Sering Ngemil Es Batu? Kenali Pagophagia, Kebiasaan Sepele yang Ternyata Banyak Penyebabnya
Kamu mungkin tanpa sadar sering ngemil es batu, atau melihat orang di sekitar yang punya kebiasaan ini. Entah saat sedang menikmati minuman dingin di kafe, atau bahkan di rumah ketika mengambil es dari kulkas. Kebiasaan mengunyah es batu ini mungkin terlihat sepele dan dianggap hanya sebagai cara untuk menyegarkan diri di cuaca panas. Namun, tahukah kamu bahwa keinginan berlebihan untuk mengonsumsi es batu sebenarnya bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan tertentu yang perlu diwaspadai.
Kebiasaan ngemil es batu yang berlebihan ini memiliki istilah medis tersendiri, yaitu pagophagia. Pagophagia merupakan kondisi di mana seseorang mengalami keinginan yang kuat dan tidak terkendali untuk mengunyah es batu secara terus-menerus. Kondisi ini termasuk dalam gangguan pica, yaitu gangguan makan yang ditandai dengan keinginan mengonsumsi benda atau zat yang tidak memiliki nilai gizi. Seseorang dengan pagophagia bisa menghabiskan setidaknya satu baki es batu setiap harinya, bahkan kebiasaan ini cenderung memburuk saat mereka mengalami stres.
Kebiasaan ini ternyata juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor kesehatan lainnya. Seperti yang dilansir dari Very Well Health, Keinginan untuk mengonsumsi es batu bukan sekadar kebiasaan biasa, melainkan bisa menjadi sinyal dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Para ahli kesehatan telah mengidentifikasi berbagai penyebab di balik kebiasaan ini, mulai dari masalah nutrisi hingga kondisi psikologis tertentu yang perlu mendapat perhatian serius.
1. Dehidrasi
Ngemil es batu memang bisa membantu rehidrasi dan mengatur suhu tubuh, terutama saat cuaca panas. Namun, jika kamu merasa selalu ingin mengunyah es batu, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh kamu kekurangan cairan. Alih-alih terus bergantung pada es batu, sebaiknya pastikan kamu mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap harinya. Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan mengurangi keinginan berlebihan untuk mengonsumsi es.
2. Masalah Nutrisi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keinginan untuk mengonsumsi es batu bisa menjadi tanda bahwa tubuh membutuhkan asupan nutrisi akibat kekurangan zinc atau kalsium. Dimana mineral-mineral ini sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan dan memiliki peran dalam penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ketika tubuh kekurangan mineral ini, otak bisa mengirimkan sinyal yang salah berupa keinginan untuk mengunyah es. Meskipun es tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan, tubuh tetap mencari cara untuk mengatasi defisiensi yang dialami.
3. Anemia Defisiensi Besi
Zat besi berperan penting dalam produksi sel darah merah yang sehat di dalam tubuh. Kekurangan zat besi menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah, kondisi yang dikenal sebagai anemia defisiensi besi. Beberapa orang dengan defisiensi besi mengalami keinginan tiba-tiba untuk mengunyah es yang semakin intensif ketika kadar besi dalam tubuh menurun. Selain keinginan kuat untuk mengonsumsi es, tanda-tanda lain dari anemia defisiensi besi meliputi kelelahan, kelemahan, sakit kepala, dan warna kebiruan pada bagian putih mata.
4. Kehamilan, Menstruasi, dan Menyusui
Defisiensi besi juga bisa terjadi akibat tubuh kehilangan darah. Dilansir dari Very Well Health, peneliti menemukan bahwa keinginan mengonsumsi es batu lebih banyak ditemukan pada seseorang yang sedang hamil, menstruasi, atau menyusui. Karena selama kehamilan dan masa pasca melahirkan, termasuk fase menyusui, maka risiko anemia meningkat karena kebutuhan zat besi yang lebih tinggi.
Selain itu, selama siklus menstruasi, beberapa orang juga mengalami siklus yang berat dan dapat memicu respons anemia. Hal-hal tersebutlah yang kemudian memunculkan keinginan untuk mengonsumsi es batu.
5. Gangguan Pica
Pica merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang mengonsumsi benda-benda yang bukan makanan atau zat yang tidak memiliki nilai nutrisi, termasuk es secara berlebihan. Ketika es menjadi objek yang dikonsumsi, kondisi ini disebut sebagai pagophagia. Pola makan abnormal ini bisa mengakibatkan seseorang mengonsumsi setidaknya satu baki es batu setiap hari, bahkan ketika mengalami stres kondisi ini akan semakin memburuk.
