Bayi Prematur Miliki Risiko Kesehatan Lebih Tinggi, Keberhasilan Hidup Bergantung Intervensi Medis
Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I.G.A.N. Partiwi, Sp.A, MARS (tengah) dan Hospital Director RSIA Bunda Jakarta, dr. Imelda Rachmawati, MARS, FISQua (kanan). (Royyan/JawaPos.com).
16:55
21 November 2024

Bayi Prematur Miliki Risiko Kesehatan Lebih Tinggi, Keberhasilan Hidup Bergantung Intervensi Medis

- Persalinan bayi prematur di Indonesia masih menjadi masalah. Negara ini bahkan menduduki posisi ke-5 tertinggi untuk persalinan bayi prematur dengan mencapai 657.700 kasus per tahun dari sekitar 4,5 juta kelahiran bayi tiap tahun. 

Tak ada yang menginginkan kelahiran bayi prematur, sehingga masalah perawatan agar bayi tetap hidup dengan kualitas yang baik dibutuhkan penanganan yang komprehensif dan holistik.   Dokter Spesialis Anak RSIA Bunda Jakarta, dr. I.G.A.N. Partiwi, Sp.A, MARS atau yang akrab disapa dr. Tiwi mengatakan, bayi prematur sering kali memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan memerlukan penanganan medis yang lebih intensif dan terarah.  

  "Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan," ujarnya kepada wartawan, Rabu (20/11).   Oleh karena itu, setiap tahap dalam perkembangan bayi prematur mulai dari perawatan di NICU hingga pemantauan tumbuh kembang itu harus dilakukan dengan pendekatan medis yang cermat dan multidisipliner.   "Untuk memastikan mereka dapat tumbuh dengan optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang," tegas dr. Tiwi.   Di RSIA Bunda Jakarta sendiri, ia mengatakan ada Neonatology Intensive Care Unit (NICU) yang dirancang khusus untuk merawat bayi prematur dengan kebutuhan medis kompleks.    Salah satu fasilitas utama di NICU RSIA Bunda Jakarta adalah FamilyIntegrated Care for Premature Babies (FICare) yang memberikan perawatan berbasis keluarga. Hal itu memungkinkan orang tua untuk terlibat langsung dalam proses perawatan dan pemulihan bayi secaralebih efektif.    “Bayi-bayi yang lahir prematur, sebagian besar masuk ke NICU. Mereka terpisah dari orang tua dalam hal ini ibu yang seharusnya sejak awal merawat bayi dan memberi ASI secara langsung," tuturnya.    Program FICare di RSIA Bunda dikembangkan untuk menjembatani hal tersebut. Dengan itu, dr. Tiwi mengatakan bahwa orang tua dapat ikut merawat bayi mereka yang ada di NICU dengan panduan tenaga medis.   "Sehingga hal-hal dasar yang dibutuhkan bayi untuk bertahan, dan bertumbuh tetap didapatkannya,” ucapnya.   Sementara itu, Hospital Director RSIA Bunda Jakarta, dr. Imelda Rachmawati, MARS, FISQua mengatakan, idealnya kelahiran prematur harus dicegah. Namun jika tidak dapat dihindari dan terjadi, saatnya bekerja sama membantu bayi yang baru lahir itu untuk bertahan.   "Oleh karena itu, sebagai rumah sakit rujukan nasional untuk ibu dan anak, RSIA Bunda Jakarta memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan perawatan terbaik bagi bayi prematur. Dengan dukungan jajaran dokter spesialis, subspesialis, dan fasilitas unggulan seperti NICU, kami berharap dapat membantu bayi prematur tumbuhdengan sehat dan optimal, serta memberikan harapan yang lebih baik bagi setiap keluarga yang kami rawat," tuturnya.   Di sisi lain, ia menekankan pentingnya skrining dini untuk mendeteksi gangguan tumbuh kelahiran bayi prematur. Deteksi dini terhadap masalah kesehatan seperti gangguan metabolik atau kelainan genetik memungkinkan intervensi cepat yang mendukung perkembangan fisik dan kognitif bayi.   “Skrining dini adalah kunci untuk memberikan peluang terbaik bagi bayi prematur agar tumbuh sehat dan optimal. Kami berkomitmen untuk memastikan setiap bayi yang lahir, terutama yang prematur, mendapatkan perhatian medis yang komprehensif sejak hari pertama," pungkasnya. 

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #bayi #prematur #miliki #risiko #kesehatan #lebih #tinggi #keberhasilan #hidup #bergantung #intervensi #medis

KOMENTAR