SpaceX Luncurkan Sentinel-6B dalam Misi Internasional Memantau Kenaikan Permukaan Laut Dunia
- Pada Minggu malam waktu setempat, roket Falcon 9 milik SpaceX kembali meluncur dari Landasan Peluncuran SLC-4E di Vandenberg Space Force Base, membawa satelit Sentinel-6B dalam sebuah misi internasional yang dirancang untuk memperkuat pemantauan kenaikan permukaan laut dunia.
Peluncuran ini menjadi tonggak penting dalam kesinambungan pengamatan laut global yang telah berlangsung lebih dari tiga dekade. Melansir dari Spaceflight Now pada Selasa (18/11/2025), peluncuran dijadwalkan pukul 21.21 waktu setempat California atau 12.21 WIB keesokan harinya. Sentinel-6B menjadi penerus satelit kembarannya, Sentinel-6 Michael Freilich, yang dilepas dari lokasi yang sama hampir lima tahun lalu.
Kedua satelit ini bagian dari program senilai sekitar 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16,73 triliun (kurs Rp 16.730 per dolar AS) yang dibiayai bersama oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Persiapan peluncuran sempat diwarnai kekhawatiran soal cuaca. Wilayah pesisir California diguyur hujan deras akibat sistem tekanan rendah.
"California termasuk salah satu wilayah dengan curah hujan tertinggi di Amerika Serikat akhir pekan ini. Kondisi ini sangat tidak biasa untuk California Selatan," ujar Perwira Cuaca Peluncuran, Letnan Satu William F. Harbin dalam konferensi pers pra-peluncuran.
Meski demikian, tim meteorologi menyatakan optimisme bahwa kondisi akan cukup stabil untuk melepas roket sesuai jadwal. Sejalan dengan itu, Falcon 9 yang digunakan pada misi ini membawa booster seri B1097 yang menjalani penerbangan ketiganya.
Jika semua berjalan lancar, tahap pertama ini kembali ke daratan dan mendarat sekitar 1.400 kaki dari lokasi peluncuran, sekaligus menandai penerbangan ke-500 dari booster Falcon 9 yang digunakan ulang.
Dengan Falcon 9 siap meluncur, Sentinel-6B, yang dibangun Airbus Defence and Space di Jerman, dijadwalkan dilepaskan dari tahap kedua roket sekitar 57 menit setelah peluncuran. Mengorbit pada ketinggian 830 mil (1.336 km) dengan kemiringan 66 derajat, satelit ini menggunakan radar penetrasi awan untuk mengukur ketinggian permukaan laut dengan ketelitian hingga sekitar 1 inci.
Menurut Direktur Ilmu Bumi NASA, Karen St. Germain, "Informasi ini memungkinkan kami memantau arus laut, tinggi gelombang, dan memberikan dasar bagi prediksi banjir untuk infrastruktur pesisir, real estat, serta fasilitas energi di sepanjang garis pantai."
NASA dalam pernyataan resminya menegaskan bahwa "Sentinel-6B akan melanjutkan warisan Sentinel-6 Michael Freilich dengan menghasilkan pengukuran permukaan laut yang meningkatkan akurasi prakiraan bagi komunitas, dunia usaha, dan berbagai operasi publik."
Penekanan pada manfaat praktis ini sejalan dengan kebijakan administrasi sebelumnya yang memilih menghindari penyebutan langsung istilah perubahan iklim dalam materi resmi.
Meski demikian, para ilmuwan tetap menggarisbawahi konteks ilmiahnya. Data jangka panjang dari rangkaian satelit Sentinel sejak 1990-an menunjukkan tren kenaikan permukaan laut yang konsisten. Namun dalam briefing terbaru, pejabat misi kembali menekankan aspek aplikatif tanpa menyebutkan "climate change" atau "global warming."
Dengan masa operasi utama lima hingga enam tahun, Sentinel-6B akan memperkuat sistem pemantauan laut global yang penting bagi negara-negara pesisir. Data-data ini menjadi dasar perencanaan mitigasi, kesiapsiagaan bencana, serta perlindungan ekonomi wilayah pesisir di berbagai belahan dunia.
Peluncuran ini menegaskan kembali peran SpaceX dalam inisiatif kolaboratif internasional serta komitmen global dalam menjaga keamanan lingkungan laut, isu strategis yang kian menentukan arah geopolitik dan ekonomi dunia.
Tag: #spacex #luncurkan #sentinel #dalam #misi #internasional #memantau #kenaikan #permukaan #laut #dunia