Program CALM MRI, Edukasi Anak Pasien Kanker Melalui Permainan LEGO
- Mainan bagi anak-anak selama ini identik dengan hiburan, tetapi berbagai studi dan praktik di lapangan menunjukkan fungsinya jauh melampaui itu. Permainan ternyata dapat menjadi alat edukasi, membantu anak memahami konsep sulit, menurunkan kecemasan, hingga meningkatkan kemampuan kognitif dan sosial.
Dalam konteks medis, pendekatan berbasis permainan bahkan terbukti mendukung pemulihan psikologis pasien anak yang harus menjalani prosedur invasif atau menegangkan. Temuan tersebut kini diperkuat oleh penggunaan LEGO MRI Scanner dalam pendampingan pasien anak di Indonesia, yang menunjukkan manfaat nyata dalam mengurangi rasa takut sebelum pemeriksaan MRI.
Program CALM MRI – Fear to Confidence: Learning Through Play with LEGO MRI Scanners mulai menunjukkan dampak signifikan bagi anak-anak pasien kanker dan penyakit berat di berbagai fasilitas kesehatan Indonesia. Program kolaborasi ASEAN Foundation, United Way Worldwide, dan LEGO Group itu menghadirkan metode edukasi bermain untuk membantu anak memahami prosedur MRI dan mengurangi kecemasan mereka saat menjalani pemeriksaan.
Dalam program ini, LEGO Group mendistribusikan 648 set LEGO MRI Scanner, masing-masing 324 set untuk Indonesia dan 324 set untuk Singapura. Di Indonesia, program didukung berbagai mitra, mulai dari FKUI–RSCM dan Departemen Radiologi, Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Keperawatan UNPAD, Fakultas Ilmu Keperawatan UI, hingga pendamping lapangan dari Yayasan Pita Kuning di Jakarta dan Jogjakarta.
Bantu Anak Kurangi Trauma Ruang MRI
Anak-anak pasien kanker, tumor otak, leukemia, hydrocephalus, kelainan bawaan otak, dan berbagai kondisi berat lainnya kerap menjalani MRI berkala setiap beberapa bulan. Prosedur ini sering memicu kecemasan karena suara mesin yang sangat keras, ruang tabung yang sempit, serta durasi pemeriksaan yang panjang.
Melalui LEGO MRI Scanner, anak-anak dikenalkan pada bentuk dan cara kerja mesin secara sederhana. Pendamping dan tenaga kesehatan menggunakan LEGO untuk mensimulasikan proses MRI, mulai dari masuknya ranjang ke dalam tabung hingga suara mesin yang keras.
Sejumlah anak dampingan Pita Kuning di Jakarta dan Yogyakarta dilaporkan jauh lebih tenang setelah mengikuti sesi edukasi ini. Beberapa di antaranya yang sebelumnya sulit menjalani pemeriksaan tanpa tangis atau gerakan berlebih kini bisa mengikuti prosedur dengan lebih kooperatif.
Temuan lapangan ini sejalan dengan data global LEGO Group, yang menyebut 96 persen tenaga kesehatan menilai LEGO MRI membantu menurunkan kecemasan pasien anak dan 46 persen melaporkan kebutuhan sedasi menurun setelah program diperkenalkan serta 95 persen keluarga mengatakan pengalaman rumah sakit menjadi lebih baik.
Data tersebut memperkuat peran metode bermain sebagai alat edukasi medis bagi anak yang menghadapi prosedur diagnostik kompleks.
Tenaga kesehatan di rumah sakit mitra menilai program ini efektif sebagai pendekatan non-medis untuk mempersiapkan anak menghadapi prosedur MRI. Pendamping pasien dari Pita Kuning juga menyebut anak-anak menjadi lebih ingin tahu dan tidak lagi mengasosiasikan MRI dengan ancaman.
“Anak-anak jadi memahami apa yang akan mereka hadapi. Ada yang mulai bertanya soal fungsi mesin, ada yang menirukan suara MRI tanpa rasa takut,” kata salah satu pendamping Pita Kuning melalui keterangannya.
Program ini dinilai strategis mengingat banyak anak pasien penyakit berat harus menjalani MRI berulang dalam jangka panjang.
Melihat respons positif dari pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan, mitra pelaksana mendorong agar program edukasi berbasis permainan seperti LEGO MRI diperluas ke lebih banyak rumah sakit dan rumah singgah di Indonesia.
Hal ini dianggap penting untuk mengurangi trauma anak terhadap prosedur medis intensif serta meningkatkan kualitas layanan pendampingan pasien.
Tag: #program #calm #edukasi #anak #pasien #kanker #melalui #permainan #lego