Yordania Terima Anak-anak Gaza yang Sakit, Tapi Tolak Pemindahan Warga Palestina
TRUMP PAKSA YORDANIA - Presiden AS, Donald Trump menjamu Raja Yordania, Abdullah II di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025). Dalam pertemuan ini, Trump memaksa Raja Abdullah II untuk menerima warga Palestina dari Gaza yang akan mengungsi secara permanen di Yordania. 
16:40
12 Februari 2025

Yordania Terima Anak-anak Gaza yang Sakit, Tapi Tolak Pemindahan Warga Palestina

Raja Yordania Abdullah II melakukan pertemuan penting dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025).

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas mengenai situasi Gaza yang dilanda perang dan masa depan wilayah tersebut.

Raja Abdullah kemudian mengungkapkan bahwa Yordania akan membantu dengan menerima 2.000 anak sakit dari Gaza, yang saat ini menghadapi kesulitan dalam mendapatkan perawatan medis yang memadai akibat konflik yang berkepanjangan. 

"Salah satu hal yang dapat kita lakukan segera adalah menerima 2.000 anak penderita kanker yang sangat sakit, itu mungkin," ujar Raja Abdullah, yang ditemani oleh Putra Mahkota Hussein, saat bertemu dengan Trump di Ruang Oval, dikutip dari Arab News.

Trump menyebut langkah tersebut sebagai "isyarat yang indah" dan mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui rencana ini sebelumnya.

Meskipun menunjukkan rasa kepedulian terhadap nasib anak-anak Gaza, Raja Abdullah juga dengan tegas menolak rencana Presiden Trump untuk mengambil alih Gaza.

Rencana Trump sebelumnya mencakup pengambilalihan kendali atas Gaza dan pengusiran paksa sebagian warga Palestina, yang memicu reaksi keras dari negara-negara Arab dan Palestina.

"Saya menekankan penolakan tegas saya terhadap pemindahan warga Palestina dari Gaza," ujar Raja Abdullah, dikutip dari Al-Arabiya.

Ia menegaskan bahwa sikap ini sesuai dengan posisi bersatu dunia Arab. 

Raja Abdullah juga menambahkan bahwa prioritas utama harus difokuskan pada pembangunan kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya.

 "Prioritas semua orang seharusnya adalah membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya," tambahnya.

Raja Abdullah juga menggarisbawahi pentingnya solusi dua negara untuk mencapai perdamaian yang adil antara Israel dan Palestina, yang dianggap sebagai langkah krusial untuk stabilitas regional.

"Mencapai perdamaian yang adil melalui solusi dua negara sangat penting bagi stabilitas regional," jelas Raja Abdullah, sembari menekankan peran penting kepemimpinan AS dalam proses perdamaian ini.

Sebelum pertemuan, Presiden Trump telah meningkatkan tekanannya terhadap Yordania dan Mesir.

Ia mengusulkan agar Amerika Serikat mengambil alih kendali Gaza dan mendorong negara-negara ini untuk menerima sebagian warga Palestina yang akan dipindahkan secara paksa.

Trump, yang dikenal dengan latar belakangnya dalam bidang real estat, menyebutkan bahwa ia yakin Gaza dapat diubah menjadi "Riviera Timur Tengah" yang penuh kemakmuran dan peluang kerja.

Namun, rencana ini mendapat kecaman luas dari negara-negara Arab dan sebagian besar negara Eropa.

Mereka melihatnya sebagai langkah yang tidak adil dan melanggar hak-hak warga Palestina

Rencana ini juga dinilai akan memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah dilanda konflik.

Raja Abdullah sendiri menegaskan bahwa ia tidak akan memberikan komentar lebih lanjut mengenai rencana Trump sampai Mesir memberikan pendapatnya terkait usulan tersebut.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Raja AbdullahDonald Trump dan Konflik Palestina vs Israel

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #yordania #terima #anak #anak #gaza #yang #sakit #tapi #tolak #pemindahan #warga #palestina

KOMENTAR