Kenali Penyebab Bau Tak Sedap dari Dalam Hidung: Waspada Sinusitis, Gigi Berlubang, hingga Phantosmia!
Ilustrasi perempuan yang mencium bau tak sedap (Dok. Freepik)
20:12
18 Oktober 2025

Kenali Penyebab Bau Tak Sedap dari Dalam Hidung: Waspada Sinusitis, Gigi Berlubang, hingga Phantosmia!

- Bau aneh atau tidak sedap yang seolah berasal dari dalam hidung bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman. Kondisi ini kerap kali menimbulkan kebingungan karena sumber baunya tampak datang dari dalam tubuh sendiri, bukan dari lingkungan sekitar. Meski jarang berbahaya, bau tidak sedap di dalam hidung dapat mengganggu kualitas hidup dan menandakan adanya masalah pada sinus, saluran hidung, atau bahkan rongga mulut.

Dalam banyak kasus, bau ini bisa disebabkan oleh infeksi, gangguan pencernaan, hingga efek dari kebiasaan sehari-hari. Penting untuk mengenali penyebab pastinya agar bisa mendapatkan perawatan yang sesuai dan mencegah kekambuhan di masa mendatang.

Melansir dari Medical New Today, salah satu penyebab paling umum dari bau tak sedap di hidung adalah sinusitis, yaitu peradangan pada rongga sinus. Kondisi ini dapat menimbulkan hidung tersumbat, lendir berwarna kekuningan, serta bau menyengat yang terasa hingga ke bagian belakang tenggorokan. Ketika sinus tersumbat, bakteri mudah berkembang biak dan menghasilkan gas berbau busuk.

Sinusitis akut biasanya berlangsung selama 3 hingga 8 minggu, sedangkan sinusitis kronis bisa terjadi lebih dari dua bulan. Selain infeksi bakteri, virus, jamur, dan polip hidung juga bisa menjadi pemicu. Pada anak-anak, peradangan adenoid atau adenoiditis juga dapat menimbulkan bau serupa karena lendir dan bakteri menumpuk di area tenggorokan.

Kebersihan Mulut dan Kondisi Gigi yang Buruk

Masalah pada mulut sering kali menjadi penyebab tersembunyi dari bau tak sedap di hidung. Gigi berlubang, radang gusi, atau penumpukan plak bisa menghasilkan gas sulfur yang beraroma seperti telur busuk. Bakteri penyebab bau ini dapat berpindah ke belakang hidung dan menciptakan sensasi bau dari dalam.

Kebersihan mulut yang buruk memperparah kondisi tersebut. Plak yang tidak dibersihkan dapat mengeras menjadi karang gigi (tartar), memicu peradangan dan memperbanyak koloni bakteri. Rutin menyikat gigi, membersihkan lidah, serta menggunakan benang gigi dapat membantu mengurangi penumpukan bakteri penyebab bau. Perawatan gigi yang rutin juga penting untuk mendeteksi masalah sebelum berkembang menjadi infeksi yang lebih serius.

Faktor Makanan, Obat, dan Kebiasaan Sehari-hari

Beberapa jenis makanan dan minuman memiliki aroma kuat yang dapat bertahan lama di rongga mulut maupun hidung. Bawang putih, bawang merah, kopi, makanan pedas, dan alkohol adalah contoh umum yang bisa menimbulkan aroma tak sedap. Selain itu, pola makan tertentu seperti diet ketogenik dapat membuat napas berbau khas karena tubuh memproduksi keton dalam jumlah tinggi.

Kondisi mulut kering atau xerostomia juga berperan besar. Kekurangan air liur membuat bakteri mudah berkembang, sehingga bau menjadi lebih kuat. Mulut kering dapat terjadi karena dehidrasi, kebiasaan bernapas lewat mulut, atau efek samping obat-obatan seperti antihistamin, diuretik, dan pereda nyeri. Merokok memperparah masalah ini karena kandungan kimia dalam tembakau tidak hanya merusak gigi dan gusi, tetapi juga mengganggu kemampuan indera penciuman.

Gangguan Saraf, Pencernaan, dan Kondisi Medis Tertentu

Bau aneh di hidung tidak selalu disebabkan oleh infeksi atau kebersihan mulut. Beberapa orang mengalami phantosmia, yaitu kondisi di mana seseorang mencium aroma yang sebenarnya tidak ada. Bau yang dirasakan bisa menyerupai logam, bahan kimia, sesuatu yang gosong, atau bahkan bau busuk. Phantosmia dapat dipicu oleh flu, cedera kepala, polip hidung, gangguan saraf seperti Parkinson dan Alzheimer, serta efek penuaan.

Selain itu, gangguan pencernaan seperti refluks asam lambung (GERD) juga bisa memunculkan bau tidak sedap yang terasa di mulut dan hidung. Pada kasus yang lebih jarang, bau tertentu bisa menjadi tanda penyakit sistemik, misalnya bau manis pada penderita diabetes, bau amonia pada gangguan ginjal, atau bau apek pada penyakit hati. Karena itu, jika bau menetap dalam waktu lama, pemeriksaan medis sangat dianjurkan.

Cara Mengatasi Bau Tidak Sedap di Dalam Hidung

Penanganan bau tidak sedap bergantung pada penyebabnya. Namun, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu meredakannya. Membilas hidung dengan larutan garam hangat efektif untuk membersihkan lendir, mengurangi bakteri, dan meredakan peradangan pada sinus. Pastikan larutan dibuat dengan air matang dan digunakan dalam keadaan hangat, bukan panas.

Menjaga tubuh tetap terhidrasi juga penting. Air membantu meningkatkan produksi air liur, mencegah mulut kering, dan mengurangi risiko bau mulut. Mengonsumsi permen karet tanpa gula dapat membantu menstimulasi produksi air liur secara alami.

Selain itu, menjaga kebersihan gigi dan mulut secara menyeluruh adalah langkah pencegahan utama. Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, menggunakan benang gigi, membersihkan lidah, serta rutin periksa ke dokter gigi dapat mencegah infeksi dan bau yang tidak diinginkan.

Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat

Beberapa perubahan gaya hidup bisa membantu mencegah bau tidak sedap muncul kembali. Hindari makanan dan minuman penyebab dehidrasi seperti alkohol dan kafein, serta kurangi konsumsi makanan beraroma tajam seperti bawang atau rempah berlebihan. Jika Anda perokok, berhenti merokok akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan mulut dan penciuman.

Menjaga kebersihan hidung, mengelola stres, dan mengobati infeksi sinus sedini mungkin juga dapat mencegah timbulnya bau yang mengganggu. Jika Anda menggunakan obat yang menyebabkan mulut kering, konsultasikan dengan dokter untuk mencari alternatif yang lebih aman bagi keseimbangan mulut.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #kenali #penyebab #sedap #dari #dalam #hidung #waspada #sinusitis #gigi #berlubang #hingga #phantosmia

KOMENTAR