Harga Telur Ayam Makin Mahal Jelang Ramadhan, Pedagang Khawatir hingga Pembeli Beli Telur Pecah
Pedagang Pasar Bitingan tampak menimbang telur, Senin (4/3). (SEKARWATI / RADAR KUDUS)
11:45
5 Maret 2024

Harga Telur Ayam Makin Mahal Jelang Ramadhan, Pedagang Khawatir hingga Pembeli Beli Telur Pecah

Kenaikan harga telur ayam jelang bulan Ramadhan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Kenaikan harga ini mencapai Rp 30 ribu per kilogramnya di Pacitan yang sebelumnya hanya Rp 25 ribu.

Mengutip Radar Madiun (Jawa Pos Group), seorang pedagang di Pacitan, Miswandi, menuturkan, kenaikan harga tidak membuat permintaan pasar turun.

Ia mengatakan jika kenaikan disebabkan permintaan yang mengalami peningkatan dan pasokan yang berkurang.

Harga telur ayam ras naik Rp 5 ribu sejak sepekan terakhir,” ucapnya Jumat (1/3).

Ia mengatakan kenaikan harga dari peternak juga alami kenaikan karena adanya kebutuhan untuk hajatan menjelang bulan Ramadhan.

Harga telur yang mahal juga terjadi di Kudus. Berdasarkan pantauan Radar Kudus (Jawa Pos Group), harga telur per Senin (4/3) mencapai Rp 32 ribu per kilogram.

Seorang pedagang telur grosir di Pasar Bitingan, Firoh, mengatakan, kenaikan harga telur disertai dengan harga pakan ternak yang juga mengalami kenaikan.

Selain itu, kenaikan harga juga disebabkan oleh produsen telur di Karanganyar, Demak yang sempat dilanda banjir yang mengakibatkan jumlah produksi yang menurun.

“Untuk harga Rp 32 ribu per kilogram terbilang mahal karena standar sebelumnya harga telur Rp 26-27 ribu per kilogram. Tidak sampai Rp 30 ribu per kilogram,” ucapnya.

Dampak dari kenaikan harga ini mengakibatkan pembeli mencari telur pecah yang dijual dengan harga yang lebih murah seharga seribu rupiah dibandingkan telur utuh senilai Rp 3 ribu.

“Rata – rata yang mencari telur pecah itu pembeli dari kalangan pedagang, seperti penjual telur gulung dan rumah makan,” katanya.

Hal serupa pun juga dialami oleh pedagang lainnya, Irma. Ia mengatakan hampir tidak pernah didatangi pembeli yang hendak membeli telur pecah sebelum harga telur alami kenaikan.

Meskipun tidak memiliki jumlah yang banyak, ia tetap menjual telur pecah kepada pembeli dengan harga Rp 28 ribu per kilogram atau Rp 4 ribu lebih murah dari telur utuh.

Walaupun demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi hasil penjualan. Selain itu, permintaan terus meningkat hingga 50 persen dari biasanya selama bulan Sya'ban atau Ruwah.

Kenaikan harga juga terjadi pasar tradisional di Pulau Kalimantan, Kota Pangkalan Bun, Pasar Indrasari. Menyadur dari Radar Sampit (Jawa Pos Group), kenaikan harga mencapai Rp 64 ribu per 30 butir telur ayam.

Namun, berbeda dengan apa yang terjadi di Pacitan, kenaikan harga telur ayam mengakibatkan sepinya pembeli seperti yang dituturkan seorang pedagang telur ayam, Ahmad.

“Menjelang bulan puasa harga telur terus mengalami kenaikan signifikan dan berimbas pada pembeli yang turun drastis,” ucapnya.

Ia mengatakan meningkatnya permintaan telur di Pulau Jawa mengakibatkan harga telur di wilayahnya meningkat dan berdampak pada pasokan telur dari distributor. Selain itu, peternakan di wilayahnya belum mampu memenuhi permintaan pasar.

Ahmad pun memperkirakan kenaikan harga telur ayam akan terus meningkat hingga awal bulan Ramadhan karena harga telur di Pulau Jawa masih dapat terus melambung.

“Diharapkan ada upaya pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. Setidaknya ada operasi pasar,” harapnya.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #harga #telur #ayam #makin #mahal #jelang #ramadhan #pedagang #khawatir #hingga #pembeli #beli #telur #pecah

KOMENTAR