Resmi! Dewan Keamanan PBB Mengeluarkan Resolusi yang Menuntut 'Gencatan Senjata Segera' selama Ramadhan
Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (25/3), telah mengeluarkan Resolusi 2728 yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadhan, pembebasan sandera segera, dan tanpa syarat serta 'kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran' bantuan ke wilayah Gaza. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Gaza dan pembebasan semua sandera, karena Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Resolusi perdamaian ini menyerukan gencatan senjata segera selama bulan puasa Ramadhan, yang akan berakhir dua minggu lagi, dan juga menuntut agar Hamas membebaskan sandera yang ditangkap pada 7 Oktober ketika mereka memimpin serangan terhadap Israel.
Resolusi tersebut juga menekankan kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran bantuan kemanusiaan dan memperkuat perlindungan warga sipil di seluruh Jalur Gaza. Resolusi tersebut diadopsi dengan 14 suara mendukung dan 1 abstain (Amerika Serikat).
"Pertumpahan darah telah berlangsung terlalu lama," ujar Amar Bendjama, perwakilan Aljazair, yang saat ini menjadi anggota Dewan Keamanan blok Arab dan salah satu penggagas resolusi, dikutip dari news.un.org, Selasa (26/3).
"Akhirnya, Dewan Keamanan memikul tanggung jawabnya (menegakkan perdamaian dunia)," lanjuntnya.
AS yang telah berulang kali memblokir resolusi Dewan Keamanan yang memberikan tekanan pada Israel namun semakin menunjukkan rasa frustrasi terhadap sekutunya ketika korban sipil meningkat dan PBB memperingatkan akan terjadinya kelaparan di Gaza.
Berbicara setelah pemungutan suara, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyalahkan Hamas atas keterlambatan dalam mengeluarkan resolusi gencatan senjata. "Kami tidak setuju dengan semua resolusi tersebut," ungkapThomas-Greenfield terkait alasan mengapa AS abstain.
Gedung Putih mengatakan resolusi akhir tidak mengandung bahasa yang dianggap penting oleh AS dan pemungutan suara tersebut tidak mewakili perubahan kebijakan.
Di sisi lain, Sekjen PBB Antonio Guterres melalui unggahan akun X-nya mengatakan bahwa resolusi tersebut "harus dilaksanakan" dan menegaskan bahwa "kegagalan tidak dapat dimaafkan".
Pemungutan suara tersebut dilakukan di tengah seruan internasional untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan, ketika pasukan Israel menyerang Gaza dan kondisi kemanusiaan di jalur yang terkepung mencapai tingkat kritis.
Menurut statistik PBB sendiri sudah lebih dari 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan kondisi di bawah pengepungan dan pemboman total Israel telah mendorong Gaza ke ambang kelaparan. Lebih dari 32.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel memulai serangan militernya di Gaza setelah Hamas memimpin serangan terhadap Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 lainnya, menurut klaim Israel.
Resolusi ini juga disambut hangat oleh para pemimpin Palestina yang mengatakan bahwa ini adalah langkah ke arah yang benar.
Utusan Palestina dalam rapat ini mengatakan resolusi diperlukan agar menjadi "titik balik" dalam mengakhiri serangan terhadap Gaza.
“Ini pasti menjadi titik balik,” kata Riyad Mansour kepada DK PBB sambil menahan air mata. “Ini harus menjadi pertanda akhir dari serangan ini, kekejaman terhadap rakyat kami.”
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Palestina meminta negara-negara anggota DK PBB untuk memenuhi tanggung jawab hukum mereka untuk segera menerapkan resolusi tersebut.
***
Tag: #resmi #dewan #keamanan #mengeluarkan #resolusi #yang #menuntut #gencatan #senjata #segera #selama #ramadhan