Mengenal Hipertensi Sebagai Silent Killer, Apa Saja Efeknya?
Ilustrasi hipertensi. Tekanan darah tinggi (hipertensi) disebut sebagai silent killer karena tanpa gejala, tetapi memberi efek fatal. Ini terjadi ketika tensi 140/90 mmHg.(Pexels/Thirdman)
06:42
3 Juli 2025

Mengenal Hipertensi Sebagai Silent Killer, Apa Saja Efeknya?

Para pakar kesehatan menyebut tekanan darah tinggi atau hipertensi sebagai silent killer, karena sering kali tidak memiliki gejala yang khas.

Meski tidak bergejala, hipertensi bisa menyebabkan kerusakan berbagai organ vital.

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr Christy Efiyanti, SpPD, FINASIM menyebutkan bahwa hipertensi masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.

“Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa sekitar 1,28 miliar penduduk dunia menderita hipertensi, dan sebagian besar dari mereka bahkan tidak menyadari kondisinya,” ujar Christy seperti yang dikutip Kompas.com dari laman IPB University pada Rabu (2/7/2025).

Apa itu hipertensi?

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSAB Harapan Kita dr. Meutia Gebrina, Sp.PD mengatakan bahwa tekanan darah tinggi atau tensi tinggi merupakan bahasa awam yang merujuk pada hipertensi.

Ia menjelaskan, menurut definisi medis, hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg, pada dua kali pengukuran, dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.

Ia mengatakan, penyebab hipertensi utamanya dari faktor keturunan, gaya hidup tidak sehat, atau kondisi kesehatan tertentu (seperti diabetes dan obesitas).

“Saya tidak ada keluhan apa-apa, dok, tapi kok tekanan darah saya tinggi?” demikianlah respons kebanyakan pasien yang ditemui Meutia.

Ia menjelaskan bahwa hipertensi umumnya memang tidak bergejala.

Namun, tidak bergejala bukan berarti tidak berbahaya.

Bagaimana efek hipertensi dalam tubuh manusia?

Christy menjelaskan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan kerusakan pada lapisan terdalam pembuluh darah.

Kondisi tersebut bisa memicu pembentukan plak, yang mana prosesnya disebut sebagai aterosklerosis.

Plak yang terbentuk tersebut seiring waktu bisa menyumbat pembuluh darah yang mengarah untuk terjadinya penyakit arteri koroner.

Jika plak tersebut pecah, dapat terjadi terjadi serangan jantung yang mendadak dan berisiko tinggi menyebabkan kematian,” terangnya.

Tidak sampai di situ, efek hipertensi yang berlangsung lama bisa menyebabkan pembesaran otot jantung kiri.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan gagal jantung atau gangguan irama jantung yang serius.

Christy juga menyebutkan bahwa efek tekanan darah tinggi terhadap gangguan otot jantung bisa terjadi melalui pembesaran otot dan penyempitan pembuluh darah koroner.

“Jika serangan jantung terjadi pada area tertentu, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada katup jantung yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut,” ujarnya.

Selain gangguan pada jantung, komplikasi hipertensi bisa termasuk stroke, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, dan lain sebagainya.

Bagaimana mencegah hipertensi dan komplikasinya?

Sebagai langkah pencegahan, Christy mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

“Medical check up berkala sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi atau penyakit jantung,” tandasnya.

Ia mengatakan, langkah ini diperlukan agar kita bisa mendeteksi dini sebelum timbul komplikasi.

Meutia mengatakan bahwa pemeriksaan tekanan darah rutin direkomendasikan bagi semua orang berusia lebih dari 18 tahun.

Sementara, bagi yang berusia lebih dari 50 tahun, ia mengatakan pemeriksaan harus lebih sering.

“Pengukuran menggunakan tensimeter, dalam posisi duduk nyaman, kaki menapak di lantai dan tidak menyilang, lengan yang akan diukur diletakkan setinggi dada,” jelasnya.

Selain melakukan pemeriksaan, Christy menyarankan untuk rutin berolahraga, menghindari makanan tinggi kalori dan lemak, serta tidak merokok, sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang bisa mengurangi risiko hipertensi dan komplikasinya.

Tag:  #mengenal #hipertensi #sebagai #silent #killer #saja #efeknya

KOMENTAR