Demi Sandera Bebas, Israel Tawarkan Gencatan Senjata 2 Bulan, tapi Ogah Lepas Tahanan Palestina
Israel menawarkan gencata senjata selama dua bulan kepada Hamas demi pembebasan sandera di Gaza tetapi dengan syarat tidak melepas tahanan Palestina. 
09:20
23 Januari 2024

Demi Sandera Bebas, Israel Tawarkan Gencatan Senjata 2 Bulan, tapi Ogah Lepas Tahanan Palestina

Israel telah mengusulkan gencatan senjata selama dua bulan di Gaza demi pembebasan seluruh sandera yang ditawan Hamas di Gaza.

Dikutip dari Axios, tawaran tersebut sudah disodorkan kepada Hamas lewat mediator di Qatar dan Mesir, menurut para pejabat tinggi Israel.

Namun, dalam tawaran tersebut, tidak termasuk kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Adapun detail dari isi tawaran itu seperti pembebasan sandera dan pengembalian jenazah sandera dalam beberapa fase oleh Hamas ke Israel.

“Fase pertama adalah dilepaskannya sandera wanita, laki-laki berumur di atas 60 tahun, dan sandera yang kritis,” demikian isi tawaran tersebut.

“Fase selanjutnya bakal termasuk pembebasan tentara wanita, laki-laki berusia di bawah 60 tahun yang bukan merupakan tentara, tentara laki-laki Israel, dan jasad sandera lainnya,” sambungnya.

Tak hanya itu, proposal tersebut juga mencakup pengerahan kembali Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza.

“Sehingga beberapa orang akan dipindahkan dari pusat-pusat populasi utama di daerah kantong tersebut dan mengizinkan kembalinya warga sipil Palestina secara bertahap ke kota di Gaza dan jalur Gaza utara ketika kesepakatan telah disetujui (Hamas),” isi proposal tersebut.

Namun, Israel enggan melepaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara Israel.

“Proposal memperjelas Isreal tidak setuju untuk menghentikan perang dan tak akan setuju melepaskan 6.000 tahanan Palestina dari penjara Israel,” kata pejabat Israel.

Diketahui, lebih dari 130 sandera diperkirakan masih ditahan Hamas meski ratusan lainnya sudah sempat dibebaskan pada akhir November 2023 lalu.

Washington telah banyak terlibat dalam negosiasi menuju kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para sandera, dengan Presiden AS, Joe Biden tengah berada di bawah tekanan dari Partai Demokrat agar perjanjian damai antara Israel dan Palestina segera terealisasi.

Biden, sebenarnya, telah menolak segala seruan agar gencatan senjata segera terealisasi.

Namun, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada Senin (22/1/2024), bahwa Biden mendukung gencatan senjata untuk memungkinkan pembebasan sandera Israel yang ditawan Hamas serta mempermudah masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Di sisi lain, penasihat senior Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk, telah melakukan perjalanan ke Mesir pada Minggu (21/1/2024) dan melanjutkan ke Qatar selaku mediator Israel dan Hamas.

Terkait usulan gencatan ini, para pejabat AS pun menilai sebagai satu-satunya jalan yang layak dicapai di Gaza.

Kini, para pejabat Israel masih menunggu tanggapan dari Hamas terkait usulan gencatan senjata selama dua bulan ini.

Hamas Desak Israel Setop Perang

Meski belum ada tanggapan soal usulan gencatan selama dua bulan dari Israel, Hamas selama ini justru tetap menyerukan agar perang di Gaza segera dihentikan.

Dikutip dari Reuters, Hamas menyerukan hanya rakyat Palestina yang akan menentukan masa depan wilayah kantong tersebut.

Hal ini diketahui lewat dokumen yang diterbitkan Hamas setebal 16 halaman dengan judul “Narasi Kami” pada Minggu waktu setempat.

Adapun, ini merupakan dokumen resmi yang dikeluarkan otoritas di Gaza sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Hamas mendesak segera penghentian agresi Israel di Gaza, kejahatan dan pembersihan etnis yang dilakukan terhadap seluruh penduduk Gaza,” tulis Hamas dalam dokumen tersebut.

“Tidak ada pihak di dunia ini yang berhak mengambil keputusan atas nama mereka,” sambungnya.

Pernyataan penghentian perang juga sempat disampaikan Hamas lewat salah satu anggota biro politiknya, Izzat al-Rishq.

“Kepemimpinan Hamas menginginkan penyetopan agresi dan penindasan yang menyeluruh, bukan sementara,” katanya pada 26 Desember 2023 lalu, dikutip dari AP.

Adapun pernyataan Izzat ini untuk menepis informasi adanya pertemuan antara Hamas dan Jihad Islam di Mesir terkait gencatan senjata.

Uni Eropa Terus Upayakan Perdamaian

Sementara, Uni Eropa terus berniat agar perundingan perdamaian untuk mengakhiri perang di Gaza tanpa keterlibatan Israel.

Adapun niatan ini tertuang dalam sebuah dokumen internal Uni Eropa yang berisi 12 poin yang dibuat oleh badan urusan luar negeri Brussels dan menyatakan bahwa “tidak realistis untuk mengasumsikan bahwa Israel dan Palestina akan segera terlibat dalam negosiasi perdamaian bilateral”.

Sebaliknya, blok tersebut mengusulkan perundingan paralalel dengan AS, PBB, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Liga Arab, sembari mengancam dijatuhkan konsekuensi kepada Israel jika menolak terlibat dalam upaya perdamaian.

“Warga Palestina akan membutuhkan alternatif politik yang direvitalisasi dari Hamas, sementara warga Israel perlu menemukan kemauan politik untuk terlibat dalam negosiasi yang berarti menuju solusi dua negara,” demikian isi salah satu dokumen tersebut, dikutip dari The Telegraph.

Sebagai informasi, perang Hamas-Israel di Gaza ini telah mengakibatkan 25.474 orang tewas per Minggu (21/1/2024).

Sementara, korban luka mencapai 62.681 orang.

Selain itu korban tewas juga terdapat di Tepi Barat dengan jumlah 369 orang.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #demi #sandera #bebas #israel #tawarkan #gencatan #senjata #bulan #tapi #ogah #lepas #tahanan #palestina

KOMENTAR