



Hamas Rilis Pernyataan Tak Lazim dalam Bahasa Ibrani: Zionis Punya 2 Opsi, 1 IDF Keturunan Palestina
Laporan RNTV menyatakan pernyataan Hamas ini tidak biasa karena dilansir dalam bahasa Ibrani yang kerap digunakan pasukan Israel (IDF) dalam pernyataan resmi di berbagai platform.
“Perlawanan Palestina di Gaza sekali lagi menunjukkan komitmennya terhadap perjanjian tersebut dengan memfasilitasi pertukaran enam tahanan pendudukan hari ini, sementara pendudukan Israel terus menunda pelaksanaan kewajibannya [terhadap gencatan senjata],” kata pernyataan itu, dikutip dari RNTV, Sabtu.
"Zionis (Israel) kini dihadapkan pada dua pilihan," Hamas menambahkan.
“Entah mereka menerima tawanannya dalam peti mati, seperti yang disaksikan Kamis lalu akibat arogansi penjahat Netanyahu."
“Atau mereka menerimanya hidup-hidup dengan mematuhi persyaratan perlawanan.”
Hamas juga memperingatkan Israel tentang segala upaya untuk menghindari ketentuan perjanjian dan mengatakan satu-satunya cara bagi para tawanan untuk kembali ke keluarga mereka adalah melalui “negosiasi dan komitmen tulus terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata.”
“Upaya putus asa Netanyahu untuk lolos dari kekalahan tentaranya di Gaza dengan melakukan pembantaian di Tepi Barat tidak akan mematahkan tekad rakyat kami atau perlawanan mereka."
“Perlakuan kami terhadap tahanan didasarkan pada ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan, sementara tahanan kami di penjara pendudukan mengalami penyiksaan dan penindasan,” simpul pernyataan itu.

Pembebasan Satu Sandera Israel Tanpa Seremoni
Seperti diberitakan, Hamas kembali melanjutkan kesepakatan pembebasan sandera dengan menyerahkan enam tawanan Israel hari ini, Sabtu (22/2/2025).
Nama-nama tawanan Israel yang dibebaskan adalah sebagai berikut:
Eliya Cohen
Omer Shem Tov
Omer Wenkert
Tal Shoham
Avera Mengistu
Hisham Al-Sayed
Tal Shoham dan Avera Mengistu dibebaskan lebih dulu dalam prosesi yang dilakukan di Rafah, Gaza Selatan.
Sementara Eliya Cohen, Omer Shem Tov, Omer Wenkert dibebaskan di lokasi lain di Nuseirat, Gaza Tengah.
Pun, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, telah memutuskan untuk membebaskan tawanan Israel Hisham al-Sayed di Gaza tanpa upacara resmi, menurut sumber yang dikutip oleh Al Jazeera.

