Hamas dan PIJ Bertemu Para Petinggi Iran, Apa yang Mereka Bicarakan?
Hamas dan PIJ membahas perkembangan politik dan lapangan yang sedang berlangsung terkait agresi Israel di Jalur Gaza dan dampaknya.
“Delegasi kedua gerakan tersebut berdiri di hadapan ketabahan legendaris rakyat Palestina dan rakyat Gaza dalam menghadapi pembantaian terbuka yang dilakukan oleh pendudukan (Israel) dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah," kata Hamas dalam pernyataannya.
"Mereka juga memuji perlawanan gagah berani yang menghadapi agresi dan kejahatan ini serta menimbulkan kerugian besar pada pendudukan (Israel)," lanjutnya.
Hamas dan PIJ membicarakan soal upaya menghentikan agresi Israel dan menekankan bahwa keberhasilan negosiasi antara pihak Hamas-Israel hanya akan terwujud jika Israel memenuhi syarat.
Syarat yang dimaksud Hamas adalah menghentikan agresi secara komprehensif, penarikan total pasukan pendudukan (Israel) dari seluruh Jalur Gaza, penghentian agresi secara komprehensif, kebebasan para pengungsi Palestina untuk kembali, pemberian bantuan kemanusiaan dan pertukaran tahanan.
“Kedua gerakan tersebut berhenti ketika menghadapi serangan dan pelanggaran yang dilakukan oleh pendudukan (Israel) di Yerusalem dan Masjidil Haram Al-Aqsa, selain serangan dan pembunuhan di Tepi Barat," katanya, dikutip dari Mehr.
"Mereka menegaskan bahwa faksi perlawanan Palestina berada dalam konfrontasi terbuka dan langsung terhadap pendudukan di setiap tempat di tanah Palestina kami, dan mereka menekankan perlunya meningkatkan perlawanan di segala aspek," lanjutnya.
Faksi perlawanan Palestina siap untuk memperluas perlawanannya terhadap Israel dalam berbagai bidang.
Perlawanan mereka adalah bentuk kemarahan dan respon terhadap pembantaian harian dan agresi biadab yang dilakukan Israel selama bertahun-tahun terhadap Palestina.
Dalam pernyataan tersebut, Hamas memuji warga Yordania yang menyerbu Kedutaan Besar Israel dan menuntut pemerintahnya memutus hubungan diplomatik dengan Israel.
Kedua pemimpin mengapresiasi tindakan masyarakat dunia dalam mengekspresikan solidaritas terhadap rakyat Palestina dan demonstrasi besar-besaran di berbagai kota dan ibu kota di seluruh dunia.
Sementara itu, Hamas berpendapat bahwa para pendukung Israel secara langsung terlibat kejahatan mereka terhadap Palestina.
Hamas dan PIJ Temui Para Petinggi Iran
Sebelumnya, Ismail Haniyeh dan Sekjen PIJ, Ziyad Nakhalah tiba di Iran pada Selasa (26/3/2024).
Masing-masing melakukan pertemuan terpisah dengan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdullahian.
Setelah bertemu Presiden Iran, Ismail Haniyeh dan Ziyad Nakhalah bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, Ali Akbar Ahmadian pada Kamis (28/4/2024).
Tokoh penting Iran lainnya yang ditemui oleh pemimpin Hamas dan PIJ adalah Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqir Qalibaf.
Ketua Parlemen tersebut menyatakan dukungan Iran untuk Palestina.
"Di Republik Islam (Iran), kita semua membela Palestina dan perjuangan melawan entitas Zionis ada dalam agenda kami," kata Mohammad Baqir Qalibaf, dikutip dari Aawsat.
Sementara itu, seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan Iran akan terus memberikan dukungan politik dan moral kepada Hamas tanpa melakukan intervensi langsung.
Kunjungan ke Iran tersebut adalah kali kedua bagi Ismail Haniyeh dalam kurun waktu enam bulan sejak pecahnya agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sejak revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Ruhollah Khomenei pada tahun 1979, Iran mulai menerapkan kebijakan anti Israel.
Penerusnya, Ayatollah Ali Khamenei melanjutkan perjuangannya dan menyatakan dukungan untuk Palestina.
Sementara itu, Israel menuduh Iran membantu Hamas, PIJ, Hizbullah dan faksi perlawanan lain yang disebut Poros Perlawanan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Iran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #hamas #bertemu #para #petinggi #iran #yang #mereka #bicarakan