BI Rate Tinggi, Perbankan Tak Naikkan Suku Bunga Kredit
Tren suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tinggi tidak lantas ditanggapi perbankan dengan menaikkan suku bunga kredit. Lebih memilih fokus menghimpun dana murah agar likuiditas terjaga. Sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan kredit tahun ini.
”Strategi kami untuk menjaga likuiditas sehingga bisa mencapai target pertumbuhan kredit. Target kredit (Bank Danamon) 10-12 persen,” kata Consumer Funding and Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya.
Menurut dia, belum saatnya untuk menaikkan suku bunga kredit. Sembari memperhatikan kondisi permintaan kredit di pasar. Mengingat, Bank Danamon masih mengincar sektor konsumer untuk mendorong pertumbuhan kredit. Yakni, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Butuh bekerja sama dengan developer, memperbesar pasar rumah secondary dan kolaborasi dengan broker rumah untuk meningkatkan KPR. Sedangkan, KKB ditopang Adira Finance yang mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 14,3 triliun per April.
”Untuk konsumer KPR dan KKB targetnya double digit,” kata Ivan Jaya.
Bank Danamon, lanjut dia, juga fokus untuk menjaga likuiditas. Terdapat tiga langkah untuk bertahan di tengah situasi suku bunga tinggi. Pertama, meningkatkan dana murah atau tabungan melalui berbagai program tahunan, seperti Danamon Hadiah Beruntun.
”Sehingga mendorong costumer untuk sering bertransaksi. Jadi pertumbuhan dana murah dari sisi CASA merupakan salah satu strategi yang kami lakukan,” jelas Ivan.
Kedua, menurut dia, dengan terus melengkapi fitur di mobile banking D-Bank Pro. Dengan begitu, memudahkan transaksi nasabah. Ketiga, menambah jumlah nasabah dari segmen affluent dan emerging affluent, yakni nasabah privilege dan optimal. Dengan menghadirkan berbagai solusi finansial dan investasi.
Ivan menambahkan, hasil stress test yang telah dilakukan, kondisi kinerja Bank Danamon masih terjaga dengan menjaga rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di bawah 3 persen.
Sementara itu, prospek kinerja Bank Mandiri semakin positif di tengah kondisi pasar yang volatil dan ketidakpastian ekonomi serta keuangan global.
Kehati-hatian dalam melakukan ekspansi bisnis membuat bank berlogo pita emas itu menyalurkan kredit konsolidasi Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024. Meningkat 19,1 persen secara year on year (YoY). Pencapaian tersebut melampaui pertumbuhan kredit industri yang secara tahunan tumbuh 12,4 persen.
”Bank Mandiri terus mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk melakukan berbagai inisiatif dan inovasi layanan bagi seluruh nasabah dan stakeholder guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman.
Upaya tersebut berbuah manis, tecermin dari kualitas aset Bank Mandiri melalui NPL gross bank only di level 1,02 persen. Turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu.
Alhasil, lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings baru saja mengafirmasi peringkat internasional jangka panjang dan jangka pendek Bank Mandiri menjadi BBB. Fitch Ratings juga menaikkan peringkat nasional jangka panjang menjadi AAA (idn).
”Mereka melihat profil profitabilitas yang stabil dan sustain, kualitas aset yang terjaga dengan basis DPK yang sehat. Serta struktur modal yang solid juga menjadi faktor yang mendorong meningkatnya peringkat Bank Mandiri ini,” ujar Ali.