Dianggap Hanya Akal Bulus Zionis, Rencana Israel Usir Warga Palestina ke 'Pulau Kemanusiaan' Dikecam
Keluarga Al-Naji bersiap untuk berbuka puasa pada hari pertama bulan suci Ramadhan sambil duduk di tengah reruntuhan rumah keluarga mereka di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 11 Maret 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. 
16:10
15 Maret 2024

Dianggap Hanya Akal Bulus Zionis, Rencana Israel Usir Warga Palestina ke 'Pulau Kemanusiaan' Dikecam

– Rencana Israel memindahkan warga Palestina di Kota Rafah, Jalur Gaza, ke “pulau kemanusiaan” menuai banyak kecaman.

Para aktivis HAM menyebut rencana Israel tersebut adalah upaya negara Zionis untuk memperbaiki citranya setelah membantai ribuan warga Palestina di Gaza.

Di samping itu, ada ketakutan bahwa militer Israel bakal kembali menggunakan strategi brutal yang sebelumnya pernah dilakukan di Gaza.

Strategi itu ialah meminta warga Palestina ke tempat yang diklaim aman. Namun, warga Palestina di tempat itu justru dihujani dengan bom dan peluru.

Adapun rencana pemindahan itu diungkapkapkan oleh juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari Rabu, (13/3/2024).

Adapun “pulau kemanusiaan” itu direncanakan berada di wilayah Kegubernuran Deir Balah.

Hagari mengatakan pemindahan itu adalah bagian dari persiapan invasi militer Israel ke Rafah.

Rafah kini menjadi tempat berlindung warga Palestina sehingga jumlah penduduk di kota itu melonjak drastis.

Menurut Hagari, “pulau kemanusiaan” itu akan menjadi tempat perlindungan sementara bagi warga Palestina. Di sana disediakan makanan dan air.

Meski demikian, rencana itu ditentang oleh para aktivis. Mereka mengklaim tujuan rencana itu ialah membuat ilusi bahwa Israel berupaya mengurangi jumlah korban sipil saat melancarkan serangan.

“Jika Israel memang ingin mengamankan situasi kemanusiaan, Israel harus segera berhenti menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil secara sengaja, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza tanpa syarat dari beberapa titik perlintasan yang dikuasainya,” ujar Zaid Amali yang menjadi Direktur Advokasi Internasional di LSM Palestina bernama MIFTAH kepada TRT World.

Kini nasib warga Palestina di Rafah menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu Israel.

Mereka takut bahwa invasi militer di Rafah akan menimbulkan bencana kemanusiaan. Rafah saat ini menjadi akses utama di Gaza untuk suplai bantuan.

“Jika Israel meningkatkan serangannya, kita akan melihatnya setidaknya 100.000 warga Palestina yang tewas,” ujar Ubai Aboudi yang menjabat sebagai direktur eksekutif pada organisasi HAM bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Bisan.

Dia mengatakan Israel meminta warga Palestina mengevakuasi diri ke area yang diklaim aman oleh Israel. Namun, ironisnya mereka justru dibom oleh Israel di sana.

“Rancana pulau kemanusiaan mereka tidak akan mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza dan tidak menawarkan perlindungan apa pun bagi warga sipil,” kata Aboudi.

“Pulau kemanusiaan ini seperti apa yang mereka klaim sebagai area aman saat kampanye genosida,” katanya menambahkan.

Adapun Israel belum mengungkapkan kapan rencana evakuasi itu akan dimulai.

Israel menyinggung perlunya kesiapan operasional dan koordinasi dengan Mesir. Namun, Mesir menolak masuknya warga Palestina ke perbatasannya.

Sementara itu, pada hari Rabu pekan ini Israel kembali menyerang pusat distribusi makanan di Gaza selatan yang dioperasikan oleh badan pengungsi PBB bernama UNRWA.

Serangan itu menewaskan satu staf UNRWA dan melukai 22 lainnya.

Kini jumlah staf UNRWA yang tewas karena serangan Israel dalam lima bulan terakhir mencapai 165.

“Area aman yang disebut Israel menjadi tempat evakuasi orang-orang dan tempat perginya warga adalah area yang sama yang dibom berulangkali,” kata Abodui.

“Sebagai seorang warga Palestina, saya melihat bahwa Israel berupaya mengubah Gaza dari kamp konsentrasi besar menjadi beberapa kamp konsentrasi kecil yang bisa mereka atur, dan meneruskan kampanye genosida mereka untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #dianggap #hanya #akal #bulus #zionis #rencana #israel #usir #warga #palestina #pulau #kemanusiaan #dikecam

KOMENTAR