Alasan di Balik Keputusan
Sumber-sumber di dalam Brigade Qassam mengungkapkan bahwa keputusan itu dibuat karena rasa hormat terhadap warga Palestina di Pendudukan Israel.
Rupanya, Hisham al-Sayed merupakan keturunan Palestina yang menjadi warga Israel dan sempat masuk menjadi personel militer Israel (IDF).
Hamas menekankan kalau perekrutan warga Palestina dari dalam Pendudukan Israel ke dalam jajaran militer Israel secara luas ditolak oleh semua warga Palestina.
Brigade tersebut menambahkan bahwa Israel meninggalkan al-Sayed selama 10 tahun karena asal-usul Palestinanya, meskipun pernah bertugas di ketentaraan Israel.
Pembebasan ini terjadi di tengah perjanjian pertukaran tahanan yang sedang berlangsung antara Hamas dan Pendudukan Israel, yang telah menyaksikan pembebasan tahanan di kedua belah pihak.
Pertukaran ini digelar setelah sempat ada masalah seputar pengembalian jenazah yang salah diidentifikasi pekan ini dari Hamas ke Israel.
Buntut masalah ini, agenda pertukaran sandera sempat terancam gagal, mengancam gencatan senjata yang rapuh di Gaza.
Namun, setelah kesalahpahaman tersebut rampung, Israel dan Hamas sepakat melanjutkan pertukaran sandera di Gaza hari ini.
Enam sandera yang akan dibebaskan di antaranya ada Eliya Cohen (27 tahun), Tal Shoham, (40 tahun), Omer Shem Tov (22 tahun), dan Omer Wenkert, (23 tahun). Mereka ditangkap Hamas selama serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Sementara dua lainnya, Hisham Al-Sayed (36 tahun) dan Avera Mengistu (39 tahun) ditahan Hamas sejak mereka memasuki Gaza secara terpisah dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan sekitar satu dekade lalu.
Adapun keenam sandera Israel yang dibebaskan Hamas merupakan kelompok terakhir yang masih hidup dari 33 orang yang disepakati akan dibebaskan di gencatan senjata tahap pertama.
Mengutip BBC International, para sandera diperkirakan akan diserahkan sekitar pukul 08.30 pagi (06.30 GMT).
Hingga kini Hamas belum menjelaskan secara detail di mana pertukaran sandera akan digelar.
Meski begitu kemungkinan serah terima akan dilakukan di Khan Younis, Gaza selatan.
Israel Bebaskan 602 Tahanan Palestina
Sebagai imbalannya, Israel mengumumkan bahwa pihaknya akan membebaskan 602 tahanan Palestina dalam tahap terakhir pertukaran yang telah berlangsung sejak 19 Januari.
Di antara mereka yang dibebaskan, 445 adalah warga Palestina dari Gaza yang diculik militer Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Sebanyak 60 orang lainnya tengah menjalani masa hukuman penjara yang panjang, 50 napi menjalani hukuman penjara seumur hidup, dan 47 orang yang ditangkap kembali setelah pertukaran tahanan tahun 2011.
Hal itu diungkap langsung oleh juru bicara kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina, Amani Sarahneh sebagaimana dilansir Al Arabiya, Sabtu (22/2/2025).
Namun sebagai catatan, dalam pembebasan kali ini nantinya 108 tahanan yang akan dideportasi ke luar Israel dan wilayah Palestina.
Negosiasi Tahap Kedua Gencatan Senjata Dimulai
Kendati kesepakatan gencatan senjata tahap pertama belum rampung digelar, namun Israel kabarnya telah memulai negosiasi tidak langsung dengan kelompok militan Palestina Hamas mengenai fase kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza pekan ini.
“Itu akan terjadi minggu ini,” kata Gideon Sa'ar Menteri Luar Negeri Israel, Rabu (19/2/2025).
Perundingan untuk tahap kedua kesepakatan itu seharusnya dimulai pada 2 Februari.
Namun, Qatar yang bersama Mesir dan Amerika Serikat menjadi penengah antara kedua pihak, mengatakan perundingan tersebut belum dilakukan secara resmi.
Pada negosiasi tahap dua akan dibahas pengembalian sisa sandera berjumlah 64.
Dalam perundingan kali ini, Israel dan Hamas kabarnya bakal membahas beberapa isu-isu seperti pemerintahan di Gaza pasca perang.
Hal tersebut, turut dikonfirmasi seorang pejabat Israel yang mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunjuk orang kepercayaannya untuk memimpin negosiasi tahap kedua gencatan senjata dengan Hamas.
Orang kepercayaan Benjamin Netanyahu itu merupakan Ron Dermer yang lahir di Amerika Serikat (AS).
Namun, kantor berita Reuters memprediksi bahwa negosiasi tahap kedua akan berlangsung alot.
Sebab, masalah siapa yang memerintah di Gaza pasca-perang bakal ditentukan dalam perundingan kali ini.
(oln/rntv/*)
Tag: #hamas #rilis #pernyataan #lazim #dalam #bahasa #ibrani #zionis #punya #opsi #keturunan #palestina