1,4 Juta Warga Palestina di Rafah Hadapi Kelaparan, Serangan Israel di Rafah Mengkhawatirkan
Warga Palestina di Rafah mengantri makanan./MEMO
18:09
10 Februari 2024

1,4 Juta Warga Palestina di Rafah Hadapi Kelaparan, Serangan Israel di Rafah Mengkhawatirkan

 

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell membagikan pada hari Jumat bahwa saat ini terdapat 1,4 juta warga Palestina di kota Rafah mengalami Kelaparan

Borel mengatakan bahwa kondisi Rakyat Palestina yang dibombardir Israel itu "Tanpa tempat yang aman untuk pergi, menghadapi kelaparan," MEMO melaporkan, Sabtu (10/2).

Dalam sebuah post di X, Borrell menganggap laporan tentang serangan militer Israel di Rafah sebagai suatu hal yang mengkhawatirkan.

"Laporan tentang serangan militer Israel di Rafah mengkhawatirkan. Ini akan memiliki konsekuensi yang sangat buruk memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat parah & beban sipil yang tak tertahankan," ujarnya.

Pernyataan Borrell datang setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta tentara untuk menyiapkan, "Rencana untuk mengungsikan penduduk dan menghancurkan batalyon-batalyon."

Kantor Perdana Menteri menyampaikan dalam sebuah pernyataan tertulis, salinan yang dikirim ke Anadolu Agency: "Tidak mungkin mencapai tujuan perang tanpa menghilangkan Hamas, dan dengan meninggalkan empat batalyon Hamas di Rafah. Sebaliknya, jelas bahwa aktivitas intensif di Rafah mengharuskan warga sipil mengungsikan diri dari area pertempuran."

Estimasi internasional menunjukkan bahwa ada antara 1,2 hingga 1,4 juta warga Palestina di Rafah setelah tentara Israel memaksa ratusan ribu warga Palestina di bagian utara Jalur Gaza untuk melarikan diri ke selatan.

Pada hari Kamis, Koordinator NSC untuk Komunikasi Strategis John Kirby, mengatakan, "Setiap operasi militer besar di Rafah pada saat ini, dalam keadaan seperti ini, dengan lebih dari sejuta atau mungkin lebih dari satu setengah juta warga Palestina yang mencari perlindungan dan telah mencari perlindungan di Rafah tanpa mempertimbangkan keselamatan mereka akan menjadi bencana. Dan kami tidak akan mendukungnya."

Sejak awal operasi darat yang diluncurkan oleh Israel di Jalur Gaza pada (7/10/23), mereka telah meminta penduduk untuk pindah dari bagian utara dan tengah Strip ke selatan.

Israel mengklaim bahwa itu adalah area yang aman, namun, utara tidak luput dari pengeboman rumah dan mobil.

Hingga hari Jumat, operasi darat telah mencapai Khan Yunis dan belum diperluas ke Rafah, meskipun tentara Israel telah melakukan serangan udara dan tembakan artileri yang luas di situs-situs di Rafah sejak awal perang (7/10/23).

Akibat kekejaman yang dilakukan di Jalur Gaza, Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.

Hal ini disambut baik oleh pihak regional dan global untuk mengakhiri impunitas Israel, tetapi ditentang oleh AS.

   ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #juta #warga #palestina #rafah #hadapi #kelaparan #serangan #israel #rafah #mengkhawatirkan

KOMENTAR