356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Ilustrasi AIDS. Kemenkes mencatat lebih dari 356 ribu kasus HIV hingga Maret 2025 dan menargetkan nol infeksi baru serta nol diskriminasi pada 2030.(Shutterstock/serhii.suravikin)
18:06
20 Juni 2025

356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa hingga Maret 2025, tercatat sebanyak 356.638 orang dengan HIV (ODHIV) telah ditemukan dari total estimasi 564.000 kasus HIV yang harus diidentifikasi untuk mencapai target nasional penanganan HIV/AIDS tahun ini.

"Ini mulai dari penemuan kasusnya juga kita masih menjadi tantangan dan tidak jarang ada yang menghilang saat di-follow up, menyebabkan ODHIV hidup dan tahu statusnya itu jadi tidak belum ditemukan 95 persen," kata Direktur Penyakit Menular Kemenkes Ina Agustina Isturini, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/6/2025).

Dari jumlah yang ditemukan, sekitar 67 persen atau 239.819 orang sudah menjalani pengobatan, dan 55 persen atau 132.575 orang tercatat virus HIV-nya telah tersupresi.

Ina menjelaskan bahwa orang dengan virus tersupresi artinya tidak lagi menularkan HIV kepada orang lain, meskipun virus masih ada di dalam tubuh.

Target penanganan HIV/AIDS di Indonesia mengacu pada standar global 95-95-95 yang ditetapkan untuk mengakhiri epidemi AIDS dan infeksi menular seksual (IMS) pada 2030.

Target tersebut mencakup 95 persen ODHIV mengetahui statusnya, 95 persen dari mereka menjalani pengobatan antiretroviral (ARV), dan 95 persen dari yang menjalani pengobatan memiliki virus yang tersupresi.

Selain itu, Ina menyebut Indonesia juga menargetkan "Three Zeroes", yaitu nol infeksi baru, nol kematian akibat AIDS, dan nol stigma serta diskriminasi terhadap pasien.

Berdasarkan data Kemenkes, dari total ODHIV yang ditemukan, sebanyak 37 persen berasal dari populasi kunci seperti lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), wanita pekerja sosial (WPS), pengguna narkoba suntik (penasun), serta transgender.

Sementara itu, 36,7 persen berasal dari populasi umum seperti penderita tuberkulosis, IMS, hepatitis, ibu hamil, dan warga binaan.

Sisanya, 10,8 persen adalah populasi khusus seperti calon pengantin, dan 15,3 persen berasal dari populasi rentan seperti pelanggan pekerja seks, pasangan populasi kunci, serta anak dari ibu dengan HIV/AIDS.

Untuk meningkatkan deteksi dan penanganan, pemerintah menggalakkan upaya pencegahan, surveilans, penanganan kasus, dan promosi kesehatan.

Salah satu bentuk pencegahan yang disarankan kepada publik adalah pendekatan ABCDE, yaitu abstinence (tidak melakukan hubungan seksual sebelum waktunya), be faithful (setia pada pasangan), penggunaan kondom untuk mitigasi risiko, no drugs (tidak menggunakan narkoba suntik), dan education (edukasi kesehatan seksual).

Ina juga mengingatkan pentingnya tidak takut memeriksakan diri dan menghindari stigma terhadap ODHIV.

"HIV, IMS itu bukan masalah moral, tapi itu adalah masalah kesehatan. Seperti kita lihat tadi, itu bisa mengenai semua usia kok, dari 0 sampai lansia. Dan dia bisa mengenai seluruh lapisan masyarakat. Artinya, semua itu adalah masalah kesehatan. Jadi, kita tidak, jangan menghakimi siapapun orangnya," ucap Ina.

Untuk mendukung hal ini, Kemenkes juga memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga privasi dan kerahasiaan pasien HIV dan IMS.

Tag:  #ribu #kasus #ditemukan #kemenkes #fokus #capai #target #penanganan #hingga #2030

KOMENTAR