Delegasi Hamas Temui Pejabat Rusia di Moskow, Bahas Gencatan Senjata Gaza Tahap 2
Dalam kunjungannya, Abu Marzouk bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov.
Pertemuan ini membahas perkembangan terbaru di Gaza serta persiapan untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata dengan Israel.
Abu Marzouk menjelaskan, pertemuannya dengan Bogdanov mendiskusikan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Israel, termasuk kendala dalam penerapan protokol kemanusiaan, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Hamas mengkritik terhambatnya pasokan kebutuhan mendesak seperti tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan peralatan berat, yang berimbas pada lambatnya pemulihan infrastruktur dasar, rumah sakit, dan sumur air di Gaza.
Sebelumnya pada hari yang sama, kantor media pemerintah Gaza mengeluarkan pernyataan bahwa Israel telah menunda pengiriman tempat perlindungan serta pasokan bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.
Kantor tersebut menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan yang disepakati, 60.000 karavan, 200.000 tenda, dan 600 truk bantuan seharusnya memasuki Gaza setiap hari, dikutip dari Al Mayadeen.
Mereka menganggap pendudukan Israel dan pemerintah AS bertanggung jawab atas konsekuensi kemanusiaan yang parah akibat kegagalan memenuhi kewajiban ini.
Kantor tersebut mendesak penjamin internasional untuk bertanggung jawab dan menekan pendudukan Israel agar mematuhi protokol kemanusiaan.
Kemudian Abu Marzouk menekankan bahwa peran Rusia dalam gencatan senjata di Gaza ini sangat berpekoersngaruh.
Ia meminta Rusia mendukung hak-hak Palestina serta mendesak agar bantuan kemanusiaan segera disalurkan tanpa hambatan.
Abu Marzouk juga mengapresiasi Rusia yang bersedia memfasilitasi proses distribusi bantuan bagi penduduk Gaza.
Setuju dengan Abu Marzouk, Mikhail Bogdanov, yang juga merupakan utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin untuk Timur Tengah dan Afrika, menegaskan kembali dukungan Rusia terhadap hak-hak Palestina.
Ia menyambut baik perjanjian gencatan senjata dan menekankan pentingnya menyalurkan bantuan kemanusiaan tanpa batasan.
Bogdanov juga menolak segala bentuk tekanan yang bertujuan memaksakan solusi koersif terhadap Palestina.
Sementara itu, Hamas juga telah menyatakan kesediannya untuk bersiap dalam perundingan gencatan senjata tahap 2.
Hal tersebut diungkapkan oleh dua pejabat Hamas kepada Agence France-Presse (AFP) pada hari Senin (3/2/2025).
Menurut seorang pejabat Hamas, ia telah memberitahu kesiapan mereka untuk pembicaraan ini kepada para mediator.
“Hamas telah memberi tahu para mediator, selama komunikasi dan pertemuan yang sedang berlangsung dengan para mediator Mesir minggu lalu di Kairo, bahwa kami siap memulai negosiasi untuk tahap kedua," kata seorang pejabat Hamas, dikutip dari Palestine Chronicle.
Hamas juga menekankan bahwa siap untuk berkomitmen dalam melaksanakan ketentuan perjanjian.
Perjanjian gencatan senjata ini mulai berlaku pada 19 Januari dan mencakup pertukaran tahanan dalam tiga fase, dengan masing-masing fase berlangsung selama 42 hari.
Kesepakatan tersebut dimediasi oleh Qatar dan Mesir serta mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Pada tahap kedua perjanjian ini, dijadwalkan akan ada pembebasan tentara Israel yang ditahan, sementara tahap ketiga berfokus pada pemulangan jenazah warga Israel.
Proses ini diharapkan dapat berjalan lancar untuk menciptakan kondisi yang lebih stabil di wilayah konflik.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata Gaza
Tag: #delegasi #hamas #temui #pejabat #rusia #moskow #bahas #gencatan #senjata #gaza #tahap