Cegah Kelaparan Akut di Gaza, Jerman Kucurkan Rp758 M untuk Danai Operasi UNRWA
Bantuan ini sengaja digelontorkan pemerintah Jerman untuk membantu operasi UNRWA yang saat ini sedang mengalami krisis donasi.
Hingga pengungsi Palestina terancam tak dapat lagi mengakses bantuan, sebagaimana dikutip dari Al Mayadeen.
Krisis donasi mulai dialami UNRWA usai Israel menuding beberapa staf UNRWA terlibat dalam operasi infiltrasi Hamas pada 7 Oktober silam.
Tudingan ini pertama kali dilontarkan pejabat Israel yang menyebut sejumlah anggota UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas.
Tak sampai di situ pemerintah Israel juga menuduh Hamas dan kelompok-kelompok militan lainnya telah menggunakan bantuan serta fasilitas PBB untuk tujuan militer.
Imbas fitanah ini sejumlah negara yang menjadi penyumbang terbesar untuk UNRWA, termasuk Amerika memutuskan untuk mengakhiri bantuannya.
Namun demi mencegah bertambahnya korban jiwa di Gaza akibat mandeknya bantuan UNRWA, Pemerintah Jerman mengumumkan komitmennya untuk terus membantu pendanaan UNRWA di Lebanon, Suriah, Yordania, dan Tepi Barat Palestina yang diduduki Israel.
Kondisi Pengungsi Gaza Memprihatinkan
Dampak dari penangguhan bantuan UNRWA yang dilakukan AS cs, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan penangguhan menjadi sebuah hukuman kolektif yang dapat memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.
Senada dengan OKI, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit menyebut langkah itu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan beresiko membahayakan warga Palestina yang sudah rentan.
"Sangat disesalkan tindakan donatur utama Barat menangguhkan pendanaanya di tengah kondisi warga Palestina yang memburuk akibat perang," kata Aboul Gheit.
Sebagai informasi, sebelum penangguhan terjadi kondisi pengungsi Palestina dilaporkan sangat kritis terutama di wilayah kamp Gaza selatan yakni Kota Khan Younis.
PBB mencatat sebanyak 2,3 juta orang di Gaza berada di tepi jurang kelaparan sedangkan 380 ribu dihadapkan ancaman kekurangan pangan yang parah.
“Orang tewas bukan saja karena bom dan peluru, tetapi kekurangan makanan dan air bersih, RS yang tidak ada aliran listrik dan obat-obatan, dan perjalanan sulit ke tempat-tempat semakin kecil guna melarikan diri dari pertempuran,” ujar Guterres.
Anak di Gaza Tewas Akibat Kelaparan
Tak hanya melakukan penghentian pendanaan, Israel baru-baru ini juga melakukan pembatasan hingga ratusan truk bantuan kemanusiaan kesulitan masuk wilayah Gaza.
Israel bersikukuh tindakan blokade dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas, namun akibat aksi pemblokiran akses pangan kini jutaan warga Palestina tidak dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan baik.
Imbasnya 20 anak-anak di Gaza dilaporkan meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di rumah sakit Kamal Adwan dan Syifa di wilayah utara.
"Seringkali seorang anak mengalami kekurangan gizi parah, lalu mereka jatuh sakit dan virus itulah yang akhirnya menyebabkan kematian," kata Heather Stobaugh, pakar malnutrisi di Action Against Hunger, sebuah kelompok bantuan internasional.
Adalah Yazan Kafarneh, bocah umur 10 tahun asal Gaza yang tewas akibat malnutrisi dan gizi buruk.
Lewat unggahan foto yang beredar di sosial media, anak laki-laki itu terlihat pucat dengan dagu dan tulang yang menonjol lantaran daging di tubuhnya telah mengecil dan menyusut.
Kondisi ini dialami Yazan lantaran Keluarganya tidak mampu mempertahankan pola makan khusus pada Yazan selama peperangan meletus.
Mereka terpaksa menukar telur di pagi hari dengan roti yang dibuat menjadi bubur menggunakan teh.
Namun, tubuh Yazan tidak sanggup bertahan. Dia menderita kekurangan gizi yang kritis sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Makanan yang dulu dia makan sudah tidak didapat lagi, obat-obatan dan makanan tambahan tidak ada sama sekali,” kata ayah Yazan.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)
Tag: #cegah #kelaparan #akut #gaza #jerman #kucurkan #rp758 #untuk #danai #operasi #unrwa