitra nasional dan internasional, PBB terjebak karena harus membawa semua pasokan melalui satu titik sempit di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Israel Klaim Tak Ada Kekurangan Pangan

Sebelumnya, seorang pejabat Israel menyebut bantuan yang masuk ke Gaza dalam jumlah yang cukup dan tidak terjadi kekurangan pangan.

Kepala Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah Israel (COGAT), Moshe Tetro mengatakan Israel bersedia meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke Gaza.

Ia pun menyalahkan kelompok bantuan internasional yang kesulitan memproses dan menerima bantuan kemanusiaan.

“Penilaian yang kami semua lakukan, bersama dengan PBB dan organisasi lain, menunjukkan bahwa bantuan yang ada cukup."

"Dari segi pangan, cadangan di Jalur Gaza cukup untuk jangka pendek."

"Tidak ada kekurangan pangan di Gaza,” ujar Moshe Tetro, Kamis (11/1/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pihaknya terpaksa membatalkan enam rencana misi ke Gaza utara.

“Hambatannya adalah akses. Kami menyerukan Israel untuk menyetujui permintaan WHO dan mitra lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan," katanya.

WHO lantas menyebut situasi kemanusiaan ini 'tak terlukiskan'.

Ilustrasi - Anak-anak Palestina mengambil bantuan makanan di Kota Rafah, Gaza, pada 6 Desember 2023. Ilustrasi - Anak-anak Palestina mengambil bantuan makanan di Kota Rafah, Gaza, pada 6 Desember 2023. (MOHAMMED ABED / AFP)

Terbaru, eskalasi di Tepi Barat berjalan seiring dengan perang Gaza.

Hal ini disampaikan oleh Wasel Abu Yousef dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), setelah lima warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel pada Minggu (14/1/2024) di wilayah pendudukan.

Gaza telah mengalami pemadaman telekomunikasi selama lebih dari 48 jam ketika Paltel mengatakan dua karyawannya tewas ketika mencoba memulihkan layanan.

Lalu, serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman tidak akan menghentikan Houthi untuk menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, kata juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam.

Setidaknya 23.968 orang telah tewas dan lebih dari 60.582 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #bantuan #gaza #lewat #rafah #diblokir #mesir #salahkan #israel #sebut #keras #kepala

KOMENTAR