Israel: Ada Markas Unit Radwan Hizbullah di Terowongan Sepanjang 800 Meter
Foto di dalam terowongan yang diklaim oleh Israel sebagai akses bagi unit Radwan Hizbullah di Lebanon selatan. IDF mengunggah sejumlah video dan foto yang memperlihatkan kompleks terowongan bawah tanah, melalui akun juru bicara IDF berbahasa Arab, Avichay Adraee, di media sosial X pada Senin (14/10/2024). 
14:10
15 Oktober 2024

Israel: Ada Markas Unit Radwan Hizbullah di Terowongan Sepanjang 800 Meter

Tentara Israel (IDF) mengumumkan mereka telah menemukan kompleks terowongan bawah tanah sepanjang 800 meter di Lebanon selatan.

IDF mengklaim lokasi tersebut digunakan sebagai markas komando Pasukan Radwan Hizbullah.

"Markas besar yang ditemukan di jantung lingkungan perumahan dan berisi sarana tempur canggih dan infrastruktur teroris yang telah disiapkan untuk digunakan dalam operasi di masa depan," klaim juru bicara IDF, Daniel Hagari dalam pernyataan video melalui media sosial X, Senin (14/10/2024).

Dalam klip video yang dia rekam dari tempat ditemukannya terowongan itu, IDF mengklaim telah membunuh sejumlah anggota Hizbullah.

IDF juga mengklaim telah menemukan senjata dan sarana tempur termasuk rudal canggih yang ditujukan untuk operasi Hizbullah di masa depan.

Rekaman tersebut juga memperlihatkan granat berpeluncur roket dan sepeda motor, selain perlengkapan untuk akomodasi jangka panjang, seperti dapur dan kamar akomodasi yang diklaim digunakan bagi para pejuang Hizbullah.

“Pejuang Komando Divisi 91, bekerja sama dengan pejuang dari unit YALAM, menemukan banyak senjata di kompleks bawah tanah, termasuk: rudal helikopter, peluru, sepeda motor, kolom tambahan, dan sarana yang digunakan untuk bertahan hidup dalam waktu yang lama, seperti makanan kaleng, peralatan dapur, dan ruang keluarga," kata Daniel Hagari.

"Ditemukan bukti yang menunjukkan peralatan ini adalah bagian dari rencana yang dikenal sebagai “Pendudukan Galilea”, sebuah rencana yang bertujuan untuk melakukan operasi ofensif skala besar di masa depan," kata juru bicara IDF itu menuduh Hizbullah.

Dia mengatakan selama penggerebekan di markas besar tersebut, pasukan IDF terlibat bentrokan dengan salah satu anggota Hizbullah yang bersembunyi di kompleks tersebut.

Untuk melawan satu anggota Hizbullah, IDF untuk memanggil sebuah pesawat Angkatan Udara yang berhasil melakukan serangan untuk menyingkirkannya.

Daniel Hagari mengatakan operasi ini dianggap sebagai pukulan menyakitkan bagi infrastruktur Hizbullah.

Ia juga mengklaim invasi darat di Lebanon memperkuat upaya IDF untuk mengamankan perbatasan utaranya dari ancaman kelompok perlawanan yang didukung Iran, seperti diberitakan Al Arabiya.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dengan dalih menargetkan Hizbullah.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.289 jiwa dan 98.684 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (14/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #israel #markas #unit #radwan #hizbullah #terowongan #sepanjang #meter

KOMENTAR