Rusia Usir Mantan Tentara Israel yang akan Gabung Militan Pro-Ukraina
Lancman Yuval, mantan tentara IDF Israel yang akan bergabung dengan militan Pro-Ukraina di Rusia. Ia dideportasi dari Rusia setelah ditangkap oleh Dinas Keamanan Rusia (FSB) pada Kamis (4/4/2024). 
20:30
4 April 2024

Rusia Usir Mantan Tentara Israel yang akan Gabung Militan Pro-Ukraina

Dinas Keamanan Rusia (FSB) menangkap seorang warga negara Israel yang merupakan mantan tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Rusia.

Warga negara Israel itu bernama Lancman Yuval, diduga akan bergabung dengan militan pro-Ukraina yang berada di Rusia.

"Lancman Yuval, mantan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang lahir pada tahun 1960, telah ditahan di Wilayah Krasnodar selatan," kata cabang lokal FSB dalam sebuah pernyataan, Kamis (4/4/2024).

Lancman Yuval yang menawarkan jasanya untuk militan pro-Ukraina itu telah dideportasi dari Rusia.

FSB mengatakan pria itu juga bermaksud bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina.

"Dia mempunyai niat untuk bergabung dengan formasi bersenjata Ukraina dengan tujuan mengambil bagian dalam permusuhan melawan Rusia,” kata laporan FSB.

"Untuk melakukan hal tersebut, orang asing tersebut telah mengirimkan data pribadinya ke organisasi teroris yang dilarang di Rusia dan ia ingin bergabung," lanjutnya, dikutip dari Russia Today.

Penegakan hukum Rusia memastikan Lancman Yuval keluar secara terkendali dari tanah Rusia, yang kemudian diperkirakan akan kembali ke negara asalnya.

Lancman Yuval juga dilarang kembali ke Rusia.

Selain itu, FSB merilis rekaman yang menunjukkan Lancman Yuval dikawal ke dalam fasilitas penahanan dan menandatangani beberapa dokumen, serta dibacakan pemberitahuan resmi bahwa tindakannya akan melanggar hukum Rusia.

Israel belum mengomentari berita penangkapan tersebut.

Putin Tak Ingin Rusia Jadi Target Teroris Lagi

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Rusia tidak bisa menjadi sasaran serangan teroris bagi kelompok ekstrem lagi.

Berbicara tentang serangan teroris di Crocus City Hall pada 22 Maret 2024 lalu, Putin yakin Ukraina terlibat dalam serangan itu.

Sejumlah 139 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka dalam serangan itu.

"Tujuan utama mereka yang memerintahkan serangan teroris di Crocus City Hall adalah untuk merusak persatuan Rusia," kata Putin dalam pidatonya di Kongres XII Federasi Serikat Buruh Independen, Kamis (4/4/2024), dikutip dari RBC.

“Kita berada dalam situasi di mana negara dipaksa untuk membela kepentingannya dengan cara bersenjata – rakyatnya, masa depannya, kedaulatannya. Tidak ada satu kata tambahan pun di sini," lanjutnya.

Menurut Putin, syarat keberhasilan untuk memberantas terorisme adalah persatuan Rusia.

"Syarat terpenting bagi keberhasilan kita bersama adalah persatuan masyarakat multinasional Rusia,” ujar Putin.

“Dalam hal ini, tentu saja, dan dilihat dari apa yang dihasilkan oleh penyelidikan, kami mempunyai alasan untuk percaya bahwa tujuan utama dari mereka yang memerintahkan aksi teroris berdarah dan mengerikan di Moskow adalah untuk merusak persatuan kita," lanjutnya.

Menurut Putin, pihak yang memerintahkan serangan teroris tidak mempunyai tujuan lain selain merusak persatuan Rusia.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #rusia #usir #mantan #tentara #israel #yang #akan #gabung #militan #ukraina

KOMENTAR