Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel
PEMBEBASAN JENAZAH SANDERA - Kelompok perlawanan Palestina di Gaza pada Kamis (20/2/2025) pagi menyerahkan jenazah empat tawanan Israel kepada Palang Merah Internasional sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan di bawah tahap pertama perjanjian gencatan senjata. Hamas mengatakan akan segera menyelidiki kesalahan penyerahan jenazah sandera Israel setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan ancaman karena kelompok perlawanan Palestina itu gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Biba
23:10
21 Februari 2025

Demi Redam Amarah Netanyahu, Hamas Selidiki Kesalahan Penyerahan Jenazah Sandera Israel

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu marah setelah Hamas salah menyerahkan jenazah para sandera.

Hamas seharusnya menyerahkan empat jenazah, yakni Shiri Bibas beserta kedua anaknya, Kfir dan Ariel, serta Oded Lifshitz.

Namun, ternyata jenazah Shiri Bibas tak ada di dalam peti mati yang diserahkan oleh Hamas kepada Israel.

Akibatnya, Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan pembalasan karena gagal melepaskan jenazah sandera Shiri Bibas.

Basem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan "kesalahan yang tidak diharapkan" bisa saja terjadi, terutama karena pemboman Israel telah mencampurkan jasad sandera Israel dan warga Palestina, yang ribuan di antaranya masih terkubur di reruntuhan.

"Kami menegaskan bahwa tidak sesuai dengan nilai-nilai atau kepentingan kami untuk menahan badan mana pun atau tidak mematuhi perjanjian dan kesepakatan yang kami tandatangani," kata Basem Naim, dikutip dari Reuters.

Hamsas mengatakan secara terpisah bahwa pihaknya akan menyelidiki pernyataan Israel dan mengumumkan hasilnya.

Kegagalan menyerahkan jenazah keempat peti mati pada hari Kamis, memicu kemarahan di Israel dan memicu ancaman pembalasan dari Netanyahu.

"Kami akan bertindak dengan tekad untuk membawa pulang Shiri beserta seluruh sandera kami - baik yang hidup maupun yang sudah meninggal - dan memastikan Hamas membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini," kata Netanyahu.

Ia menuduh Hamas bertindak "dengan cara yang sangat sinis" dengan menempatkan jasad seorang wanita Gaza di dalam peti jenazah, bukan Bibas.

Hamas mengatakan pada November 2023 bahwa anak-anak dan ibu mereka telah tewas dalam serangan udara Israel.

Kedua belah pihak telah berulang kali menuduh pihak lain melakukan pelanggaran gencatan senjata, dengan Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera atas apa yang disebutnya penolakan Israel untuk mengizinkan bahan perumahan dan bantuan lainnya masuk ke Gaza.

Palang Merah mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya "prihatin dan tidak puas" dengan fakta bahwa penyerahan jenazah tidak dilakukan secara pribadi dan bermartabat.

Salah satu kelompok utama yang mewakili keluarga sandera mengatakan mereka "ngeri dan hancur" mendengar berita bahwa jenazah Shiri Bibas belum dikembalikan, tetapi menyerukan gencatan senjata untuk terus membawa kembali seluruh 70 sandera yang masih berada di Gaza.

"Selamatkan mereka dari mimpi buruk ini," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.

Meskipun ada kemarahan atas Shiri Bibas, tidak ada indikasi bahwa Israel tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan mengenai fase kedua kesepakatan gencatan senjata.

Militer Sebut Anak-Anak Bibas Dibunuh secara Keji

Militer Israel menuduh Hamas telah membunuh dua anak laki-laki Bibas dengan "darah dingin" dan dengan "tangan kosong".

"Ariel dan Kfir Bibas dibunuh oleh teroris dengan darah dingin."

"Mereka tidak menembak dua anak laki-laki itu - mereka membunuh mereka dengan tangan kosong."

"Setelah itu, mereka melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini," kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari AFP.

Secara terpisah, keluarga Bibas menuduh Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang-orang yang mereka cintai selama serangan Hamas pada tahun 2023 dan gagal membawa mereka pulang.

Komentar keluarga tersebut merupakan yang pertama sejak Israel mengumumkan bahwa jenazah yang diterima dari Hamas pada hari Kamis bukanlah jenazah Shiri Bibas seperti yang diklaim oleh kelompok militan Palestina tersebut.

Halaman tersebut mengonfirmasi bahwa tiga jenazah lainnya yang diserahkan adalah jenazah aktivis perdamaian veteran Oded Lifshitz dan dua putra Shiri, Kfir dan Ariel.

Kakak ipar Shiri, Ofri Bibas, menuduh bahwa otoritas Israel, khususnya Netanyahu, telah gagal melindungi para sandera dan telah menelantarkan mereka.

"Adalah tanggung jawab dan kewajiban Israel untuk membawa mereka kembali hidup-hidup," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis atas nama keluarga melalui kelompok kampanye Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

"Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada tanggal 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam penahanan."

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda di saat yang menyakitkan ini,” katanya.

Ofri Bibas pun memohon kepada Presiden AS Donald Trump untuk membantu Israel dan keluarganya menyelesaikan misi penting ini. (*)

Tag:  #demi #redam #amarah #netanyahu #hamas #selidiki #kesalahan #penyerahan #jenazah #sandera #israel

KOMENTAR