Upaya Berikan Pengobatan Presisi dan Bibit Unggul, Pemerintah Teliti Genom Manusia-Tumbuhan
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, didampingi sejumlah pejabat, mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024). (Miftahul Hayat/Jawa Pos)
16:26
13 September 2024

Upaya Berikan Pengobatan Presisi dan Bibit Unggul, Pemerintah Teliti Genom Manusia-Tumbuhan

– Pemerintah tengah mengembangkan penelitian genetika pada manusia dan tumbuhan. Pada bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan gencar mengumpulkan data-data genom masyarakat. Selain itu, penelitian genom tumbuhan pertanian dan endemik Indonesia juga dikembangkan di Sumatera Utara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tengah dilakukan penulisan genom untuk bibit unggul. Penelitian itu dilakukan di Sumatera Utara dan bekerja sama dengan Tiongkok. ”Risetnya akan berjalan 10 tahun dan ini tahun kedua,” katanya dalam acara Second Anniversary BGSi kemarin (12/9).

Luhut optimistis dua tahun lagi akan menghasilkan bibit unggul. Itu akan membantu pertanian Indonesia dengan cara produksi secara mandiri dan memiliki kualitas yang bagus. ”Pertanian ini kuncinya bibit, pupuk, dan infrastruktur. Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bibit untuk pertanian,” ujarnya.

Luhut pun telah minta Kementerian Dalam Negeri untuk memerintahkan kepala daerah mengumpulkan bibit. Menurut dia, akan ada transformasi di bidang pertanian. Apalagi pemerintah sudah membangun infrastruktur untuk mendukung investor masuk hingga pelosok.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Kemenkes sudah mengambil sampel 9 ribu orang. Dari jumlah itu, 6 ribu sudah dilakukan genome sequencing. Sebanyak 4.500 sampel di antaranya telah dianalisis. ”Targetnya, akhir tahun 10 ribu. Lalu, lima tahun bisa mengambil 100 ribu sampel,” tuturnya.

Pemerintah telah membentuk clinical research center di tingkat nasional. Agar lebih efektif, di setiap rumah sakit akan ada clinical research unit. Ke depan, output-nya adalah pengobatan akan bersifat pribadi atau disesuaikan dengan genetik setiap individu. Nama lainnya adalah pharmacogenomic.

”Tidak semua obat itu cocok untuk orang Indonesia. Bahkan, ada yang spesifik resistansi terhadap obat tertentu,” ujar Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Rizka Andalucia.

Dirjen Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya mengungkapkan, pengobatan secara presisi sesuai dengan kondisi individu akan lebih efektif dan murah. Oleh karena itu, dia mewajibkan fasilitas kesehatan besar di Indonesia mengembangkan pengobatan berdasar phamacogenomic.

”Ada delapan rumah sakit yang kini jadi hub,” tuturnya. Misalnya, RS Persahabatan mengembangkan pengobatan berdasar kebutuhan individu untuk penyakit infeksi. (lyn/c6/dio)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #upaya #berikan #pengobatan #presisi #bibit #unggul #pemerintah #teliti #genom #manusia #tumbuhan

KOMENTAR