Kepala Garda Revolusi Islam Iran Akui Teheran Malas Perang dengan AS, Meski Ada Retorika Pedas
Bendera Iran dan Amerika Serikat. - Kepala Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Panglima IRGC, Mayjen Hossein Salami menegaskan bahwa Teheran tidak takut berperang dengan Amerika Serikat. 
17:10
1 Pebruari 2024

Kepala Garda Revolusi Islam Iran Akui Teheran Malas Perang dengan AS, Meski Ada Retorika Pedas

Kepala Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Panglima IRGC, Mayjen Hossein Salami menegaskan bahwa Teheran tidak takut berperang dengan Amerika Serikat (AS).

"Kami mendengar beberapa ancaman dari pejabat Amerika mengenai penargetan Iran," kata Salami, dikutip dari The Guardian.

"Kami tidak menginginkan perang, namun kami tidak takut akan hal itu. Ini adalah kebenaran yang umum," tegasnya.

Diperkirakan akan ada lebih banyak milisi yang didukung Iran di Irak, berispa untuk mencontoh sikap Kataib Hizbullah, kelompok yang disalahkan dalam serangan pesawat tak berawak (drone) di Pangakalan Militer AS, Minggu (28/1/2024).

Nyali Biden untuk tanggapi eskalasi

Menurut analis, yang dikutip dari Al Arabiya, sejak menjabat, Presiden AS, Joe Biden terang-terangan menarik diri dalam konfrontasi militer langsung dengan Iran.

Dan selama menjabat sebagai presiden, Biden telah menerapkan kebijakan yang mengutamakan diplomasi dengan Teheran.

Namun, setelah serangan drone di perbatasan Yordania-Suriah, yang menewaskan tiga tentaranya, Biden makin terhimpit, kini ia menghadapi tekanan ekstrim.

"Saya tidak yakin Presiden Biden akan menyerang Iran secara langsung," ucap profesor Ilmu Politik di Universitas Tennessee di Chattanooga dan penasihat senior di United Against Nuclear Iran, Saeid Golkar.

Golkar mengatakan kepada Al Arabiya English bahwa Biden lebih cenderung memerintahkan serangan terhadap sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah dan Irak.

“Berdasarkan reaksi awal Biden dan portofolio tim keamanan nasionalnya, saya skeptis serangan di Iran akan terjadi,” katanya.

Serangan langsung AS ke wilayah Iran tidak mungkin dilakukan

Analis lainnya, Direktur Pusat Timur Tengah dan Tatanan Global, Ali Fathollah-Nejad sepakat bahwa serangan langsung AS ke wilayah Iran tidak mungkin dilakukan.

Dia mengatakan AS dapat menargetkan situs-situs yang terkait dengan Iran di tempat lain di wilayah tersebut.

Aspek yang sering diabaikan, terutama selama periode ketegangan yang meningkat antara Teheran dan Washington, adalah keengganan Iran untuk melibatkan diri dalam perang skala penuh dengan AS, meskipun terdapat retorika publilk yang panas.

Sejak didirikan pada tahun 1979 oleh ulama Syiah Ruhollah Khomeini, rezim Iran tidak pernah terlibat dalam konfrontasi militer langsung dengan AS.

Pilihan strategis ini berasal dari fokus utama rezim ini pada upaya mempertahankan diri.

“Saya pikir (Pemimpin Tertinggi Iran Ali) Khamenei ingin menghindari perang langsung dengan Amerika Serikat dengan segala cara karena hal itu berisiko mengganggu stabilitas rezimnya, dan kelangsungan rezim adalah prioritasnya,” kata Direktur Kebijakan di Uniterd Against Nuclear Iran, Jason Brodsky kepada Al Arabiya English.

Analis menilai perang AS-Iran akan membawa dampak buruk bagi kedua belah pihak dan seluruh Timur Tengah.

Namun, dampak yang diperkirakan akan lebih besar terjadi pada Iran, mengingat keterbatasan militernya.

“Iran tidak menginginkan perang langsung dengan Amerika Serikat. Hal ini karena Teheran tahu mereka akan kalah karena kekuatan militer konvensionalnya tidak sebanding dengan kekuatan AS,” kata Brodsky.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #kepala #garda #revolusi #islam #iran #akui #teheran #malas #perang #dengan #meski #retorika #pedas

KOMENTAR