Pesantren Fathul Ulum Jombang: Sinergi dengan BI, Wujudkan Kemandirian Pangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang kini menjadi contoh sukses pemberdayaan berbasis pesantren melalui program-program kemandirian ekonomi dan teknologi modern. Dengan dukungan penuh dari Bank Indonesia (BI), pesantren ini berhasil mengembangkan sektor pertanian, peternakan, hingga kewirausahaan berbasis santri.
Didukung BI melalui program Integrated Farming with Technology and Information (Infratani), Pondok Pesantren Fathul Ulum mengelola pertanian hortikultura cabai merah besar di dalam greenhouse canggih seluas 500 m².
Teknologi modern seperti pengaturan suhu otomatis dan sistem irigasi digital memudahkan para santri mengelola pertanian tanpa harus ke ladang terbuka. ‘’Teknologi ini membuat santri lebih tertarik bertani. Bertani kini menjadi aktivitas yang keren,” ujar KH Ahmad Habibul Amin, pengasuh pesantren.
Hasil panen cabai merah besar pesantren tersebut rutin dipasarkan hingga ke Surabaya, dengan produksi mencapai dua ton setiap pekan. Sistem ini tak hanya meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memberikan pendampingan kepada para petani binaan pesantren melalui program Pesantren Produksi Pangan Indonesia (P3I). Program yang dibentuk bersama BI itu menjamin hasil panen petani terserap langsung oleh pasar dengan harga yang menguntungkan.
‘’Ternyata, keluh kesah petani selama ini mampu dijawab pesantren (Fathul Ulum),” ucap Muhammad Asmui, ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sugihwaras.
Selain sektor pertanian, peternakan menjadi lini usaha unggulan pesantren. Ponpes Fathul Ulum Jombang mengelola lebih dari 200 ekor kambing dan domba. Menggunakan sistem integrated farming yang memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk organik untuk pertanian. Usaha peternakan menjadi sektor dengan omzet terbesar, mencapai ratusan juta rupiah dalam setiap periode panen.
Ponpes Fathul Ulum Jombang mengelola lebih dari 200 ekor kambing dan domba.(Foto: Riana Setiawan/Jawa Pos).
Jika kandang terisi penuh, kambing dan domba bisa mencapai 600 ekor. ’’Kalau dibuat rata-rata satu kambing harganya Rp 1 juta saja, omzetnya sudah berapa itu,” ucap Kiai Amin.
Di sisi lain, program santripreneur memperkenalkan santri pada dunia usaha melalui sembilan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Di antaranya adalah konfeksi, bakery, perikanan, dan advertising. Para santri terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, dari produksi hingga pemasaran. Digitalisasi juga diterapkan, seperti penggunaan cash card untuk transaksi di pesantren dan pemasaran produk melalui platform digital.
Santri tidak bekerja gratisan di pesantren tersebut. Mereka dibayar profesional. Keuntungan dari BUMP dibagi tiga. Sebesar 35 persen untuk investor, 30 persen untuk pesantren, dan 35 persen untuk pengelola, termasuk para santri.
’’Faktanya, hanya sekitar 5 persen santri yang jadi kiai atau ustad setelah lulus dari pesantren. Jadi, di sini santri kami bekali agar mereka tetap berdaya secara ekonomi saat kembali ke masyarakat,” ucap Kiai Amin
Ada tiga pilar tujuan utama bagi Ponpes Fathul Ulum Jombang saat membentuk badan usaha milik pesantren (BUMP) pada 2010. Ketiganya adalah pesantrenpreneur, santripreneur, dan sociopreneur. ‘’Pesantren harus bisa membiayai dirinya sendiri. Tidak bergantung kepada figur, apalagi mintaminta ke pihak lain,” terang Kiai Amin.
Dukungan BI untuk Kemandirian Pangan dan Stabilitas Ekonomi
Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Erwin Gunawan Hutapea mengatakan bahwa program pesantren sejalan dengan misi BI menjaga stabilitas inflasi, terutama di sektor pangan. Dengan bantuan modal, penyediaan gudang, hingga pelatihan teknis, BI turut memperkuat peran pesantren dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.
KH Ahmad Habibul Amin menegaskan bahwa program pesantren bukan sekadar mencari keuntungan tetapi juga memberdayakan petani dan masyarakat sekitar. ‘’Kami hadir untuk memutus mata rantai ketergantungan petani kepada tengkulak. Pesantren ingin menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi petani dan masyarakat,” ujarnya.
Dengan sinergi pesantren, santri, masyarakat, dan BI, Pondok Pesantren Fathul Ulum Jombang telah membuktikan bahwa pemberdayaan berbasis pesantren mampu memberikan dampak besar bagi kemandirian pangan dan ekonomi daerah. Pesantren ini kini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk mengembangkan model serupa di berbagai wilayah. (irr/xav)
Tag: #pesantren #fathul #ulum #jombang #sinergi #dengan #wujudkan #kemandirian #pangan #pemberdayaan #masyarakat