Houthi Kini Gunakan Drone Bawah Air untuk Pertempuran di Laut Merah, Laksamana AS: Sangat Mematikan
Komando pusat Departemen Pertahanan AS CENTCOM, mengatakan Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap tiga rudal jelajah anti-kapal bergerak, satu kapal bawah air tak berawak (UUV), dan satu kapal permukaan tak berawak (USV) di wilayah Yaman dan Laut Merah yang dikuasai Houthi.
CENTCOM mengatakan drone-drone tersebut merupakan ancaman nyata terhadap kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.
Ini adalah pertama kalinya pasukan AS melihat drone bawah air tak berawak (UUV) yang dikerahkan oleh Houthi.
Houthi, kelompok politik dan militer di Yaman, mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah pada bulan Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Kelompok ini telah berulang kali mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut sampai Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza.
Houthi, yang sebagian didukung oleh Iran, mempunyai persenjataan lengkap dan sangat terorganisir.
Anggota penjaga pantai Yaman ketika orang lain menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. (Khaled Ziad / AFP)Kelompok ini berhasil menggagalkan upaya Arab Saudi yang didukung AS selama satu dekade terakhir untuk berkuasa di Yaman.
Kelompok Houthi pertama kali mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah menggunakan rudal anti-kapal yang ditembakkan dari darat.
Namun seiring dengan berlanjutnya serangan Israel di Gaza, dan Amerika Serikat telah mengerahkan Angkatan Lautnya ke Laut Merah, kelompok ini telah memperluas persenjataannya.
Houthi mulai meluncurkan drone permukaan laut tak berawak pada tanggal 4 Januari, menurut The Associated Press, yang menempatkan wartawannya di kapal USS Dwight D. Eisenhower di Laut Merah.
Sekarang, Houthi tampaknya juga memiliki drone bawah air.
Laksamana Muda Marc Miguez mengatakan kepada AP bahwa drone laut yang beroperasi di permukaan merupakan ancaman serius bagi Angkatan Laut AS.
“Memiliki kapal permukaan tak berawak yang sarat bom dan dapat melaju dengan kecepatan sangat tinggi, dan jika Anda tidak segera berada di lokasi, hal itu bisa menjadi sangat buruk dengan sangat cepat,” katanya.
"Mengenai drone bawah air, itu lebih merupakan ancaman yang tidak kita ketahui dan kita tidak punya banyak informasi, dan bisa sangat mematikan,” tambahnya.
Siapa Houthi dan Mengapa Kelompok asal Yaman Itu Menyerang Israel?
Kelompok Houthi asal Yaman menyatakan perang terhadap Israel pada 31 Oktober 2023, dengan menembakkan drone dan rudal dari ibu kota Sanaa.
Serangan Houthi terhadap Israel sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Mengutip Reuters dan wilsoncenter.org, berikut penjelasan mengenai kelompok Houthi dan mengapa mereka bergabung dalam perang Israel-Hamas.
Houthi adalah sebuah gerakan Syiah Zaidi yang memerangi pemerintah Yaman, yang mayoritas Sunni, sejak tahun 2004.
Houthi mengambil alih Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada September 2014 dan menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman pada 2016.
Sebagai bagian dari “Poros Perlawanan” yang didukung oleh Iran, Houthi telah mendukung Palestina sejak Hamas menyerang Israel.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree menyalahkan Israel atas ketidakstabilan di Timur Tengah, dan mengatakan bahwa lingkaran konflik di wilayah tersebut diperluas karena kejahatan yang terus berlanjut.
Kelompok Houthi akan terus melancarkan serangan sampai agresi Israel berhenti, ujarnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #houthi #kini #gunakan #drone #bawah #untuk #pertempuran #laut #merah #laksamana #sangat #mematikan