



Jokowi Sakit Kulit Disebut Alami Stevens Johnson Syndrome, Apakah Penyakit Bahaya?
Presiden RI ke-7 Joko Widodo mengalami sakit kulit setelah beberapa hari pulang dari melakukan kunjungan ke Vatikan pada 26 April 2025.
Jokowi sempat absen dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila yang diadakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Juni 2025.
Ketika muncul di ruang publik, wajahnya tampak bengkak dan ruam hingga kulit leher.
Hingga perayaan ulang tahun Jokowi pada Sabtu (21/6/2025), dari tangkapan kamera wartawan tampak kondisi wajah dan lehernya masih belum pulih seperti semula.
Kondisi Jokowi sakit kulit hangat dibincangkan sejak awal bulan ini di media sosial. Ada yang mengaitkannya dengan penyakit langka, yang disebut sebagai Stevens Johnson Syndrome.
Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah telah sejak lama memberikan klarifikasi ihwal Jokowi sakit kulit akibat alergi biasa.
“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” kata Syarif di Solo pada Kamis (5/6/2025).
Syarif juga menampik kabar Jokowi menderita penyakit langka, Stevens Johnson Syndrome.
“Wah, hoaks itu, enggak benar itu,” tandasnya.
Terkait dengan pembahasan hangat soal sakit kulit Jokowi yang dikaitkan dengan Stevens Johnson Syndrome, masyarakat bisa mengenali lebih jauh apakah penyakit ini berbahaya.
Apa itu Stevens Johnson Syndrome?
Stevens Johnson Syndrome merupakan kondisi kulit langka.
Penyakit ini menyebabkan kulit dan selaput lendir (mukosa) pada tubuh muncul ruam, meradang, melepuh, dan mengelupas.
Selaput lendir meliputi mulut, tenggorokan, hidung, mata, dan alat kelamin.
Ruam biasanya hanya terbatas memengaruhi 10 persen area tubuh.
Satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul, penderita bisa merasakan gejala Stevens Johnson Syndrome seperti flu biasa, seperti:
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Kelelahan
- Sakit badan
- Batuk
Penyebab penyakit kulit ini sulit diketahui pasti. Namun, biasanya, pemicunya adalah pengobatan, infeksi, atau keduanya.
Ada lebih dari 100 obat dapat menyebabkan Stevens Johnson Syndrome, meliputi zonisamide (golongan sulfat), ampisilin (antioksidan), karbamazepin (antikejang), dan ibuprofen.
Reaksi ruam terhadap obat biasanya muncul seketika atau hingga 2 minggu setelah berhenti menggunakan obat tersebut.
Sementara, infeksi penyebab penyakit langka ini meliputi pneumonia, virus influenza, dan human immunodeficiency virus (HIV).
Apakah Stevens Johnson Syndrome berbahaya?
Meski langka, penyakit Stevens Johnson Syndrome bisa berakibat fatal.
Menurut Medlineplus, sekitar 10 persen penderita sindrom Stevens-Johnson meninggal karena komplikasi penyakit ini.
Komplikasi Stevens Johnson Syndrome bisa meliputi:
-
Dehidrasi
Area kulit yang mengelupas akan kehilangan cairan.
Luka di mulut dan tenggorokan dapat mempersulit asupan cairan, sehingga mengakibatkan dehidrasi.
-
Infeksi darah (sepsis)
Sepsis terjadi ketika infeksi suatu bakteri masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Infeksi rentan terjadi ketika kulit mulai mengelupas, karena area tubuh terekspos.
Jika sudah terjadi sepsis, penderita Stevens Johnson Syndrome berisiko mengalami syok dan kegagalan organ yang mengancam jiwa.
-
Masalah mata
Ruam akibat Stevens Johnson Syndrome juga dapat menyebabkan mata meradang, mata kering, dan sensitif terhadap cahaya.
Dalam kasus yang parah, Stevens Johnson Syndrome dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan, meski jarang terjadi.
-
Gagal napas akut
Komplikasi Stevens Johnson Syndrome juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami gagal pernapasan akut.
Kondisi ini terjadi karena paru-paru tidak dapat memasukkan cukup oksigen ke dalam darah.
-
Kerusakan kulit permanen
Dalam siklus penyakit langka ini, kulit penderitanya bisa tumbuh kembali, tetapi dengan memunculkan benjolan dan warna yang tidak biasa (dispigmentasi).
Masalah kulit yang berlangsung lama juga dapat membuat rambut rontok, kuku tangan serta kaki tidak tumbuh sebaik sebelumnya.
Stevens Johnson Syndrome termasuk keadaan darurat medis yang memerlukan diagnosis dan perawatan segera untuk mencegah kerusakan jangka panjang.
Oleh karena itu, perawatan di rumah sakit adalah penanganan terbaik yang dibutuhkan oleh penderita Stevens Johnson Syndrome untuk fokus mengobati penyebabnya, luka yang muncul, mengendalikan rasa sakit, serta meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali.
Demikianlah, masyarakat bisa mengetahui bahwa Stevens Johnson Syndrome adalah penyakit langka yang serius.
Jika Jokowi sakit kulit Stevens Johnson Syndrome, ia membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.
Referensi:
“Stevens Johnson Syndrome”. Mayo Clinic. Diakses Juni 2025.
“What Is Stevens-Johnson Syndrome? Symptoms, Rash Images, Causes, and Treatment”. GoodRx. Diakses Juni 2025.
“Stevens-Johnson syndrome/toxic epidermal necrolysis”. Medline Plus. Diakses Juni 2025.
Tag: #jokowi #sakit #kulit #disebut #alami #stevens #johnson #syndrome #apakah #penyakit #bahaya