Bedah Tulang Belakang Makin Akurat dengan Teknologi Neuronavigation 
Ilustrasi tulang belakang(FREEPIK)
11:06
12 Desember 2025

Bedah Tulang Belakang Makin Akurat dengan Teknologi Neuronavigation 

Bedah tulang belakang merupakan salah satu prosedur bedah paling rumit dalam dunia kedokteran karena bagian ini adalah pusat sistem saraf dan penopang tubuh. 

Kerumitan dengan margin for error sangat kecil tersebut kini dapat dihadapi dengan lebih baik berkat konvergensi berbagai teknologi canggih. Salah satunya berkat bantuan teknologi spinal neuronavigation.

Dijelaskan oleh dokter spesialis bedah saraf Dr.Wawan Mulyawan SpBS, Subspes, N-TB, SpKP, teknologi spinal neuronavagation bisa diibaratkan sebagai sistem GPS canggih untuk tubuh manusia, yang fungsinya meningkatkan presisi tindakan operasi tulang belakang.

"Untuk dokter yang sudah sering melakukan operasi di tulang belakang tentu tanpa GPS atau tanpa neuronavigasi pun kita bisa lakukan. Namun, tetap ada resiko yang lebih besar dibandingkan tanpa pakai GPS,"  papar dr.Wawan di acara peluncuran teknologi Spinal Neuronaviation di RS Jakarta, Kamis (11/12/2025).

"Apalagi buat dokter yang mungkin baru mulai, misalnya untuk melakukan tindakan operasi skoliosis.  Untuk menjadi expert dokter butuh waktu bertahun-tahun. Dengan bantuan teknologi ini tahapan-tahapan itu bisa dipercepat. Dia tinggal menguasai teknologi neuro navigasi, selain teknik operasi,"  lanjutnya.

Tindakan bedah tulang belakang memiliki tantangan mikroskopis. Sebagai contoh kasus Herniasi Nukleus Pulposus (HNP) dan stenosis spinal (penyempitan saluran saraf). Ini merupakan kasus yang membutuhkan akurasi tingkat tinggi, dimana area operasi sangat sempit dan berdekatan dengan struktur saraf vital.

"Teknologi Neuronavigation bekerja layaknya sistem GPS intraoperatif yang memetakan anatomi pasien secara real-time dalam tiga dimensi (3D). Teknologi ini memungkinkan dokter 'melihat' struktur di balik tulang tanpa harus melakukan pembukaan otot yang lebar,” papar dr.Dimas Rahman Setiawan, SpBS, di acara yang sama.

Seminar dan peluncuran spinal neuronavigasi dengan pembicara dari kiri ke kanan dr.Dimas Rahman Setiawan, SpBS, Dr.Wawan Mulyawan SpBS, Subspes, N-TB, SpKP dan dr.Danu Rolian Sp.BS, di RS Jakarta (11/12/2025).KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Seminar dan peluncuran spinal neuronavigasi dengan pembicara dari kiri ke kanan dr.Dimas Rahman Setiawan, SpBS, Dr.Wawan Mulyawan SpBS, Subspes, N-TB, SpKP dan dr.Danu Rolian Sp.BS, di RS Jakarta (11/12/2025).

Ia menambahkan, dengan bantuan teknologi neuronavigasi, identifikasi batas tulang menjadi lebih jelas. 

"Teknologi ini juga membantu menentukan seberapa banyak tulang lamina yang harus diangkat (laminotomi) untuk membebaskan saraf tanpa mengganggu stabilitas tulang belakang," kata dokter dari Sigma Brain & Spine Center RS Jakarta ini.

Bantuan navigasi ini juga memungkinkan dokter hanya membuat sayatan kecil karena dokter sudah mendapat gambaran jelas letak tulang yang bermasalah.

Beberapa kasus bedah tulang belakang yang sangat terbantu dengan teknologi neuro-navigasi antara lain bedah HNP, saraf terjepit, skoliosis, hingga patah tulang belakang, 

Menurut dr.Danu Rolian, SpBS, pada prosedur Kyphoplasty (menyuntikkan semen tulang khusus pada kasus fraktur tulang belakang), teknologi neuronavigasi dapat meningkatkan akurasi jalur jarum. 

"Memastikan jarum balloon kyphoplasty masuk tepat di tengah badan vertebra secara simetris. Lebih lanjut penempatan balon yang presisi dapat mengembalikan ketinggian tulang belakang yang kolaps secara optimal, mencegah terjadinya kifosis (bungkuk) permanen di kemudian hari," katanya.

Meningkatkan keamanan operasi

Seiring pesatnya perkembangan teknologi medis, akurasi dan keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam tindakan operasi, khususnya pada kasus bedah saraf. 

Direktur PT Jasmetra yang menaungi RS Jakarta, Heru Pramanto MARS mengatakan, keselamatan pasien menjadi alasan mengapa RS Jakarta menghadirkan teknologi canggih ini.

"Diharapkan dengan penggabungan antara sumber daya manusia, yaitu dokter yang ahli dengan teknologi yang mutahir, keselamatan pasiennya menjadi jauh lebih baik, operasinya jauh lebih singkat, dan tentunya sangat membuat nyaman pasien," katanya.

Meski teknologi neuro navigation bisa dipakai untuk tindakan bedah saraf lainnya, namun menurut dr.Wawan sebagian besar kasus bedah saraf yang ditangani di RS Jakarta saat ini adalah kasus bedah tulang belakang.

"Sekitar 80-90 persen kasus bedah saraf di Rumah Sakit Jakarta adalah operasi spain. Jadi, kita memang fokusnya ke sana dulu, supaya pasien-pasien yang melakukan operasi bedah saraf tingkat keselamatannya makin tinggi," tutur dr.Wawan.

Selain teknologi ini, operasi bedah saraf di RS Jakarta juga sudah ditunjang dengan berbagai alat canggih lainnya, seperti intera-operatif monitong, hingga endoskopi BESS.

Teknologi-teknologi tersebut berfungsi sebagai "mata ketiga" dan "tangan yang diperkuat" bagi ahli bedah, yang pada akhirnya bermuara pada operasi yang lebih presisi, pemulihan lebih cepat, dan prosedur yang lebih aman.

Tag:  #bedah #tulang #belakang #makin #akurat #dengan #teknologi #neuronavigation

KOMENTAR