AS Beri Isyarat Bakal Lakukan Serangan Besar-besaran kepada Militan Dukungan Iran di Irak dan Suriah
Austin mengatakan bahwa sudah waktunya untuk melumpuhkan milisi dukungan Iran yang menyerang pasukan dan kapal AS di Timur Tengah.
Kini, kata Austin, AS tengah bersiap untuk mengambil tindakan signifikan sebagai tanggapan atas kematian tiga prajuritnya di Yordania.
"Pada titik ini, inilah saatnya untuk mengambil lebih banyak kemampuan dibandingkan yang telah kita ambil di masa lalu," kata Austin pada Kamis (1/2/2024), dikutip dari The Times of Israel.
Meski ancaman serangan balasan ini telah mendorong beberapa kelompok militan untuk menghentikan permusuhan, namun pemberontak Houthi Yaman masih menyerang kapal-kapal dan menembakkan rudal balistik ke kapal kontainer berbendera Liberia di Laut Merah.
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada bulan Oktober, kelompok-kelompok militan yang didukung Iran telah menyerang pangkalan-pangkalan AS di Irak dan Suriah setidaknya 166 kali dengan roket, rudal, dan drone serang satu arah.
Militer AS juga telah melakukan serangan udara yang menargetkan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Di Laut Merah, Houthi telah menembaki kapal komersial dan militer hampir 40 kali sejak November.
Dalam serangan terakhir, mereka menembakkan rudal balistik ke kapal kontainer berbendera Liberia pada hari Kamis, kata pejabat pertahanan AS.
Serangan itu terjadi di sebelah barat Hodeida, sebuah kota pelabuhan di Yaman yang telah lama dikuasai pemberontak, kata Operasi Perdagangan Maritim Inggris, sebuah kelompok militer Inggris yang mengawasi perairan Timur Tengah.
Dikatakan bahwa awak kapal dan kapal selamat dan ledakan terjadi jauh dari sisi kanan kapal.
Pejabat pertahanan AS mengidentifikasi kapal kontainer yang menjadi sasaran adalah Koi, kapal milik Bermuda.
Manajemennya tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Para pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas masalah intelijen.
Kelompok Houthi tidak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Saya pikir semua orang menyadari tantangan yang terkait dengan memastikan bahwa kita meminta pertanggungjawaban orang yang tepat," kata Austin, dikutip dari BBC.
"Ada cara untuk mengatasi hal ini agar tidak lepas kendali. Dan itulah yang menjadi fokus kami selama ini," lanjutnya.
Presiden AS, Joe Biden mendapat tekanan yang meningkat dari anggota parlemen Partai Republik, termasuk beberapa tokoh Washington yang paling keras terhadap Iran, untuk menyerang sasaran di wilayah Iran.
Meskipun AS telah berulang kali berjanji untuk menanggapi serangan pesawat tak berawak itu, Biden dan pejabat pertahanan lainnya mengatakan Washington tidak menginginkan perang yang lebih luas dengan Iran atau peningkatan ketegangan di kawasan.
"Bukan itu yang saya cari," kata Biden.
Menlu Iran: Setop Berikan Ancaman
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. (AFP)Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berhenti menggunakan bahasa ancaman.
Amirabdollahian memperingatkan bahwa Republik Iran akan memberikan respons yang cepat dan tegas terhadap berbagai ancaman.
Ketika berpidato di sidang kabinet di Teheran pada Rabu (31/1/2024), Amirabdollahian mengatakan bahwa perlawanan regional adalah kenyataan yang ada dalam menghadapi pendudukan.
AS, lanjut Amirabdollahian, harus berhenti menggunakan bahasa ancaman dan saling menyalahkan.
Dikutip dari IRNA, Amirabdollahian memperingatkan AS bahwa respons Iran akan cepat dan tegas dalam menghadapi ancaman.
Republik Islam telah membantah terlibat dalam serangan terhadap pasukan AS di Yordania.
Iran mengatakan bahwa kelompok perlawanan di wilayah tersebut tidak menerima perintah dari Teheran dalam keputusan dan tindakan mereka termasuk dalam mendukung rakyat Palestina.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Tag: #beri #isyarat #bakal #lakukan #serangan #besar #besaran #kepada #militan #dukungan #iran #irak #suriah