Hamas Tegas, Tak Terima Keputusan Apa pun selain Penghentian Agresi di Gaza dan Pertukaran Sandera
Ia juga mengatakan Hamas selalu menyambut positif mediator yang terus mengupayakan penghentian agresi di Gaza.
“Hamas selalu merespons dengan semangat positif dan bertanggung jawab melalui para mediator untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami, mengakhiri pengepungan yang tidak adil, dan memungkinkan aliran bantuan, tempat tinggal, dan rekonstruksi,” kata Haniyeh dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Menurutnya, Israel saat ini terus berusaha menunda perundingan keputusan gencatan senjata dengan alasan pertukaran sandera yang belum disepakati.
“Gerakan ini telah menunjukkan fleksibilitas penuh dalam menangani isu-isu ini, namun jelas sejauh ini bahwa pendudukan terus bermanuver dan menunda-nunda isu-isu yang menjadi perhatian rakyat kami, sementara sikapnya berkisar pada pembebasan sandera,” katanya.
Selain meminta penghentian total agresi, Hamas menuntut beberapa persyaratan.
Poin-Poin Pernyataan Ismail Haniyeh
Mengutip dari Palestine Chronicle, Haniyeh mengemukakan beberapa poin yang
menggambarkan posisi Hamas saat ini dalam perundingan gencatan senjata, di antaranya sebagai berikut.
- Hamas menganggap Israel bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dalam perundingan
gencatan senjata. - Hamas terus menanggapi saran para mediator dengan cara yang positif dan konstruktif, dengan tujuan utama mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat Palestina.
- Pendudukan Israel terus bermanuver dan menunda-nunda mengenai segala persoalan penting yang perlu diselesaikan agar pertukaran tawanan dapat berlangsung.
- Hamas tidak akan menerima apa pun kecuali penghentian total agresi, penarikan penuh tentara Israel dari Gaza, dan pencabutan pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza.
- Tujuan Hamas adalah mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang melaluinya tahanan Palestina, terutama para lansia dan mereka yang dijatuhi hukuman berat, akan dibebaskan terlebih dahulu.
- Hamas akan terus berupaya sekuat tenaga untuk menghentikan pertumpahan darah Israel yang menyasar warga sipil Palestina.
Menurut Haniyah, semua persyaratan ini bersifat kemanusiaan dan disetujui oleh PBB, lembaga hak asasi manusia, dan Mahkamah Internasional.
Oleh karena itu, Israel harus mematuhi persyaratan-persyaratan tersebut.
Hingga saat ini perundingan keputusan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar masih berlanjut.
Sesi perundingan terakhir digelar di ibu kota Mesir, Kairo pada Selasa pekan lalu. Akan tetapi, perundingan tersebut tidak mencapai kesepakatan apa pun.
Sebelumnya, gencatan senjata sementara sempat terjadi di Gaza.
Gencatan senjata sementara ini berlangsung selama seminggu mulai dari 24 November hingga 1 Desember 2023.
Selain gencatan senjata, pertukaran sandera juga terjadi selama seminggu tersebut..
Bantuan kemanusiaan juga dapat sampai kepada warga Gaza dengan lancar.
Sebagai informasi, Israel telah menggempur jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Serangan Israel ini menewaskan 28.858 warga Gaza hingga saat ini.
Sementara itu, korban luka akibat serangan Israel telah mencapai 68.677 orang.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel, Ismail Haniyeh
Tag: #hamas #tegas #terima #keputusan #selain #penghentian #agresi #gaza #pertukaran #sandera