Bagaimana Modifikasi Gaya Hidup Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
- Banyak orang menganggap menjaga kesehatan jantung baru perlu dilakukan saat usia masuk kategori tua. Padahal, dengan menjaga gaya hidup sehat sejak usia muda, kesehatan jantung dan pembuluh darah bisa tetap dipertahankan sampai tua.
Menurut Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD, KKV, cara untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular adalah dengan memodifikasi gaya hidup.
“Modifikasi gaya hidup adalah menghindari, dan menyetop semua faktor risiko (penyebab penyakit kardiovaskular),” ucap dia dalam seminar bertajuk “Kendalikan LDL, Cegah Penyakit Jantung” di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
Cara menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
1. Berhenti merokok
Berhenti merokok dapat menurunkan risiko penyakit jantung, terutama pada perokok. Dikutip dari situs web RS Jantung dan Pembuluh Darah Paramarta, Rabu (10/12/2025), rokok bisa menyebabkan seseorang memiliki penyakit jantung karena satu batang rokok mengandung 250 zat beracun dan 70 zat bersifat karsinogenik, yang bisa merusak jantung.
Beberapa zat yang berbahaya untuk kesehatan jantung, antara lain adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Mereka bisa merusak dinding arteri rusak, tekanan darah meningkat, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Selain itu, zat yang terkandung pada asap rokok bisa meningkatkan kolesterol jahat alias low-density lipoprotein (LDL) dan menurunkan kolesterol baik alias high-density lipoprotein (HDL), sekaligus merusak kemampuan HDL dalam memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh LDL.
“Menurut saya, berhenti merokok itu merupakan hal yang bijak, tapi memang tidak menghilangkan (risiko penyakit kardiovaskular). Yang benar apa? Jangan pernah menyentuh rokok sama sekali,” tutur dia.
Dr. dr. Birry Karim, Sp.PD, KKV dalam seminar bertajuk ?Kendalikan LDL, Cegah Penyakit Jantung? di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Selasa (9/12/2025).
2. Rutin berolahraga
Rekomendasi olahraga yang disarankan adalah selama 30-60 menit setiap harinya. Olahraga yang dilakukan bisa jenis kardio, ketahanan, atau pun ketangkasan, yang terpenting dilakukan rutin.
“Jalan kaki 30-60 menit setiap hari, atau lima kali per minggu. Atau jalan cepat, jogging,” ujar dr. Birry.
3. Mengontrol kolesterol jahat
Selanjutnya adalah mengontrol kolesterol jahat atau kolesterol LDL, gula darah, dan tekanan darah. Khusus untuk menurunkan kolesterol jahat, menurut dr.Birry, pengidap kolesterol tinggi perlu disiplin mengonsumsi obat, namun kenyataannya orang sering tidak bisa melakukannya.
“Penyebab utama kegagalan terapi antara lain dosis statin yang tidak memadai, efek samping terkait otot dari statin intensitas tinggi, dan penghentian obat oleh pasien,” tutur dia.
Pengobatan dislipidemia dimulai dengan monoterapi statin. Terapi kombinasi dengan ezetimibe dapat ditambahkan jika penurunan kadar LDL belum tercapai.
Menurut dr.Birry, konsumsi obat penurun kolesterol satu tablet bisa lebih meningkatkan kepatuhan pasien.
“Dengan tingkat keberlanjutan pengobatan yang rendah di Indonesia, satu tablet per hari dapat sangat meningkatkan kualitas hidup sekaligus hasil terapi,” lanjut dr. Birry.
Tag: #bagaimana #modifikasi #gaya #hidup #menurunkan #risiko #penyakit #jantung