Penemuan Fragmen Asteroid di Dekat Berlin: Aubrite, Batuan Langka yang Tidak Diketahui Asal Usulnya
Gambar meteorit yang jatuh di dekat Berlin pada 21 Januari 2024. (NY Times)
16:45
12 Februari 2024

Penemuan Fragmen Asteroid di Dekat Berlin: Aubrite, Batuan Langka yang Tidak Diketahui Asal Usulnya

Para ilmuwan telah menemukan pecahan meteorit yang jatuh di dekat Berlin, Jerman pada tanggal 21 Januari 2024, tengah malam lalu. Ini merupakan penemuan yang jarang terjadi, dari sebuah asteroid yang teridentifikasi sesaat sebelum memasuki atmosfer bumi. 

Dilansir dari nytimes.com, terdapat segelintir peristiwa serupa di masa lalu yang memungkinkan para astronom melacak asal usul batuan yang masuk ke tata surya.

Penelitian awal terhadap fragmen menunjukkan meteorit tersebut adalah aubrite. Salah satu kelas atau jenis batuan yang tidak diketahui asal usulnya.

Menurut beberapa ilmuwan, kemungkinan meteorit tersebut merupakan bagian dari planet Merkurius. 

Meteorit yang telah ditemukan tersebut sangat langka, sehingga hanya berjumlah 80 dari 70.000 atau lebih, meteorit yang telah dikumpulkan di Bumi sebelum peristiwa bulan lalu.

Sara Russell seorang ahli meteorit di Natural History Museum di London, menyatakan bahwa penemuan tersebut sangat menarik, karena jumlah aubrite atau kelompok meteorit yang jarang ditemukan sangat sedikit. 

Asteroid yang menjadi meteorit, pertama kali ditemukan oleh seorang astronom Hongaria Krisztián Sárneczky, tiga jam sebelum menghantam atmosfer bumi. 

Jaringan kamera melacak batuan tersebut, yaitu BX1 2024, yang jatuh di dekat Ribbeck, sebuah desa di luar Berlin. 

Meskipun batuan tersebut memiliki ukuran kurang dari tiga kaki, pada saat jatuh masih menghasilkan kilatan cahaya cemerlang yang ditangkap oleh kamera di banyak wilayah Eropa.

Selain itu, Peter Jenniskens, seorang astronom di SETI Institute di California langsung membeli tiket pesawat menuju Berlin. 

Peter Jenniskens, melakukan perhitungan untuk mengetahui lokasi potongan-potongan meteorit itu dapat ditemukan.

Namun, pada hari Kamis (25/1) tim pemburu meteor Polandia mengumumkan bahwa mereka telah menemukan potongan pertama meteorit tersebut.

Peter Jenniskens menyatakan bahwa meteorit tersebut tidak berwarna hitam, tidak seperti kebanyakan meteorit lainnya pada saat melalui atmosfer. 

Selain itu, meteorit yang ditemukan tersebut ringan, seperti batuan di bumi. Hanya dalam waktu dua jam seorang anggota tim Peter Jenniskens. 

Seorang mahasiswa Freie Universität Berlin bernama Dominik Dieter, menemukan sebuah meteorit di atas tanah. 

Peter Jenniskens menyatakan bahwa, dirinya bersama tim telah menemukan lebih dari 20 fragmen. Sumber aubrite, yang namanya diambil dari kota Aubres di Prancis, dekat tempat pertama kali ditemukan masih misterius.

Hal tersebut karena komposisinya tidak cocok dengan sumber meteorit lain yang diketahui di tata surya. 

Beberapa penelitian menyatakan bahwa itu adalah pecahan planet Merkurius, namun tidak semua ilmuwan mendukung pernyataan tersebut.

Namun, ada kemungkinan bahwa aubrite sudah lama terlempar dari Merkurius ke sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, membentuk kelompok yang disebut asteroid tipe E. 

Davide Farnocchia dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA, mengatakan bahwa benda-benda kecil dari luar angkasa selalu tidak terdeteksi, tetapi dapat menimbulkan masalah bagi orang-orang di bumi. 

Seperti meteor Chelyabinsk selebar 65 kaki yang meledak di Rusia pada tahun 2013 dan melukai ratusan orang. 

Oleh karena itu, melacak asteroid sekecil apapun, sebelum menghantam atmosfer bumi, penting untuk melindungi planet dari jatuhnya asteroid. 

Mengetahui lintasan terlebih dahulu dapat memberitahukan kepada orang-orang di bumi agar dapat berlindung dan tempat aman pada saat jatuhnya benda-benda dari luar angkasa. 

Editor: Banu Adikara

Tag:  #penemuan #fragmen #asteroid #dekat #berlin #aubrite #batuan #langka #yang #tidak #diketahui #asal #usulnya

KOMENTAR