Houthi Menentang Iran, Ogah Gencatan Senjata saat Eropa Evakuasi Kapal Minyak Sounion yang Terbakar
Houthi menegaskan mereka menolak untuk melakukan gencatan senjata sementara.
"Setelah beberapa pihak internasional menghubungi kami, terutama pihak Eropa, mereka diizinkan untuk menarik kapal minyak Sounion yang terbakar agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan laut," kata juru bicara kelompok Houthi, Mohammed Abdul Salam, seperti diberitakan Reuters pada Rabu (28/8/2024) malam.
"Tidak ada gencatan senjata sementara atau apa pun. Mereka hanya akan menarik kapalnya dan itu saja," lanjutnya.
Sebelumnya, perwakilan Iran mengindikasikan beberapa negara menghubungi untuk meminta gencatan senjata sementara kepada Ansar Allah (Houthi) sehingga kapal tunda dan kapal penyelamat dapat memasuki area kecelakaan.
"Houthi menyetujui permintaan ini dengan mempertimbangkan masalah kemanusiaan dan lingkungan," kata perwakilan Iran, seperti diberitakan Al Arabiya.
Houthi Serang Kapal Tanker Minyak Sounion hingga Terbakar Berhari-hari
Pekan lalu, kapal tanker minyak Sounion, yang mengibarkan bendera Yunani, dibom dengan beberapa proyektil di lepas pantai kota Hodeidah, Yaman.
Misi Angkatan Laut Uni Eropa di Laut Merah (ASPEDS) mengkonfirmasi melalui platform X pada Senin (26/8/2024) lalu bahwa api masih menyala di kapal tersebut sejak 23 Agustus setelah diserang oleh Houthi.
Meski kapal itu terbakar, menurutnya belum ada indikasi jelas adanya kebocoran minyak.
Namun, seorang pejabat Amerika, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ada zat yang tidak diketahui bocor dari kapal tersebut, menurut Reuters.
Kapal minyak Sounion yang terbakar setelah terkena serangan Houthi di Laut Merah pada 22 Agustus 2024. Kapal itu masih terbakar hingga Kamis (29/8/2024). (X/EUNAVFORASPIDES)Kapal minyak Sounion menjadi kapal ketiga milik Delta Tankers yang diserang Houthi pada bulan Agustus 2024.
Sejak 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya di Laut Merah sampai berakhirnya agresi Israel di Jalur Gaza, pencabutan pengepungan di Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Sementara itu sekutu Israel, AS, bersama Inggris membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal terkait Israel di kawasan itu.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.534 jiwa dan 93.778 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (29/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #houthi #menentang #iran #ogah #gencatan #senjata #saat #eropa #evakuasi #kapal #minyak #sounion #yang #terbakar