AS Klaim Tak Terlibat dalam Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar: Ini adalah Operasi Israel
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Israel mengklaim pasukannya membunuh Yahya Sinwar, AS mengaku tak terlibat pembunuhan. 
16:40
18 Oktober 2024

AS Klaim Tak Terlibat dalam Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar: Ini adalah Operasi Israel

- Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan pasukannya tidak memiliki peran dalam operasi Israel yang menewaskan Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, Kamis (17/10/2024).

AS mengklaim tak terlibat meskipun intelijennya telah berkontribusi pada pemahaman Israel tentang para pemimpin Hamas yang menyandera tahun lalu.

"Ini adalah operasi Israel. Tidak ada pasukan AS yang terlibat langsung," ujar juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, Kamis, dilansir Arab News.

"Amerika Serikat telah membantu memberikan informasi dan intelijen yang berkaitan dengan pemulihan sandera dan pelacakan dan lokasi para pemimpin Hamas yang bertanggung jawab atas penyanderaan."

"Jadi tentu saja itu berkontribusi secara umum pada gambaran tersebut."

"Tetapi sekali lagi, ini adalah operasi Israel. Dan saya akan merujuk Anda kepada mereka untuk berbicara tentang rincian tentang bagaimana operasi itu terjadi," terang Patrick Ryder.

Klaim Israel

Militer Israel mengklaim pasukannya menewaskan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Kamis.

Yahya Sinwar disebut sebagai seorang arsitek utama serangan tahun lalu terhadap Israel yang memicu perang di Gaza, kata militer Israel.


Para pemimpin Israel merayakan pembunuhannya sebagai penyelesaian masalah lebih dari setahun setelah militan pimpinan Hamas membunuh sekitar 1.200 orang di Israel dan menculik 250 orang lainnya dalam sebuah serangan yang menggemparkan negara tersebut.

Israel juga menggambarkannya sebagai titik balik dalam kampanye untuk menghancurkan Hamas, mendesak kelompok tersebut untuk menyerah dan membebaskan sekitar 100 sandera yang masih berada di Gaza.

"Hamas tidak akan lagi menguasai Gaza. Ini adalah awal hari setelah Hamas," kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dikutip dari AP News.

Netanyahu mengatakan Israel akan terus bertempur hingga semua sandera bebas.

Dalam pidatonya tentang kematian Yahya Sinwar, Netanyahu mengatakan, “Perang kita belum berakhir.”

Israel juga akan mempertahankan kendali atas Gaza cukup lama untuk memastikan Hamas tidak mempersenjatai diri lagi — pendudukan efektif yang meningkatkan kemungkinan terjadinya pertempuran berkelanjutan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Awal bulan ini, Israel membuka front baru dalam perangnya dengan Hizbullah, meningkatkan pemboman di Lebanon dan meluncurkan kampanye darat melawan milisi yang didukung Iran setelah setahun saling tembak lintas perbatasan.

Sebelumnya, para pejabat AS menyampaikan harapan akan gencatan senjata tanpa melibatkan Yahya Sinwar.

Namun, menyingkirkannya mungkin tidak akan mengakhiri perang yang menghancurkan itu, yang selama itu Israel telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza dan menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina.

Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan, tetapi mengatakan lebih dari separuh dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak.

Kematian Yahya Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas, tetapi kelompok yang menerima dukungan dari Iran ini telah terbukti tangguh menghadapi kehilangan pemimpin di masa lalu.

Hingga kini, belum ada konfirmasi langsung dari Hamas mengenai kematian Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar saat menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. Yahya Sinwar saat menghadiri rapat umum untuk mendukung masjid al-Aqsa Yerusalem di Kota Gaza pada 1 Oktober 2022. (MAHMUD HAMS / AFP)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “ini bukan akhir perang di Gaza”, setelah mengklaim Yahya Sinwar terbunuh.

Setidaknya 10 warga Palestina tewas dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi Maghazi di Gaza tengah menyusul tewasnya 28 orang, termasuk anak-anak, dalam serangan Israel terhadap tempat penampungan PBB di Jabalia, Gaza utara.

Lima tentara Israel tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan dan sembilan “terluka parah” dalam pertempuran di Lebanon dan Jalur Gaza.

Hizbullah di Lebanon telah mengumumkan akan “bertransisi ke fase baru dan meningkat dalam konfrontasi dengan Israel”, yang akan menjadi jelas dalam beberapa hari mendatang.

Misi Iran di PBB mengatakan saat-saat terakhir pemimpin Hamas Yahya Sinwar akan menjadi model perlawanan dan “semangat perlawanan akan diperkuat”, menyusul pembunuhannya oleh pasukan Israel.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menggambarkan Sinwar sebagai “teroris”, dan mengatakan pemimpin Hamas yang terbunuh itu merupakan “penghalang bagi gencatan senjata yang sangat dibutuhkan”.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani setelah kematian Sinwar, menekankan perlunya gencatan senjata.

Organisasi Kesehatan Dunia menuduh Israel melarang spesialis medis memasuki Gaza untuk mendukung klinik di daerah kantong yang terkepung itu.

Di Gaza, setidaknya 42.438 orang tewas dan 99.246 terluka akibat  serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Setidaknya 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #klaim #terlibat #dalam #pembunuhan #pemimpin #hamas #yahya #sinwar #adalah #operasi #israel

KOMENTAR