Protes Kebijakan Joe Biden soal Perang di Gaza, Pegawai Pemerintah AS Rencanakan Puasa Satu Hari
Pengungsi Palestina mengantre untuk mendapatkan sumbangan makanan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 30 November 2023. Sekelompok pegawai pemerintah AS merencanakan aksi puasa satu hari sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza sekaligus protes terhadap Joe Biden. 
16:50
30 Januari 2024

Protes Kebijakan Joe Biden soal Perang di Gaza, Pegawai Pemerintah AS Rencanakan Puasa Satu Hari

- Pegawai pemerintah Amerika Serikat (AS) merencanakan untuk berpuasa selama satu hari untuk menarik perhatian terhadap krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Jalur Gaza, sekaligus mengecam kebijakan Presiden Joe Biden yang selalu mendukung Israel.

Perwakilan Feds United for Peace mengatakan kepada Guardian bahwa para anggotanya akan berpuasa pada hari Kamis (1/2/2024).

Pegawai federal yang berpartisipasi diharapkan datang ke kantor mereka dengan mengenakan pakaian hitam atau syal keffiyeh atau simbol solidaritas Palestina lainnya.

Feds United for Peace adalah sekelompok pegawai pemerintah yang merasa frustrasi dengan krisis Gaza.

Kelompok itu juga pernah melakukan pemogokan kantor pada awal bulan ini.

Seorang pegawai federal yang berbicara atas nama kelompok tersebut mengatakan Day of Fasting atau Hari Puasa adalah respons atas krisis kelaparan di Gaza.

Kelompok itu menyebut krisis kelaparan adalah senjata perang yang digunakan oleh Israel, yang menahan makanan dan bantuan lainnya memasuki Gaza.

Laporan PBB menyebut bahwa hingga 2 juta orang di wilayah tersebut berada dalam kondisi terdampak risiko kelaparan.

Anak-anak pengungsi Palestina mengantre untuk mendapatkan sumbangan makanan dan roti di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 30 November 2023. Anak-anak pengungsi Palestina mengantre untuk mendapatkan sumbangan makanan dan roti di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 30 November 2023. (MOHAMMED ABED / AFP)

Feds United for Peace mengatakan para anggotanya mewakili lebih dari 20 lembaga, di antaranya departemen pertahanan, keamanan dalam negeri dan negara, dan termasuk pegawai negeri karir dan pejabat politik.

Mereka mengharapkan ratusan pegawai pemerintah untuk berpartisipasi.

Perwakilan Fed United for Peace mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk memaksa orang-orang untuk speak up.

Mereka menyebut pegawai federal mungkin mendukung gencatan senjata tetapi takut untuk menyuarakannya.

PBB: Israel semakin menjadi-jadi menghalangi bantuan ke Gaza

Semakin banyak Israel yang menolak atau membatasi aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza, menurut PBB.

Pada paruh kedua bulan Januari, mitra kemanusiaan terus mengamati tren peningkatan penolakan dan pembatasan akses ke wilayah utara dan tengah Gaza, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Laporan tersebut menyebutkan adanya penundaan yang berlebihan pada konvoi bantuan sebelum atau di pos pemeriksaan Israel.

“Ancaman terhadap keselamatan personel dan lokasi kemanusiaan juga sering terjadi, tidak hanya menghambat pengiriman bantuan yang membutuhkan waktu dan menyelamatkan jiwa, namun juga menimbulkan risiko serius bagi mereka yang terlibat dalam upaya kemanusiaan.”

Perkembangan Terbaru Perang Israel-Hamas

Sementara itu, pasukan Israel kembali melakukan serangannya terhadap Gaza maupun Tepi Barat.

Dilansir AlJazeera, pasukan komando Israel menyamar sebagai staf medis dan warga sipil.

Mereka menembak mati tiga pria di Rumah Sakit Ibnu Sina Jenin di Tepi Barat.

Hamas mengatakan pembunuhan di rumah sakit adalah kelanjutan dari kejahatan pendudukan Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Gaza hingga Jenin.

Sejumlah warga sipil Palestina juga tewas dalam serangan Israel di lingkungan Sabra dan Tuffah di Kota Gaza, kantor berita Wafa melaporkan.

Setidaknya 26.637 orang tewas dan 65.387 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #protes #kebijakan #biden #soal #perang #gaza #pegawai #pemerintah #rencanakan #puasa #satu #hari

KOMENTAR