Picu Perdebatan Etika, Sam Altman Guncang Dunia Bioteknologi melalui Investasi di Startup Rekayasa Genetika Bayi 
Sam Altman yang jadi sorotan global setelah investasi mereka di startup rekayasa genetik bayi. (The Independent)
06:03
21 November 2025

Picu Perdebatan Etika, Sam Altman Guncang Dunia Bioteknologi melalui Investasi di Startup Rekayasa Genetika Bayi 

 

Sam Altman, CEO OpenAI, kini menjadi sorotan dunia setelah terlibat dalam pendanaan startup genetika embrio bayi bernama Preventive. Perusahaan ini menargetkan penghapusan penyakit keturunan melalui penyuntingan gen pada tahap embrio, langkah yang memicu perdebatan etika global.

Dilansir dari The Independent, Kamis (20/11/2025), Preventive yang berkantor pusat di San Francisco telah menghimpun dana hingga 30 juta dolar AS (sekitar Rp 501 miliar, dengan kurs Rp 16.700 per dolar AS) untuk menanggulangi penyakit genetik serius. Selain Altman, pendanaan juga didukung Brian Armstrong, CEO platform kripto Coinbase, yang menyatakan dukungannya terhadap inovasi medis ini.

Langkah ini menimbulkan kontroversi karena penyuntingan gen embrio masih ilegal di AS, Inggris, dan banyak negara lain. Namun, menurut laporan The Wall Street Journal, perusahaan sedang mempertimbangkan Uni Emirat Arab sebagai lokasi penelitian awal karena regulasi di sana lebih longgar, memberikan peluang untuk uji coba yang tidak diperbolehkan di Barat.

Sebagai kelanjutan dari upaya tersebut, tim ilmuwan Preventive dikabarkan tengah mengembangkan embrio yang diedit secara genetik untuk mencegah penyakit keturunan pada pasangan dengan mutasi gen. Menanggapi kritik, Armstrong menekankan pentingnya riset dasar. “Lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit genetik,” ujarnya. “Sangat mudah memperbaiki sejumlah kecil sel sebelum penyakit berkembang, seperti pada embrio.”

Selain itu, Sam Altman tidak bergerak sendiri dalam inisiatif ini; dia mendapat dukungan penuh dari pasangannya, Oliver Mulherin. Selain itu, Mulherin menegaskan motivasi kemanusiaan di balik investasi tersebut. “Saya berinvestasi di Preventive karena peduli pada riset yang bisa membantu orang menghindari penyakit,” katanya. Keduanya saling memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.

Meski demikian, para ahli bioetika memperingatkan risiko besar. Fyodor Urnov dari Innovative Genomics Institute menekankan, “Mereka entah sedang berbohong, delusional, atau keduanya. ini bukan hanya soal penyakit, tetapi juga potensi manipulasi genetik untuk karakteristik tambahan pada bayi.”

Menanggapi kekhawatiran tersebut, CEO Preventive, Lucas Harrington, menegaskan fokus perusahaan tetap pada riset pra-klinis. “Kami tidak terburu-buru … kami berkomitmen transparan dalam penelitian dan akan menerbitkan hasil, baik positif maupun negatif,” ujarnya.

Isu ini semakin relevan setelah Mei lalu, ketika seorang bayi dengan defisiensi enzim CPS1 menerima terapi pengeditan gen yang berhasil memperbaiki mutasi spesifik pada kode genetiknya. Dr. Kiran Musunuru, salah satu penulis studi, menyebut, “Ini langkah pertama menuju terapi pengeditan gen untuk berbagai kelainan genetik langka yang saat ini belum memiliki pengobatan definitif.”

Meski Preventive menegaskan tujuan medisnya, kritik tetap muncul terkait potensi dampak jangka panjang, persetujuan pasien, dan ketidakadilan genetik. Regulasi global soal teknologi ini masih beragam, sehingga debat etika diperkirakan akan terus berlangsung.

Langkah Altman berpotensi menjadi babak baru dalam pergerakan bioteknologi global: jika berhasil, penyakit genetik bisa dicegah sejak lahir; namun kegagalan atau penyalahgunaan teknologi ini dapat menimbulkan risiko etika besar, termasuk potensi terciptanya “bayi rancangan” dan disrupsi sosial-medis skala internasional.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #picu #perdebatan #etika #altman #guncang #dunia #bioteknologi #melalui #investasi #startup #rekayasa #genetika #bayi

KOMENTAR