6. Gangguan Emosional
Dilansir dari Very Well Health, studi menunjukkan bahwa keinginan mengonsumsi es batu bisa menjadi tidak terkendali ketika dipicu oleh respons terhadap stres kronis atau ekstrem. Hal ini bisa terjadi sebagai bagian dari kondisi kesehatan mental seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau bisa juga terjadi tanpa adanya riwayat pribadi atau keluarga dengan penyakit mental.
Ketika seseorang mengalami tekanan emosional yang tinggi, tubuh dan pikiran mencari coping mechanism. Di mana bagi sebagian orang, mengunyah es batu menjadi cara untuk meredakan ketegangan tersebut. Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa berkembang menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa meskipun terlihat tidak berbahaya, kebiasaan mengonsumsi es batu secara berlebihan ternyata dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang cukup serius. Hello Sehat menyoroti beberapa dampak buruk yang perlu diwaspadai dari kebiasaan ini, terutama jika dilakukan dalam jangka panjang tanpa penanganan yang tepat.
1. Gigi Berlubang
Mengonsumsi es batu secara berlebihan dapat mengikis lapisan pelindung gigi atau enamel gigi yang berfungsi melindungi struktur gigi. Enamel yang terkikis membuat gigi menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan. Akibatnya, risiko terjadinya gigi berlubang akan semakin meningkat dan dapat menyebabkan masalah gigi yang lebih serius jika tidak segera ditangani.
2. Sakit Rahang
Mengunyah makanan atau benda yang terlalu keras seperti es batu dapat memberikan tekanan berlebihan pada otot rahang. Tekanan yang terus-menerus ini bisa menyebabkan ketegangan otot, nyeri pada area rahang, bahkan gangguan pada sendi temporomandibular (TMJ). Jika kamu terus mengulangi kebiasaan ini, maka dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Gangguan Pencernaan
Es batu yang kita konsumsi mungkin saja tidak selalu higienis atau bersih, terutama jika berasal dari sumber air yang tidak terjamin kebersihannya. Kondisi ini dapat membawa penularan virus serta bakteri pembawa penyakit ke dalam tubuh. Mikroorganisme berbahaya yang masuk bersama es batu dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare, mual, muntah, atau infeksi saluran pencernaan lainnya.
Melihat berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan, ada baiknya bagi kita untuk paham dan tau cara mengatasi kebiasaan ini. Untuk itu, Healthline menyoroti langkah penangan pagophagia, yang mana penanganan ini harus disesuaikan kembali dengan kondisi kesehatan yang memicu munculnya kebiasaan ini.
Dilansir dari Healthline, jika kamu mengalami anemia defisiensi besi, maka dengan mengatasi defisiensi tersebut dapat meredakan gejala pagophagia tanpa memerlukan intervensi lain. Namun, kamu tidak boleh sembarangan mengonsumsi suplemen zat besi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Hal ini penting karena penggunaan suplemen zat besi saat tubuh tidak memerlukannya justru dapat menyebabkan penumpukan zat besi yang berlebihan dalam tubuh dan berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kadar zat besi dalam tubuh dan menentukan dosis suplemen yang tepat jika memang diperlukan.
Selain penangan medis untuk defisiensi nutrisi, terapi kognitif perilaku atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu dalam kasus pagophagia yang disebabkan oleh stres, OCD, atau masalah kesehatan mental lainnya. Terapi ini bekerja dengan mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang memicu kebiasaan mengonsumsi es batu, kemudian menggantinya dengan respons yang lebih sehat. Dengan bantuan terapis profesional, kamu dapat mempelajari teknik-teknik untuk mengelola stres dan kecemasan dengan cara yang tidak merugikan kesehatan.
Dari sini, diharapkan kita semua tidak lagi menganggap remeh kebiasaan ngemil es batu yang berlebihan. Karena ngemil es batu atau pagophagia merupakan sinyal dari tubuh bahwa ada masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian tertentu. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami hal ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dengan begitu, kamu bisa segera terlepas dari kebiasaan tersebut dan kembali ke pola hidup yang lebih sehat. (*)
Tag: #sering #ngemil #batu #kenali #pagophagia #kebiasaan #sepele #yang #ternyata #banyak #penyebabnya