Penembak Jitu Israel Bunuh Psikolog Terpandang Palestina Fadel Abu Hein
Akademisi Palestina Fadel Abu Hein, seorang profesor dan psikolog di Universitas Al-Aqsa Gaza. Psikolog terpandang Palestina, Fadel Abu Hein, tewas di tangan sniper Israel dalam sebuah serangan di Khan Younis. 
10:20
25 Januari 2024

Penembak Jitu Israel Bunuh Psikolog Terpandang Palestina Fadel Abu Hein

Ucapan duka mengalir untuk akademisi Palestina Fadel Abu Hein, seorang profesor dan psikolog di Universitas Al-Aqsa Gaza.

Dilansir Middle East Eye, Fadel Abu Hein dibunuh oleh penembak jitu Israel pada Selasa (23/1/2024).

Abu Hein ditembak ketika pasukan Israel mengepung wilayah Khan Younis di Gaza, yang merupakan lokasi Universitas Al-Aqsa.

Universitas tersebut sebenarnya telah rusak akibat serangan Israel.

Namun, pengungsi Palestina masih berlindung di sana.

Abu Hein dianggap sebagai seorang ahli dalam mengobati trauma dan kondisi kesehatan mental akibat perang bertahun-tahun.

Murid-murid Abu Hein dan mereka yang akrab dengan karyanya meninggalkan serangkaian penghormatan setelah mendengar kabar kematiannya.

“Fadel Abu Hein telah diwawancarai selama bertahun-tahun tentang perannya dalam komunitasnya, Anda harus membaca kata-katanya, menghargai karya akademisnya,” tulis seorang akademisi di X.

"Hati saya hancur atas kehidupan yang dia alami, martabat yang dia tunjukkan dan kematiannya, kerugian besar bagi masyarakat Gaza."

Kabar kematian Fadel Abu Hein Kabar kematian Fadel Abu Hein (Screenshot X)

“Sedih sekali kehilangan rekan akademis, profesor psikologi Fadel Abu Hein yang melanjutkan keahlian, penelitian, dan aktivitas komunitas yang sangat dibutuhkan di bidang trauma dan dampaknya terhadap kesehatan mental warga Palestina, khususnya anak-anak di Gaza,” kata yang lain.

Abu Hein sering berkunjung ke Eropa dan Amerika sebagai bagian dari konferensi dan pertemuan akademis.

Israel telah membunuh sedikitnya 94 akademisi lainnya dalam perang di wilayah kantong yang terkepung.

Setidaknya 25.000 warga Palestina telah tewas dalam konflik sejauh ini, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Abu Hein adalah seorang profesor psikologi di Universitas Al-Aqsa yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun.

Ia telah menerbitkan beberapa jurnal dan artikel penelitian di bidangnya.

Ia juga menjabat sebagai direktur Pusat Pelatihan Komunitas untuk Manajemen Krisis (CTCM) di Gaza.

Abu Hein dilaporkan pernah ditangkap oleh pasukan Israel pada tahun 2003.

Pada saat yang sama, 13 warga Palestina terbunuh, termasuk tiga saudara laki-lakinya.

Sebuah laporan di New York Times pada tahun yang sama mengatakan bahwa Abu Hein mengaku tidak bersalah atas tuduhan kepemilikan senjata dan penghasutan.

Rumah keluarganya kemudian diratakan dengan tanah oleh Israel.

Pusat Hak Asasi Manusia mengatakan Abu Hein dilarang tidur dan dipaksa berada dalam posisi yang menyakitkan untuk waktu yang lama selama interogasinya.

Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian pada tahun 2005, Fadel mengatakan bahwa anak-anak Palestina menjadi acuh tak acuh terhadap kematian setelah Intifada Kedua.

“Dalam jangka panjang, trauma akan tumbuh bersama anak dan menjadi bagian dari kepribadiannya,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa anak-anak menjadi trauma akibat penembakan Israel, penggerebekan malam hari, penghancuran bangunan, dan stres yang dialami orang lain.

Salah satu fokus akademis Abu Hein adalah berupaya mengatasi stigma seputar masalah kesehatan mental, khususnya di kalangan laki-laki.

Abu Hein mengatakan bahwa konflik yang terus-menerus memiliki efek bencana pada jiwa anak-anak Gaza dan gejala trauma jangka panjang yang umum terjadi termasuk panik, kurang percaya diri dan tidak ada rasa aman.

Hal itu membuat anak-anak lebih tertutup atau lebih agresif terhadap orang lain.

“Sulit untuk memberikan perawatan psikologis untuk anak-anak karena Gaza hidup dalam realitas yang berubah dari waktu ke waktu,” katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2022.

Tidak ada ambulans

Khan Younis, tempat Abu Hein meninggal, adalah titik terbaru serangan Israel di Gaza.

Sejak perang dimulai, warga Palestina terpaksa berpindah dari satu daerah ke daerah lain karena Israel berupaya mengusir Hamas dari Gaza.

Ketika penembak jitu dan tank bersiap di posisi mereka di Khan Younis pada hari Selasa, ambulans tidak dapat menjangkau korban luka untuk menolong Abu Hein.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #penembak #jitu #israel #bunuh #psikolog #terpandang #palestina #fadel #hein

KOMENTAR